3. Jadi anak SMA

172 17 2
                                    

...

Caspian Andromeda, lelaki tampan berusia tujuh belas tahun, pangeran sekolah yang menjadi incaran para perempuan. Pemuda dengan tubuh tinggi, rambut hitam legam dengan mata tajam dan garis rahang tajam karena punya darah eropa. Siapa yang menolak pemuda itu, di tambah kekayaan keluarganya yang tidak akan habis.

Caspian punya banyak hobby  selain berkelahi, balapan, lelaki itu juga menyukai kegiatan yang sangat bertolak belakang dengan penampilannya yang seorang bad boy. Caspian suka melukis. Selama ini Caspian tidak pernah menyukai seorang perempuan karena baginya yang berharap menemukan perempuan baik itu hanya angan belaka. Sejauh ini setiap gadis yang ia temui selalu berakhir mengejarnya dan membuatnya muak.

Caspian mengendarai motor besarnya membelah jalanan ibu kota sepulang sekolah bersama empat temannya, Arga, Dion, Leo dan Zayn. Caspian berencana akan mengajak teman-temannya makan-makan di restoran.

Caspian sampai di sebuah mall dan memarkirkan motornya bersama teman-temannya di parkiran khusus, karena mall ini miliknya.

"Gue kalau jalan di belakang Caspian itu berasa keren banget." Zayn berkata.

"Halah. Mau makan di mana nih Cas?" Leo bertanya.

"Ikut aja!" Caspian berjalan dengan dagu terangkat lalu masuk ke dalam restoran sekaligus kopi shop. Seluruh pasang mata tertuju padanya dan keempat teman-temannya. Caspian mengambil duduk di ujung di dekat kaca besar di ikuti teman-temannya.

"Wah, tuh cewek nyata?" Leo berkata, matanya tertuju pada seorang gadis berambut panjang yang mengenakan tshir dress berwarna hitam setengah paha. Rambut gadis itu tergerai indah.

"Anjir, itu sih bidadari. Mana bibirnya cipok-able lagi." Zayn mengikuti arah tatapan Leo.

"Anak mami, keihatan dari penampilan." Dion terkekeh. "Pasti seru kalau di dekati."

"Sekolah di mana ya?" Arga menambahkan. Caspian tersenyum miring, cantik saja tidak cukup menarik perhatian Caspian karena Caspian sudah banyak bertemu perempuan cantik walaupun wajah imut dan terkesan innocent gadis berambut panjang itu cukup membuat Caspian kaget. Harus Caspian akui kalau gadis itu punya pesona yang unik yang membuat Caspian menatapnya dari jarak tiga meter.

"Gila ya, bisa gitu mukanya. Imut babget itu?" Leo mengagumi.

"Pesan makan! Cewek cantik enggak cuma satu." Caspian berkata.

"Sayangnya dia sama nyokapnya, kalau enggak udah gue ajak kenalan." Zayn berkata.

"Anak mami begitu bikin repot." Caspian tertawa kecil mengejek di ikuti tawa teman-temannya.

Caspian mengangkat sedikit keningnya saat matanya bertemu dengan mata gadis itu, bedanya Caspian yang biasanya dapat tatapan kagum kini malah di tatap kesal.

"Udah ah! Pesan-pesan cepat, gue lapar!" Arga berkata. Tidak lama seorang pelayan datang dan mencatat menu yang di pesan Caspian dan keempat sahabatnya.

"Brak ..." mata Caspian dan teman-temannya tertuju pada seorang pelayan perempuan yang terjatuh membawa nampang makanan karena di kerjai seorang lelaki paruh baya.

"Maaf pak!" Pelayan itu membersihkan pecahan kaca yang berserakan.

"Lain kali hati-hati, kerja enggak becus. Modal tampang. Kamu disini sekalian jual diri ya?" Ucap lelaki hidung belang itu.

"Pulangnya kita ikuti." Caspian berucap dengan pelan.

"Kita hajar, beraninya sama cewek." Arga menatap kesal.

"Kita kerjain." Leo menambahkan.

"Nadin sayang kamu mau pindah aja enggak?" Caspian mendengar samar-samar ibu gadis yang mencuri perhatian teman-temannya itu berbicara.

i'm the main carachterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang