5

449 45 3
                                    

Kami mulai berjalan menuju markas baru kami. Lucy bersama Caspian diatas kuda, Peter dan Susan didepan, aku dan dan Edmund berjalan dibelakang. Edmund berjalan sambil merangkul ku.

" Look, how spoiled he is to Sheeka " ujar Susan kepada Edmund.

" You don't know how to feel. When you're kidnapped by a witch, and you think you're going to die soon. And suddenly a woman came and risked her life to save you " ketus Edmund kepada Susan.

Yang lain tertawa mendengarnya. " Aww.. my little brother " jawabku sambil memeluk nya dari samping.

Beberapa lama perjalanan. Aku berjalan bersama Peter, dia merangkul ku dan aku merangkul pinggang nya.

" I don't remember this way " ujar Lucy sambil melihat jalan yang kami lewati.

" That's the problem with girls, you can't carry a map in your heads " ucap Peter sambil tersenyum.

" That's because our heads have something in them " jawabku sambil mengetuk kepala Peter. Yang lain tertawa karna ku.

Beberapa menit perjalan kami mendengar ada suara banyak orang dari arah sungai. Peter mengaba-abakan kami untuk perlahan. Caspian dan Lucy turun dari kuda dan meninggalkan kudanya di sebuah pohon.

Kami mengendap kesebuah kayu besar yang bertumpuk. Ternyata disana pasukan Telmarine sedang membangun jembatan.

" Me and Sheeka passed this road before " ucap Caspian kepada Peter dan aku.
Saat kami sedang melihat mereka tiba-tiba datanglah seseorang dengan beberapa prajurit dibelakangnya sambil menaiki kuda.

" It's him " ujar Caspian sambil berbisik.

" Who? " tanyaku kepadanya. " My uncle, Lord Miraz " jawabnnya.

" Perhaps this wasn't the best way to come after all " ujar Susan kepada kami.

Peter mengaba-abakan kami untuk kembali ke tempat kuda Caspian tadi.

" Where is our fort located exactly? " tanya Peter kepada ku dan Caspian.

" Remember the location that we marked to build our castle? " tanya ku kepada mereka. Peter dan Edmund mengangguk sedangkan Lucy dan Susan menggeleng.

" Our fort is not far from there " jawabku sambil sedikit tertawa karna Lucy dan Susan lupa tempat itu.

" That's means it's one way to Shuddering woods, right? And the quickest way there is to cross at the river Rush- " ucap Peter lalu ucapan nya terpotong oleh Lucy

" Aslan? " ujar Lucy tiba-tiba dan menarik ku untuk mengikutinya

" Lucy! Don't run " ucapku kepadanya.

Kami sampai disebuah tebing tinggi yang dibawahnya terdapat air mengalir.

" It's Aslan over there! Don't you see him?! He's right ... " ucapan nya berhenti saat kembali menatap tempat dimana dia 'melihat' aslan.

" there... " lanjutnya sedih.

" Do you see him now? " tanya Susan kepada Lucy.

" I'm not crazy, he was there. He wanted us to follow him " Jawabnya ketus.

" Im sure there are any number of lions on this wood " jelas Peter dengan pelan kepada adiknya.

" I know Aslan when i see him " lanjut lucy.

" The last time i didn't believe Lucy, i ended up looking pretty stupid " ujar Edmund.

Aku tersenyum dan menatap Lucy " So where exactly did you see Aslan? " aku memberikan tangan ku kepada Lucy agar dia menunjukan tempat dimana dia melihatnya.

Lucy mengenggam ku dan berjalan bersama ku.

" It was right over... Aaaa " Lucy dan aku terjatuh dari tempat kami berada. Ternyata kami tidak jatuh terlalu tinggi.

" Lucy! Sheeka! " teriak Peter dan yang lainnya

" Here... " lanjut Lucy. " We're fine! " teriakku kepada mereka. Aku membantu Lucy untuk bangun.

Caspian melompat kearah ku dan Lucy.

" You alright? " tanya nya kepada ku. Aku mengangguk dan tersenyum.

Peter POV's

Saat aku hendak melompat ke arah Sheeka dan Lucy, Caspian terlebih dahulu melompat kearah mereka.

" You alright? " tanya Caspian kepada Sheeka. Sheeka tersenyum kepadanya.

Aku hanya terdiam melihatnya dan langsung turun dari tebing itu.

Aku melihat Caspian membantu Sheeka melewati bebatuan untuk menyebrangi sungai ini.

" It's getting dark, we should find a place to rest tonight " ucapku kepada yang lain.
Yang lain setuju kepada ku. Kami menemukan tempat yang nyaman dan membuat api unggun disana. Lucy, Susan, Edmund dan Caspian langsung tertidur.

" So, why have you been so angry lately? " kata Sheeka kepada ku sambil bersandar kepada ku. Aku menatapnya " Susan told me " lanjut nya.

" I don't know, maybe because i can't accept the situation, when we suddenly go back to being a kids " jawabku kepadanya.

" That's it? " tanya Sheeka kepadaku. Aku menghela nafas ku

" And... Because i haven't seen my stubborn sister in a long... time " jawabku sambil menghadapkan wajah Sheeka kearah ku dan menggenggam pipinya.

" So you have accepted me as your sister, huh? " tanya Sheeka jahil.

" If you want me to think of you more than a little sister, that's fine too.." jawabku kepadanya sambil tertawa.

Sheeka mendorong mukaku dengan tangannya dan menyuruhku tertidur.

" Alright, now sleep " ucapnya. Dia membentangkan tangan kiri ku dan dia meletakan pala nya di lengan ku.

" Good night brother " lanjut nya dan tertidur.

Aku hanya bisa menatap dia dan tersenyum.

Narnia: We Are Back | Kings and Queens of Old Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang