Episode 8.

20 12 0
                                    

"Hari ini biarkan ia lagi lagi menerima rasa sakit itu"

"Angelnya ada?" tanya Gevin di ambang pintu kelas 11IPA2,

"Ada kak, masuk aja," ujar murid perempuan berambut sebahu,

Gevin berjalan menuju meja sepupu perempuannya itu.

"Woy nenek lampir," ujar Gevin dengan tak sopan, sembari mendudukkan bokongnya di atas meja Angel.

"Apa sih Bang, ngintilin gue mulu," beo Angel yang merasa risih dengan kehadiran Gevin.

"Yeh harusnya lo bersyukur bisa di jemput sama cowo ganteng kaya gue, udah gue jemput bukannya makasih kek," jika Angel bukan sepupunya mungkin sudah Gevin jambak rambutnya sampai botak,

"Udah yuk Ci kita ke perpus aja ambil surat izin orang tua dari pada ngurusin orang yang ga jelas," ajak Angel pada Suci, Gevin benar - benar tidak dianggap ada disana.

" Astaga Ngel, beneran gue jambak juga ya rambut lo," geram Gevin,

Dan masih tidak Angel gubris perkataan Gevin, begitupun dengan Suci yang pura - pura tak mengetahui keberadaan Gevin.

"Ini orang pada kenapa sih sebenarnya?" tanya Gevin pada dirinya sendiri sembari mengusap wajah nya gusar.

"Ngel, emang gapapa kalo lo nyuekin bang Gevin kaya tadi?" tanya Suci disela langkahnya dengan Angel.

"Udah sih biarin aja, lagian juga biar gue puas," jawab Angel sembari tertawa puas membayangkan wajah bingung Abang sepupunya itu.

"Jahanam banget lo titisan mimi peri," ujar Suci sembari mengusap - usap dadanya.

"Eh sembarangan, lo kali tu titisan mimi peri," ucap Angel tak terima.

"Eh Ci, lo aja deh yang minta suratnya ke Bu Siska," titah Angel saat mereka telah di ambang pintu perpustakaan.

"Emang kenapa sih Ngel? tanya Suci, heran mengapa harus dia yang mengambilnya?

"Udah deh pokoknya lo masuk terus minta suratnya sekaligus sama gue juga mintain," Angel mendorong pelan bahu Suci.

"Hih sabar dong Ngel," omel Suci

Suci memasuki ruangan perpustakaan dengan sedikit hati - hati, takut takut Angel menjebaknya disini.

"Permisi Bu, saya mau ambil surat izin orang tua Bu," ucap Suci dengan sopan dan hati - hati.

"Boleh," kata Bu Siska dengan wajah juteknya sembari memberikan selembar kertas yang rupanya surat izin orang tua.

"Emm, saya mau ambil dua sekalian Bu buat temen sapa," protes Suci saat mendapatkan kertas yang hanya satu lembar,

"Untuk siapa?"

"Angel Bu," jawab Suci apa adanya.

"Angel? Suruh dia kemari langsung, kenapa harus lewat kamu?" Benar dugaan Suci, ada sesuatu dengan Angel.

"Baik Bu, saya panggilkan Angel," Ah gara - gara Angel, Suci pun ikut terkena amukan Bu Siska.Dan Suci baru mengetahui jika Bu Siska termasuk macan di sekolah itu.

Sembari menyumpah serapah Angel, Suci berjalan menuju pintu perpustakaan untuk menemui si kutu kupret itu,

" Tuh, lo di suruh minta sendiri sama Bu Siska.

"Ish lo mah, Gue kira lo bisa bujukin Bu Siska," gerutu Angel.

"Angel!!"gertak Bu Siska dengan nada khasnya yang menyeramkan.

Kini Suci dan Angel berada di ambang pintu perpustakaan, Sedangkan Bu Siska berada di mejanya yang terletak didalam perpustakaan yang jaraknya cukup jauh. Tapi anehnya Bu Siska bisa saja mendengar perselisihan antara Suci dan Angel.

Holy life (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang