<14>

1.9K 184 12
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
"Keluarga dan teman pun seperti udara
Tangan yang kuulurkan membelah udara"
.
.
.
.
.

kini ada lima orang tengah berada dikamar milik shani dengan desy dan feni yang berada diatas ranjang milik shani
ara dan oniel yang duduk di karpet bawah dengan camilannya dan shani yang duduk dikursi belajarnya

"jadi lo masih ga mau ngomong ke kita nih?" tanya feni yang geram karena dari tadi shani hanya diam

sebenarnya shani diam karena ia tidak tau bagaimana menjelaskannya kepada teman-temannya
"gue gak tau ini perasaan apa karena gak pernah ngerasain sebelumnya tapi kayaknya gue suka sama gracia" shani mencoba mengatakannya walaupun sedikit malu

"apa?gracia?" kaget ara

"iya ara budeg banget dah lo"

"gue kan cuma memastikan niel" ucap ara jengkel karna oniel menarik telinganya

"jadi selama ini orang itu gracia shan?" tanya feni

"sejak kapan lo deket sama ketos kayaknya lo gak pernah ngobrol deh sama dia?" tanya desy

"iya shan padahal gue yang selalu gombalin dia tapi kenapa malah lo yang deket sama dia sih" ucap ara dengan nada sedih yang dibuat-buatnya

"lo mah gombalin doang ra ga ada buktinya mana mau gracia sama lo" ucap oniel walaupun nyata tapi nyakitin omongannya

"tapi...." shani menggantungkan omongannya

"napa?" tanya ke empat temannya kompak sambil menyingitkan alis penasaran dengan ucapan shani selanjutnya

"gu gue gk tau dia suka sama gue apa nggak"

"yaelah kalo masalah itu sih lo sendiri yang harus berusaha buat dia suka sama lo" ucap feni yang memang paling bijak dari pada teman-temannya

"caranya?" tanya shani bingung pasalnya ia tidak pernah memiliki rasa suka sama seseorang ia tidak tau bagaimana cara membuat orang lain menyukainya biasanya orang lainlah yang menyukainya terlebih dahulu

"ya lo harus perhatian sama dia kasih apa yang dia suka kalo mau ngungkapin perasaan lo harus nyusun kalimat-kalimat romantis sama bawa coklat atau bunga tembak ditempat yang bagus" ucap ara memberikan nasehat tentang cinta yang ia miliki

"bunga? seberapa?" tanya shani yangshani bingung adalah ia harus memberikannya setangkai atau dengan hiasan buket

"ya setangkai aja lah emang lo mau nyekar kuburan banyak-banyak" jawab oniel yang merasa kesal dengan temannya ini
memang benar shani tidak pernah jatuh cinta atau memperjuangkan seseorang tapi masa iya dia gak ngerti sama sekali hadehhhh

"emang rencana lo mau ngomong sama gracia kapan?" tanya desy yang sedari tadi hanya menyimak

"gak tau dia masih sibuk ngurus osis terus besok juga udah ujian"

"jangan lama-lama sih kata gue siapa sih yang ga suka sama gracia keburu diambil orang"

"bener tu kata desy apalagi gue yang ngambil duluan" ucap ara dengan pd nya

shani hanya menatap datar ara dengan tatapan tajamnya membuat nyali ara menciut

"canda shan canda" takut ara

••

kini semua murid SMA Pancasila tengah melakukan ujian akhir semester ganjil hari pertama dengan ditemani hujan yang tiba-tiba turun begitu ujian mata pelajaran pertama dimulai

hal itu membuat sebagian murid mengantuk dan malah tidur karena udara dan suara hujan yang mendukung mereka seperti tidak memperdulikan soal ujiannya

tidak semua itu hanya berlaku pada murid-murid dari kelas IPS berbeda dengan kelas para anak IPA yang terlihat fokus untuk mengerjakan soal-soal

begitu juga gracia si ketua osis yang terkenal cerdas itu juga sangat teliti mengerjakan soal-soal ujiannya
gracia tidak se cerdas yang orang lain fikir
ada dua tipe murid cerdas yaitu murid yang jenius yaitu mereka yang memang sudah cerdas dari lahir
dan murid pintar yaitu mereka yang membutuhkan usaha yang keras belajar dengan giat agar menjadi cerdas
dan gracia adalah tipe yang kedua ia banyak menghabiskan waktunya hanya untuk belajar dan itulah yang membuatnya hanya memiliki sedikit teman
gracia pun tidak pernah kepikiran untuk berpacaran ataupun menyukai orang lain menurutnya dulu menyukai orang lain akan menambah beban fikirannya dan membuatnya tidak fokus pada pelajaran

maka dari itu kenapa ia sangat aktif di kegiatan osis sekarang dan mau mengambil peran menjadi ketua osis karena ia ingin menyibukkan dirinya dengan kegiatan diluar rumah
kalo ngga dia akan diam dirumah sendiri dan berakhir dengan belajar lagi dan lagi

"greee stt greeeee" panggil siska berbisik

gracia menoleh ke sumber suara mengangkat alis sebagai tanda bertanya 'kenapa?'

siska menggerakkan jarinya membentuk angka 4

gracia yang mengetahui maksud siska pun memberitahukan jawabannya dengan sedikit mengangkat tangannya menunjukkan angka 1 yang berarti A

*kalo disini gitu 1 itu A  2=B 3=C 4=D dan 5=E

"siska kamu ngapain?" tanya guru pengawas yang memergoki siska

"eh ngga bu ini pinjem penghapus hehe" jawab siska mencari alasan

••

selama satu minggu ini semua murid tengah disibukkan dengan ujian begitu pula dengan gracia yang memang seorang ketua osis kesibukannya bertambah dua kali lipat

selama satu minggu juga gracia tidak pernah bertemu shani lagi mungkin hanya melihat ketika gracia melewati kelas shani untuk ke ruang osis
dan itupun shani seperti tidak pernah mengenalnya

gracia ingin bertanya namun saat ini ia masih sangat sibuk mengurus lomba basket yang semakin dekat ia selalu menghabiskan waktunya untuk menyusun rapat setelah ujian
dan pastinya waktunya lebih banyak ia lakukan bersama evan

hari ini juga ujian telah berakhir semua siswa siswi mungkin sudah sampi dirumah masing-masing sedangkan gracia dengan evan masih berada disekolah tepatnya dilapangan basket indor sekolahnya mereka hanya berdua sebenarnya juga hari ini tidak ada jadwal rapat
namun evan meminta gracia untuk membantunya menyiapkan alat-alat yang diperlukan nantinya

"istirahat dulu gre hahhh"  ucap evan dengan nafas terengah setelah menata area gudang

"bentar nanggung" jawab gracia yang masih fokus menata papan skor

kini mereka berdua berada dipinggir lapangan dengan meminum sebotol air mineral dingin

"gree"

"kenapa?" tanya gracia yang bingung dengan perubahan sifat evan

"gue suka sama lo"
gracia termengun mendengar ucapan evan ia tidak menyangka evan mempunyai perasaan padanya

tinggg...

suara ponsel milik gracia membuyarkan lamunannya ia segera membuka ponselnya berusaha mengalihkan pembicaraan

shani
gue tunggu di parkiran

"emm van udah selesai kan? gue pulang dulu ya udah dijemput" tanya gracia mengambil tasnya bersiap untuk pulang

"gre" panggil evan ketika gracia akan membuka pintu keluar lapangan
yang membuat gracia menoleh dengan segala kekhawatirannya apa yang harus ia jawab

tbc.....

maaf kalo garing hehe


badgirl tapi kok?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang