1. Nadin Xavienna

504 30 2
                                    

........

Nadin memberikan hormat terbaiknya saat ayahnya sampai di rumah pagi ini. Ayahnya yang seorang perwira angkatan udara adalah idolanya, sedangkan ibunya seorang bussines women, membuat hidup Nadin selalu menjadi sorotan karena dalam hidup dan lingkungannya Nadin selalu menjadi pemeran utama dalam segala hal

"Morning Bapak." Nadin menahan senyumnya saat ayahnya merentangkan tangan tanda minta di peluk tapi bukannya ia yang memeluk, adik kecilnya yang baru berusia tiga belas tahun yang menghambur ke pelukan ayahnya.

"Pak, Gimana tugasnya?" Nararya, adik kecil Nadin bertanya.

"Jendral kita ini pasti bertugas dengan baik." Ibunya Nadin menyahut. Nadin senang bisa hadir di keluarga yang harmonis walaupun orangtuanya selalu sibuk tapi ia paham kalau semua itu demi masa depan ia dan Nararya, adiknya.

"Bapak nanti hadir di wisuda ku 'kan?" Nadin bertanya.

"Tentu saja dong. Sekaligus kita liburan keluarga."

Nararya tersenyum lebar dan memeluk tubuh ayahnya itu. Satu hal yang tidak sempurna di hidup Nadin yaitu Nadin itu jomblo, tidak ada yang berani mendekatinya karena insecure duluan.

**

Nadin yang ceria punya banyak teman, bisa di katakan kumpulan perempuan cantik dengan Nadin yang selalu menjadi spot utamanya. Seperti sekarang, Nadin sedang mengendarai mobil audi R8 miliknya bersama Shasha, sahabatnya menuju sebuah bar untuk sekedar berpesta.

"Gue cantik 'kan?" Nadin bertanya.

"Nad, buta kali mata orang kalau bilang lo jelek. Lo itu sempurna." Shasha menjawab. Nadin mengangguk dan kembali fokus pada jalanan di depannya sampai di tempat yang ia tuju bersama Shasha.

Nadin memarkirkan mobilnya lalu turun bersama Shasha. Ada banyak pasang mata yang menatap ke arahnya. Shasha menggandeng tangan Nadin masuk ke dalam bar itu lalu melambaikan tangannya pada tiga temannya yang lain. Jessica, Laura dan Rara.

Seakan-akan sudah tahu tempatnya di mana, teman-temannya menggeser duduk mereka agar Nadin bisa duduk di tengah. "Minggu depan gue kembali ke London, keluarga gue nyusul minggu depan."

"Tapi lo balik kesini lagi 'kan Nad?" Jessica bertanya.

"Tapi kayaknya bulan depan, soalnya gue dan keluarga gue mau ke Amerika, liburan. Kalian mau ikut?" Nadin menuangkan minuman beralkohol ke gelasnua dan meminumnya.

"Loh, Joshep gimana? Kalian udah lama HTS-an lama loh." Rara bertanya.

"Ya terus gue harus apa? Dia enggak ada kepastian gitu, realistis aja kali. Banyak cowok yang lebih dari dia." Nadin menyilangkan kakinya dan menyandarkan tubuhnya sambil membuka ponselnya.

"Lo nya maju duluan, mau sampai kapan kalian dekat, saling skinship tapi enggak ada ikatan, ih Nadin." Laura berdecak kesal.

"Gue maju duluan? Sorry to say tapi gue enggak akan melakukan hal yang merendahkan harga diri gue." Nadin tertawa pelan lalu mendongak melihat seorang lelaki tampan yang mendatanginya.

"Nadin." Lelaki itu mengulurkan tangannya yang di sambut Nadin dengan senang hati. "Dansa sama gue yuk!"

"Oke Joseph." Nadin membalas.

Joseph menautkan tangannya di tangan Nadin yang lembut lalu mengecup pipi gadis itu. Sejak SMA lelaki itu memang bermain tarik-ulur dengan Nadin, berengseknya Joseph demi menjaga martabat dan harga diri Nadin, lelaki itu memilih meniduri orang lain dari pada Nadin, lebih memilih bermain tarik ulur dari pada memberikan status tidak pasti karena mereka belum siap berkomitmen.

i'm the main carachterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang