chapter tiga belas - HBL

1.7K 160 4
                                    

Hai.. makasih udah mau baca, ini udah menuju ke end nih. Maaf ya pendek dulu, maaf banget. Jangan lupa vote ya. Happy Reading!

-----------------------------------------------------------

Sudah seminggu berlalu, Christian menjalin hubungan dengan Chika dengan sangat baik.

Dikediaman keluarga Anggasta.

"Christian, Ayah mau bicara." Ucap Gracio sambil menatap anak bungsunya yang sedang menonton televisi.

"Mau ngomongin apa?" Tanya Christian yang masih fokus dengan acara televisi yang ia tonton.

"Ayah udah nemuin orang yang mau donor ginjal buat kamu."

"HAH! Serius?"

"Iya, bertahan ya sebentar lagi." Ucap Gracio yang langsung memeluk Christian.

"Kapan aku bisa operasi?"

"Secepatnya."

**

Seminggu kemudian. Hari Christian melakukan operasi transplantasi ginjal yang ditemani Shani dan Gracio. Chika dan Rizee tidak bisa menemani karena mereka harus sekolah.

"Deg-degan gak?" Tanya Shani.

"Lumayan."

"Sembuh ya, anak Bunda sama Ayah anak kuat."

"Doain biar operasi adek lancar."

"Amin." Ucap Shani dan Gracio.

"Christian Mahavir Anggasta." Panggil suster yang baru saja masuk ke ruangan Christian.

"Sudah siap?"

"Iya."

Berjam-jam sudah dihabiskan Christian untuk operasi. Gracio dan Shani yang menunggu diluar ruangan operasi sangat takut. Dokter Ellon atau dokter yang mengoperasikan Christian keluar dari ruang operasi.

"Bagaimana dengan Christian?" Tanya Gracio sambil menatap mata dokter Ellon.

"Operasinya lancar." Jawab dokter Ellon.

"Syukurlah." Ujar Gracio dan Shani dengan menghembuskan nafas lega.

"Tapi."

"Christian koma." Sambung dokter Ellon.

**

Prangg..

Suara pecahan vas bunga meja guru yang tak sengaja Chika senggol.

"CHIKA! KAMU APA-APAAN SIH!" Ucap guru ips dengan nada tinggi.

"Maaf bu, saya bersihkan lagi." Ujar Chika dan langsung mengambil sapu.

"Gue bantu." Bilang Eli sambil menyapu.

"Makasih Li."

"Permisi Bu." Ucap seorang laki-laki yang memasuki kelas Chika, ya itu Rizee.

"Chika, lo ikut gue." Bilang Rizee.

"Mau kemana Zee?" Tanya Chika.

"Ikut aja, ambil tas lo, lo udah gue izinin ke guru."

"Ini belum selesai gue bersihin Zee."

"Udah, Eli bisa bersihin, sekarang lo ikut gue." Ucap Rizee sambil mengiri Chika ke arah mobilnya.

Di Mobil.

"Kita mau kemana sih?" Bingung Chika.

"Rumah sakit." Jawab Rizee dengan raut muka khawatir.

"Zee, bilang ada apa sih?."

"Diem dulu bisa gak."

Chika terdiam, ia bingung ada apa sebenarnya. Tak lama mereka sampai di rumah sakit.

"Cepet turun, ikut gue." Ujar Rizee.

Hampir dekat dengan ruangan yang tidak mengenakan bagi Rizee. Saat sudah sampai.

"Sebenernya ada apa Zee?" Tanya Chika dengan takut.

"Liat itu." Jawab Rizee.

Yang membuat Chika dari menoleh ke arah Rizee menjadi menoleh ke arah kanannya. Yang ruangannya ditutupi kaca bening. Disitu terdapat Christian sedang terbaring lemah dengan banyak alat medis yang melekat di badannya.

"T-tian."

Chika yang melihat itu lemas. Dia mendekat ke arah ruangan itu. Melihat kekasihnya sangat pucat.

"Chr-christian k-koma Chik." Ujar Rizee sambil meneteskan air mata.

"K-kamu udah j-janji buat se-sembuh, kenapa harus k-koma." Bilang Chika dengan suara bergetar yang diiringi air yang mulai keluar dari matanya.

"Ini belum waktunya, yakin dulu ya kalau Christian bakalan sembuh."

"Kamu bohong terus Christian, tapi aku sayang."






































































































































See you bab selanjutnya

Hate Be Love [CH²]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang