22. Bikin Repot

490 78 16
                                    

Salah satu aktor Hollywood yang mengidap afasia adalah Bruce Willis. Aktor yang pernah memainkan film Tears of the Sun itu pernah mengguncang dunia entertainment karena mendadak pensiun dari peraktingan.

Asmarloka, dengan kurangnya cara dia berkomunikasi, pada akhirnya juga mandeg dari praktek klinik keperwatan yang tengah dijalaninya.

"Taz," sebut Asmaraloka saat jail memanggil keluarga barunya ini.

Keluarga baru yang imut, menggemaskan, dan cukup manja; seekor kucing ras british shorthair jantan warna lilac-white.

"Taz lagi ngantuk, Dek. Jangan jail ganggu," sahut Alzam yang tengah menyetir mobil, melirik sejenak ke arah Taz yang tidur pulas di pangkuan Asmaraloka lewat kaca spion dalam.

Asmaraloka tak acuh, menoeli pipi Taz yang bulat.

"Mau mampir ke petshop nggak, Asmara?" tanya Adam yang duduk di jok depan, samping jok pengemudi.

Ditanya begitu, Asmaraloka mengangguk cepat sembari menoel perut Taz yang masih saja tidur pulas, padahal sudah dijailinya berkali-kali. Kata Arum si pemilik Taz sebelumnya, Taz memang kucing mageran, misalnya begini saat dijaili atau disuruh bangun dari tidur, Taz bebal bangun, tapi kalau masalah makan nomor satu.

Akhir pekan, mereka bertiga menghabiskan waktu dengan berziarah ke makam Menur di Solo. Menginap semalam di rumah joglo yang dulu Asmaraloka dan Adam tempati.

Rumah joglo itu masih apik dan terawat. Adam sengaja membiarkan rumah joglo itu tetap ada, mempekerjakan orang untuk merawat rumah itu karena terlalu banyak kenangan manis yang tertinggal di sana bersama Menur dan Asmaraloka kecil.

Penyebab mereka pindah ke Jogja adalah karena Asmaraloka sering bermimpi buruk, dia mengalami trauma yang cukup dalam hingga bahkan sangat takut dengan suara guntur yang selalu mengingatkannya pada kejadian pedih yang dilaluinya. Dan Asmaraloka kecil, selalu ketakutan kalau sendirian di rumah, apalagi saat berada di ruang titik tragedi, teringat Menur, kerap menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab kematian.

Sebenarnya acara berziarah ke makam Menur selalu Adam dan Asmaraloka agendakan minimal sebulan sekali atau dua kali. Sehabis berziarah singgah ke rumah joglo mereka, lalu silaturahmi juga ke Kakek-Nenek Asmaraloka atau kerabat lain di sana.

Seperti kali ini, mereka bertiga melakukan agenda itu. Berakhir mengadopsi Taz, anak kucing milik Arum, adik kandung Adam yang bontot.

"Lucu," komentar Asmaraloka saat mereka bertiga akhirnya singgah ke petshop untuk membeli kebutuhan Taz, dia mengomentari baju kucing jantan ala bajak laut.

"Suka?" tanyanya pada Taz. Kucing gembul yang diembangnya ini justru meong dan ngedusel ke arah Asmaraloka.

"Kayaknya Taz nggak suka, Dek," ujar Alzam seraya mengelus kepala Taz yang berbulu lembut.

Tawa Asmaraloka pecah. Ikutan mengelus kepala Taz, tapi malah Taz lompat dari embanannya.

"Pengin ... sendiri ...," kata Asmaraloka dengan patah-patah seperti biasa.

Ucapan tadi terkesan ambigu dan membingungkan bagi Alzam yang mendengarnya. Tapi Alzam mengira-ngira, dengan pola tubuh Asmaraloka yang akhirnya mengekori Taz dan membiarkan Taz melihat-lihat apa pun yang ada di petshop tanpa diemban, berasumsi bahwa omongan tadi bermaksud; Taz pengin milih-milih sendiri deh kayaknya, Kangmas.

Seutas senyum singgah di bibir Alzam. Ikut-ikutan mengekori Taz bersama Asmaraloka. Sedangkan Adam justru lebih memilih tidur di dalam mobil karena didera kantuk berat.

Di luar sana, mentari kian terik.

Adam semakin pulas tidur, bahkan memimpikan Menur. Sedangkan Alzam dan Asmaraloka sibuk belanja kebutuhan Taz; memborong makanan kucing beserta wadahnya, pasir kucing, little box, tempat tidur, mainan, baju-baju, kalung kucing, hingga kebutuhan mandi, dan masih banyak lagi.

Asmara-phileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang