<15>

2.4K 243 10
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
"Perasaanku
T'lah ditentukan
Ku ingin mengatakan, aku bersedia"

.
.
.
.
.

gracia menghampiri shani yang tengah duduk di pos satpam menunggunya seorang diri

"udah?" tanya shani yang melihat kehadiran gracia

"udah yuk"

tanpa mengucapkan apapun shani menyerahkan helm kepada gracia dan menaiki motornya

gracia mengetahui seperti ada yang berbeda dengan shani saat ini tidak seperti biasanya secuek cueknya seorang shani kalo lagi sama dia shani akan lebih banyak bicara

biasanya shani akan bertanya apa yang habis gracia lakukan dan sebagainya namun kali ini ia hanya diam
sepertinya moodnya lagi jelek pikir gracia

sampai tepat didepan rumah gracia shani masih tetap diam
gracia dibuat penasaran sebenarnya apa yang terjadi dengan shani

"kamu kenapa?" tanya gracia melihat shani ingin langsung pergi setelah meletakkan helm yang barusan dipakai gracia di jok belakang

"gpp" jawab shani singkat

"ngga tunggu dulu" gracia menghadang motor shani dari depan agar shani tidak bisa pergi

"cepet ngomong shani kenapa kamu gitu, aku ada salah sama kamu?"

"ngga ada, gitu gimana?aku gpp juga" jawab shani namun tidak berani menatap gracia

"turun ga" paksa gracia

"aku masih ada urusan gee besok-besok deh aku mampir" jawab shani mencari alasan

"ngga pokoknya turun bentar" gracia tetap memaksa shani untuk turun

shani akhirnya menuruti gracia untuk turun dari motornya dan melepaskan helmnya

gracia menarik shani ke arah bangku yang ada ditaman samping rumah gracia

shani masih diam ia hanya memandang kedepan tidak mau menatap gracia yang sepertinya kesal karena ia mendiamkannya
shani mengambil sesuatu didalam tasnya

"nih buat kamu" shani memberikan gracia satu buah kotak yang berisikan coklat

"buat aku?"

"iya lah dasar aneh"

"ya aa tapi dalam rangka apa nih kamu tiba-tiba ngasih aku coklat?" tanya gracia yang bingung sepertinya tadi shani sedang marah lalu mengapa tiba-tiba ia memberi coklat padanya

"nih sama ini juga buat kamu" shani memberika satu tangkai bunga mawar pada gracia

"hah ini kamu lagi kenapa sih aneh banget" gracia semakin dibuat bingung dengan sikap shani

"ya gpp cuman pengen ngasih aja"

"ga mungkin pasti ada alesannya cepet bilang shaniii aku tau kamu bohong"

gracia selalu tau shani mereka terhitung tidak terlalu lama saling dekat namun gracia selalu tau apa yang shani maksud, gracia juga tau jika shani sedang memendam sesuatu gracia selalu memaksa shani untuk bercerita

"kata ara kalo kita mau ngungkapin perasaan kita sama orang yang kita suka harus ngasih coklat sama bunga biar romantis katanya juga harus buat kalimat-kalimat romantis tapi aku gak bisa jadi aku cuman bisa ngasih itu,itupun juga aku terlambat" ucap shani panjang lebar pastinya ia tidak berani menatap gracia ia sangat malu sekarang

gracia terkejut dengan apa yang barusan shani katakan dan gracia ingat apa yang dimaksud shani dengan kata 'terlambat' tadi

"ohhh jadi kamu tadi bete karena cemburu liat aku sama evan ya?iya kan? cieee  ternyata seorang shani indira yang dingin abiszz bisa cemburu cieee" gracia terus menggoda shani

"b aja" jawab shani dengan tetap mempertahankan ekspresi coolnya itu

"dasar denial"

gracia menceritakan kejadian sebenarnya yang hanya shani lihat sebagian tadi

flashback

"gre gue tau lo udah suka sama orang lain dan mungkin orang itu shani,gue cuman mau ngungkapin perasaan gue aja,dan gue harap kita masih bakalan jadi temen,dan juga semoga lo masih mau bantu tim basket buat acara lombanya" ucap evan yang memang menyadari hanya dirinya lah yang suka dengan gracia sedangkan gracia menganggapnya tidak lebih dari sekedar teman

"emm maaf van kalo gue ga bisa bales perasaan lo dan pasti kita bakalan tetep jadi teman kok, jadi kita harus semangat buat acaranya lo juga jangan lupa menangin sekolah kita" jawab gracia dengan senyumnya syukurlah evan bisa mengertinya

gracia berpamitan untuk pulang terlebih dahulu karena shani sudah menunggunya

sejak gracia bersama shani tidak ada orang lain yang bisa membuatnya nyaman seperti ketika bersama shani mungkin gracia telah jatuh cinta pada shani

flashback end

"kamu sih ngupingnya pas evan ngomong gitu ga sampe habis"

"siapa juga yang mau nguping orang aku cuman mau manggil kamu kok"
shani masih enggan untuk mengakuinya

"jadi??"

"jadi apa?" tanya shani balik

"ihh kamu pura-pura ga peka apa emang ga peka sih" kesal gracia

"emang apa kamu kalo ngomong yang jelas dong"

"huhh kamu ga mau ngomong apa gitu masa cuman ngasih ini doang ga bilang apa-apa?"

"ngomong apa emang?"

"ihhh nyebelin banget sih"

shani merasa gemas dengan gracia yang cemberut merasa kesal ia hanya ingin membuat gracia kesal dulu

"aku ga mau ngomong apa-apa lagian lagian kamu pasti juga mau jadi pacar ku" ucap shani dengan percaya dirinya

"dihh siapa juga yang mau PD banget" ucap gracia yang masih kesal

"beneran ga mau? yaudah kalo ga mau yang mau masih banyak kok" ucap shani dengan tengilnya

"ihhh ga gitu juga nyebelin banget sih, udah nyebelin ga romantis lagi"

"yaudah mau apa ngga jadinya ini?"

gracia tidak menjawab ia langsung menubrukkan dirinya memeluk shani
shani yang kaget menerima pelukan tiba-tiba dari gracia sedikit terdiam dan kemudian membalasnya
di sela-sela pelukan mereka gracia menganggukan kepalanya yang berarti ia mau
shani tersenyum mencium pucuk kepala gracia ia tidak menyangka ada seseorang yang membuatnya gila seperti ini

shani berharap semoga ia bisa selalu menjaga gracia dan ia juga berharap ia maupun gracia tidak saling meninggalkan
apapun masalah yang akan mereka berdua hadapi kedepannya shani tidak akan membiarkan gracia pergi dari hidupnya
ia tidak ingin lagi kehilangan orang yang sangat ia cintai untuk kedua kalinya

"katanya kamu ada urusan tadi emang mau ngapain?" tanya gracia yang tiba-tiba teringat ucapan shani tadi sambil melepaskan pelukan yang sebenarnya shani masih menginginkannya lebih lama

"mau main sama temen-temen"

"kemana?"

"ke mall mungkin"

"ikut"

"bener mau ikut?"

"iya boleh ngga?"

"ya udah iya mandi dulu sana kamu bau keringet banget" ucap shani sambil menutup hidungnya

"yeeee sama aja malah lebih bau an kamu ya" gracia pergi meninggalkan shani dengan kesal sedangkan shani ia hanya memandang kepergian gracia dengan menahan tawanya
shani sangat suka ekspresi gracia ketika kesal

tbc...

maaf baru update lagi persiapan ukk

terimakasih sudah membaca

badgirl tapi kok?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang