01. Bulan Madu di Budapest

4.2K 205 37
                                    

Berbulan madu, katanya adalah salah satu masa-masa paling indah dalam awal pernikahan. Mengunjungi ke suatu tempat yang indah bersama kekasih. Menghabiskan siang hingga malam bersama dengan saling bercengkrama. Satu sama lain bersenandika semanis lapis legit. Hingga egoisnya, dunia serasa hanya milik berdua.

Halah! Tapi begituan cuman berlaku bagi yang suka sama suka! sangkal Asmaraloka, sesosok perempuan yang tak lain baru saja mendapat julukan Si Pengantin Baru di seminggu lalu.

Bibir ranum Asmaraloka manyun menatap lepas Sungai Danube di hadapan. Sebuah sungai yang mengaliri perairan Jerman hingga Rumania. Membelah dataran Eropa dengan bermuara di Laut Hitam.

Angin siang musim gugur berhembus, menakali hijab nude Asmaraloka.

Tepi Sungai Danube yang berada di depan gedung parlemen Hungaria cukup ramai oleh para pengunjung lokal maupun turis layaknya Asmaraloka.

Tebak apa yang membuat tepian sungai ini ramai, terlepas dari sungainya yang amat elok? Ini karena terdapat 60 pasang sepatu besi yang teronggok bisu di sana.

Sepatu besi yang sengaja dibuat oleh pemerintah setempat untuk mengenang mereka yang tewas dalam tragedi kekejaman milisi Arrow Cross di kota Budapest saat Perang Dunia II.

Kali ini bibir Asmaraloka mengurva apik. Mendadak lupa soal berbulan madu ke Budapest-Hungaria dengan lelaki yang boro-boro dicintainya. Sebab mengingat Matteo, sosok lelaki manis peranakan Indonesia-Italia yang amat dicintainya ini membuatnya semringah kembali.

Tanpa memedulikan sosok lelaki yang berdiri di sampingnya yang tak lain adalah suami sahnya itu, Asmaraloka berjongkok untuk memotret sepasang sepatu besi dengan ponsel miliknya.

Ada 3 potret yang Asmaraloka ambil. Dia memilih hasil potretnya yang paling bagus. Segera mengirimkannya pada Matteo.

Kamu pasti tahu apa ini, Matt.

Coba ceritain sejarahnya ke aku. Soalnya aku males cari tahu di internet.

Tanpa disadari Asmaraloka, sosok yang diam berdiri di sampingnya ini, Sang Suami mengintai polahnya. Membaca isi pesan itu dalam senyap. Dadanya bergemuruh kala mengeja nama kontak Whatsapp bertuliskan Sayangku.

"Dek." Suara bariton lelaki ini, Alzam, akhirnya keluar dari mulutnya.

Gendang telinga Asmaraloka menangkap suara bariton itu, tapi dia sengaja bebal, meneruskan mengetik pesan untuk Matteo yang tidak online-online dari tadi.

Matt, aku rindu kamu.

Kamu tahu? Liburan ke Budapest jadi nggak nyenengin karena sama dia.

Sekonyong-konyong, sebelah tangan Alzam terkepal.

"Dek," sebut Alzam lagi, mencoba mengalihkan atensi Asmaraloka. Namun, lagi dan lagi dia paham benar dengan tabiat gadis berhijab nude itu yang kerap apatis padanya, bahkan yang lebih menyakitkan adalah ... istri sahnya ini selalu sengaja membuatnya sakit hati dengan berbagai cara.

Seperti saat ini. Alzam tahu benar kalau Asmaraloka sengaja mengirim pesan demikian pada Matteo agar dia patah hati, merasa tidak dihargai.

Beda lagi kalau sama kamu, pasti aku bakalan bahagia banget.

Alzam menghela napas. Dia sudah tidak tahan melihat ketikan pesan Asmaraloka untuk Matteo. Detik berikutnya dia segera membungkuk, mengambil paksa ponsel Asmaraloka. Tanpa perlu persetujuan, menghapus semua pesan Asmaraloka ke Matteo itu.

"Apaan sih kamu?! Balikin ponsel aku!" Asmaraloka marah, berdiri menatap Alzam nanar. Sebelah tangannya terulur untuk mengambil alih ponselnya, tapi gagal, Alzam menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

Asmara-phileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang