~Suci Rahmadani~
15 tahun bukan waktu yang mudah untuk seorang gadis bernama SUCI RAHMADANI bertahan hidup dengan siksaan dan Caci makian dari keluarganya
"Mah cici juga kepengin disayang "
~Suci Rahmadani~
"Mah cici kapan...
"Semesta, tolong peluk aku. Berikan aku sebuah pelukan untuk jiwa yang rapuh ini."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bang, terus gimana ini nasib gue?"desak Angel,
"Gimana apanya sih Ngel?" Gevin kesal, sejak tadi Angel terus merengek menanyakan bagaiamana dia jadinya, bagaimana nasibnya, padahal Gevin sendiri saja tidak tahu Angel sedang membicarakan apa.
"Novel yang gue pinjem di sekolah hilanggg" ujar Angel histeris.
"Novel? Novel apa?" Rasanya Gevin familiar dengan kata novel,
"Ya novel, masa lo gak tau sih,"
"Emang lo simpen dimana?"
"Yang gue inget, waktu itu gue simpan dimeja belajar. Terus tiba - tiba udah gak ada aja bukunya," ujar Angel,
"Novel yang cover-nya hitam bukan?" Ucap Gevin sembari berusaha mengingat.
"Kok lo tau?" Angel mengerutkan keningnya.
"Oh, bener yang itu?udah gue jadiin percobaan buat bikin bubur kertas," ucap Gevin dengan santainya.
"WHAT THE-?" pekik Angel,
"Bang lo kok tega banget sih sama gue, mana itu buku harus dikembaliin besok," cerca Angel,
"Jadi waktu itu gue niatnya mau usilin lo, gue masukin novel itu kedalam tas, eh kelupaan ya akhirnya gue bawa balik," jelas Gevin dengan memasang wajah yang ingin sekali Angel tampar.
"Kenapa lo gak bilang sih bang?!"tanya Angel dengan tak santai,
"Iya emang tapi masalahnya Bu Siska bilang besok udah harus dibalikin, kalo besok gak ada bisa mati gue kena hukuman dia yang kejam," rancau Angel,
"Trus gimana coba?" Astaga.. orang yang di hadapan Angel ini ingin sekali dia buang ke rawa - rawa.
"Kan lo yang ngerusakin. jadi lo harus tanggung jawab, masa harus gue juga yang tanggung jawab," ujar Angel emosinya yang sudah sampai di puncak ubun ubun.
"Yaudah beli aja,"
"Lo yang beli ya!" tembal Angel cepat.
"Ngel, baru aja kemarin gue ulang tahun, ayolah kasih gue ketenangan," menyebalkan, ucapan Gevin tidak sama sekali seperti apa yang terjadi.
"Lagian suruh siapa lo usil banget. Lo mau liat gue mati cuman karena hukuman dari Bu Siska?!,"
"Halah lebay," cibir Gevin yang dihadiahi cubitan di pinggangnya.
Gevin meringis. "Oke - oke gue Suruh Raka anter lo ke toko buku," Gevin pun mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja.
"Cepett."
"Sabar dong,"
"Ka, gue bisa minta tolong anterin nenek lampir ke toko buku gak?" ujar Gevin pada Raka lewat sambungan telepon.