10

51.5K 5K 37
                                    

'Harusnya sih gue seneng punya calon suami ganteng tapi kok vibesnya ngeri ya? berasa gimana gitu.' batin Serena sembari menatap wajah Gerald yang berada di sampingnya.

"Apa yang sedang anda fikirkan lady?" Tanya Gerald dengan menatap lembut wajah Serena.

"Ahh, tidak saya hanya berfikir tentang pernikahan saya" ujar Serena dengan sengaja memancing Gerald.

"Pernikahan?" Ujar Gerald dengan nada bertanya.

"Heem, saya akan segera menikah namun saya tunda karena saya merasa harus melakukan beberapa hal." Jawab Serena dengan lesu dan sendu berhasil memancing Gerald.

"Benarkah? Jika saya boleh tau siapa calon suami anda?" Ucapnya dengan raut wajah berpura-pura tidak tahu .

'ya elo ogeb' batin Serena sinis

"Saya juga tidak tau "ucap Serena mulai berakting.

"Mereka menikahkan saya dengan seseorang, yang bahkan saya tidak tau wajahnya bahkan sifatnya bagaimana tidak lucu jika nantinya saya akan menjanda di usia muda karena tidak betah bersama suami saya bukan?" curhatnya sembari menampilkan raut wajah sedih.

"Jika anda mengetahuinya apa yang akan anda lakukan?" Ucap Gerald setengah menggeram rendah merasa kesal karena Serena sama sekali tidak mengetahui apapun tentang dirinya.

"Emm, sepertinya yang pertama aku akan melihat caranya memperlakukan diriku dan orang disekitarnya " ujarnya seraya meletakkan jari telunjuknya di dagu seolah berfikir.

"Mengapa sampai orang disekitar bukankah yang seharusnya anda utamakan adalah diri anda sendiri?" Ucap Gerald bertanya.

"Karena saya tidak ingin memiliki suami yang suka sekali semena mena terhadap orang lain saya tidak suka pria yang suka dengan asal menebas kepala orang lain ketika dia kesal " ucapnya sembari menekankan perkataannya. Namun, didalam hatinya berkata lain. 'Ya, gapapa sih sebenarnya. asal jangan gue aja yang kena.'

Sedangkan Gerald yang mendengarnya seolah tersambar petir tiba tiba dirinya teringat bagaimana sikapnya ketika mendapati sesuatu yang bukan keinginannya.

"Karena kehidupan seseorang itu begitu berharga walaupun dia tidak menjalankan tugasnya dengan baik saya rasa tidak harus sampai melakukan tindakan itu, karena yang bisa menentukan kematian adalah tuhan bukan diri kita ataupun orang lain tetapi yang namanya keadilan harus ditegakkan bukan jadi saya tidak akan berpendapat untuk menyatakan bahwa tindakan itu salah" ujarnya mengambil jeda kemudian melanjutkan perkataannya.

"Namun, kebanyakan ada beberapa yang semena-mena dalam menjalankan tugasnya dan juga ada yang dengan bebasnya menghukum seseorang itu dengan alasan bahwa dia memiliki pangkat yang tinggi padahal orang itu hanya melakukan kesalahan kecil." ucap Serena panjang lebar berusaha membuka pikiran pemuda di sampingnya itu.

"Sebenarnya banyak kesempatan kedua yang bisa dilakukan tetapi tidak semua kesempatan kedua itu akan sama dengan yang pertama karena jika yang pertama tidak berhasil maka gunakan cara yang kedua yang berbeda dan akan sekiranya berhasil. Tetapi, hal seperti itu sepertinya tidak akan berguna sebab hal itu lumrah dizaman ini. " ucapnya dengan lembut, Serena hanya ingin memberikan suatu nasehat secara tidak langsung pada Gerald .

Jujur saat dirinya membaca tentang semua perilaku gerald yang menurutnya 'tidak terpuji dan berperikemanusiaan ' dia sangat amat kesal jika di dunia novel seperti itu maka di dunianya adalah orang orang yang suka menggunakan kekurangan orang lain untuk menjatuhkan.

Serena tidak menyukai seseorang yang sok memiliki kekuasaan sehingga dengan mudah menghancurkan kehidupan orang lain yang tidak memiliki keberanian untuk melawan yang mungkin Serena fahami tidak ingin nantinya mendapatkan sesuatu yang lebih parah dari sebelumnya biasanya orang yang diam ketika ditindas adalah orang yang percaya tuhan ada bersamanya pastinya mereka percaya hukum alam itu pasti ada .

'giliran dibales tuhan ketar ketir ' batinnya dengan mengejek.

Namun karena Serena mengerti bagaimana gerald yang besar tanpa adanya kedua orang tua dan besar di medan perang membuat Serena dengan perlahan akan membuka hati pria dingin itu.

"Setiap orang itu berarti untuk kehidupan orang lain jadi.. tidak boleh mendahului tuhan untuk mengirim mereka kesana hanya karena kesal ketika tidak mendapatkan apa yang kita inginkan." ujarnya sekali lagi diiringi senyuman manis menatap Gerald yang tengah terdiam sedari tadi.

Jangan salah paham ya ges, jadi maksudnya tuh gini. Jangan mengambil keputusan disaat kita sedang marah atau kesal, karena nantinya kita bisa aja ngelampiaskan ke orang lain yang gatau apa-apa. Kan kasian >: maka dari itu, harus berusaha untuk mengontrol emosi terlebih dahulu. Tenangkan fikiran dan hati baru ambil keputusan dengan kepala dingin.

just info; aku baru buat tambahan ini hari ini ya. Soalnya aku baru bisa aktif wattpad lagi hari ini. Mungkin kalo semisal yang baru baca pas buka cerita ini error berarti bersamaan sama aku yang lagi edit-edit ya. terimakasih.

Warning: 699 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning: 699 kata

Revisi: 05/05/2023

(TRANSMIGRASI) Antagonis Novel-(Terbit Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang