12

888 45 8
                                    

"huek."


"huek."



"huek."




Renjun terus memuntahkan isi dari perutnya namun hanya cairan bening yang keluar sejak tadi. Jaemin juga ikut masuk ke dalam sembari memijat lembut leher belakang Renjun.




"sayang kita pulang aja ya." ucap Jaemin khawatir.




"hm."




Renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu Jaemin langsung menggendong Renjun dengan ala bridal. Renjun kaget karena Jaemin menggendong nya.





"Nana turunkan saja aku, aku bisa jalan." ucapnya memanyunkan bibirnya.





"aku gak tega lihat kesayanganku ini jalan apalagi dia tengah mengandung anak ku." ucap Jaemin dengan santainya sedangkan Renjun yang mendengar ucapan itu wajahnya langsung memerah terlebih lagi jantung nya berdebar dengan sangat kencang.





Jaemin tersenyum melihat Renjun yang salah tingkah di dekat nya, dia pun membawa tubuh mungil dalam gendongan itu keluar dari dalam toilet. setiap koridor pada setiap kelas terdengar begitu heboh karena melihat sepasang kekasih menghumbar kemesraan mereka siapa lagi kalau bukan Jaemren.




"waw Renjun beruntung sekali memiliki kekasih yang perhatian sama dia."



"aku juga mau dong punya kekasih seperti Na Jaemin."





"Tuhan tolong ciptakan lelaki seperti Na Jaemin satu lagi untuk ku."





begitulah curhatan dari para orang di kampus itu. Haechan barusan saja keluar dari perpustakaan, dia yang barusan keluar mendengar suara kehebohan dari luar koridor, dia pun penasaran langsung pergi dari perpustakaan itu.





"sebenarnya apa yang terjadi? apa ada yang mau bunuh diri atau ada yang mau buat tawuran." gumam nya yang bertanya-tanya dan dia melebarkan kedua matanya siapa yang buat kehebohan itu.




Haechan melihat Jaemin menggendong Renjun lalu dia menghampiri kedua nya.






"apa yang terjadi Ren? kau sakit?" tanya Haechan khawatir terlebih lagi wajah Renjun pucat.





"dia sakit jadi aku harus membawa Renjun pulang." ucap Jaemin datar.





"sakit apa?" tanya Haechan dengan raut wajah penasaran tapi tidak dengan Renjun menggigit bibir bawahnya dengan rasa gelisah nya. didalam hatinya Haechan tidak boleh tahu jika dia hamil.





"loh kok gak jawab, Ren kamu sakit apa? kalau begitu biar aku dan Jeno saja ya mengantarkan kamu pulang." ucap Haechan.





"biar aku yang mengantarkan Renjun pulang."




"Ren kau yakin? bukannya kamu bilang dia itu."





"aku sudah tahu semuanya jadi kamu gak perlu khawatir Renjun aman bersamaku, aku gak akan tega nyakitin kekasihku sendiri." jelas Jaemin lalu Jaemin dan Renjun pergi tanpa mempedulikan Haechan yang masih memikirkan ucapan Jaemin barusan.


🐰🦊



Sesampainya di apartemen Jaemin mendudukkan Renjun di sofa dekat ruang tamu lalu mengangkat kedua kaki Renjun lalu di letakkan di pahanya.




Bukan Salah Jodoh 🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang