CHAPTER 10

1.1K 147 14
                                    

*
*


Senin 10.05 suasana Pondok Pesantren Al-Islamic begitu sangat ramai saat ini, berbagai acara di gelar dengan adanya bermacam macam yang di tampilkan, seperti hadroh bersholawat, ceramah, tahfidz, dan berbagai macam lainnya.

Memberadakan 3 seorang tamu utama yang kini tengah berada di dalam ruang tamu ndalem. Sepasang suami-istri dengan satu seorang laki-laki. Ketiganya kini sedang menunggu Kyai Azzam dan juga Nyai Sajidah.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Salam Kyai Azzam dan Nyai Sajidah sembari saling menyalami tangan sesuai mahram nya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab sepasang suami-istri itu sembari tersenyum.

"Afwan sudah menunggu lama" Ucap Kyai Azzam

"La ba'sa Azzam" Jawab Kyai Ahmad

"MasyaAllah Jidah, udah lama kita tidak berjumpa ya, bagaimana kabar nya" Sambung Nyai Ilmi

"Alhamdulillah Mi, kabar saya baik, bagaimana dengan kabarmu" Jawab Nyai Sajidah sembari tersenyum

"Alhamdulillah Dah, baik"

"Alhamdulillah, MasyaAllah ini siapa? Anak mu tah nduk" Tanya Nyai Sajidah ketia ia melihat seorang laki-laki.

Nyai Ilmi mengangguk "Na'am Jidah, anak saya, namanya Muhammad Zhafar Bauyrzhan." Jawab Nyai Ilmi dengan tersenyum

"MasyaAllah Ahmad, nama anak anta bagus sekali" Sambung Kyai Azzam

"Iya bi, namanya indah seperti anak kita" Tambah Nyai Sajidah

"Apakah itu Ghaaziy?" Tanya Kyai Ahmad mencoba mengingat

"Na'am betul sekali" Jawab Kyai Azzam.

Mereka semua terkekeh terkecuali Gus Zhafar, dirinya diam mengamati satu foto yang membuat nya semakin yakin.

"Oh iya Ahmad, sebenarnya ada apa dengan kedatangan kalian kesini, apalagi menyarankan untuk mengikat tali silaturahmi dengan mengadakan acara sampai satu minggu berturut-turut" Tanya Kyai Azzam serius.

"Tapi saya sangat senang, dengan kedatangan tamu yaitu dari pesantren mu wahai Ahmad" Lanjut Kyai Azzam sembari tersenyum.

Kyai Ahmad tersenyum sembari menarik nafasnya "Jadi begini Azzam, kedatangan saya kesini atas permintaan anak saya Zhafar yang baru saja menyelesaikan pendidikan nya di kairo" Ucap Kyai Ahmad.

"selebihnya bisa dipertanyakan kepada anak saya nya langsung" Lanjut Kyai Ahmad.

"Nak Zhafar, bagaimana?" Tanya Kyai Azzam mengalihkan penglihatan ke arah Gus Zhafar.

"Nggih Pak Kyai, ini kemauan Zhafar untuk datang kesini, sebelumnya Zhafar meminta maaf Pak Kyai"

"La ba'sa nak, silahkan, apa yang ingin kamu sampaikan"

"Jadi seperti ini Pak Kyai, dengan datang nya Zhafar kesini, Zhafar berniat baik ingin melamar cucu dari Pak kyai Azzam, anak dari Gus Ghaaziy. Saya ingin menikahi nya."

Manik PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang