"Hidup untuk dimatikan secara perlahan, terlebih lagi itu dilakukan oleh orang - orang terdekat."
Hari ini adalah hari weekend.
Pagi ini Suci berniat pergi ke supermarket untuk berbelanja bahan makanan. Felysia sedang pergi arisan bersama teman temanya, jadi Suci lah yang harus mengurus rumah.Sebenarnya ada pembantu si tapi pembantunya sedang pulang kampung, mau tidak mau Suci yang akan menggantikan pekerjaan pembantunya.
Saat ini gadis yang tengah memakai drees warna hitam itu tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin.
Suci kembali merapikan tatanan rambutnya, lalu mengambil tas salempang yang berada di atas meja rias nya, dia memasukkan ponsel dan juga dompetnya ke dalam tas tersebut.
Suci menutup pintu kamarnya dan melangkahkan kakinya keruang tamu, terlihat di ruang tamu ada Abangnya yang sedang asik menonton tv sampai tidak menyadari keberadaannya.
"Bang, gue ke supermarket dulu ya, mau beli bahan makanan," ucap Suci
"Hmm," Alfiyan hanya berdehem tanpa mengalihkan pandangannya dari tv.
Setelah mendengar jawaban Alfiyan, tidak perlu menunggu waktu lebih lama lagi Suci langsung keluar rumah dan menaiki ojek online yang sudah di pesannya.
Suci memang lebih memilih menggunakan ojek online, karena dia sedang malas menyetir montor atau mobil.
~~~
Ketika tiba di supermarket Suci langsung memilih apa saja yang akan dia beli. Mulai dari sayuran, daging, buah, bumbu dapur dan beberapa snack favorinya dan tak lupa ice cream vanilla kesukaannya.
Cuku lama Suci memilih - milih bahan makanan yang cocok untuknya. Hampir memakan waktu empat puluh menit lebih.
Setelah yakin semua belanjaannya sudah masuk ke troli. Suci segera mendekati meja kasir dan membayarnya.
Suci keluar dari supermarket dengan dua kantong plastik di tangannya. Gadis itu berhenti tepat di depan supermarket untuk menyetop taksi dan mengantarnya pulang. Tapi tatapannya tidak sengaja melihat sosok Galaksi sahabatnya.
"Suci?" tanya Galaksi kaget. "Lo sendiri?" tanyanya lagi. Tadi Galaksi akan langsung pulang setelah membeli sesuatu di dalam, tapi ketika melihat Suci juga berada disini dia mengurungkan niatnya.
"Ah..iya gue sendiri kak," balas Suci sambil tersenyum. Suci memang selalu seperti itu. Gadis periang dan murah senyum kepada siapapun itu, dia pasti tersenyum.
Beberapa detik Galaksi terpaku melihat senyuman Suci. Senyum yang selalu berhasil membuat jantungnya berdebar lebih cepat. Senyum yang seolah candu bagi Galaski. Ah, betapa beruntungnya Cowo yang memiliki Suci.
"Kak? kok diem?"
"Eh....iya - iya. Yaudah gue anterin aja, ya?" Jawab Galaksi salah tingkah sembari menggaruk tengkuknya.
Suci tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya. "Gak usah, kak, gue bisa sendiri kok, kan udah sering sendirian,"
"Gapapa, lo gak usah sungkan sama gue, gue cuman mau bantu sahabat gue aja kok, jadi lo santai aja dan jangan merasa gak enak," ucap Galaksi sambil mendorong pelan tubuh Suci agar cepat memasuki mobilnya. Cowo itu juga masuk ke dalam mobil dan langsung meninggalkan supermarket.
~~~
Keadaan di dalam mobil cukup hening.
Tidak ada yang memulai pembicaraan. Sedangkan Galaksi sendiri berusaha menutupi salah tingkahnya supaya Suci tidak curiga padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holy life (REVISI)
Não Ficção~Suci RahmaDani~ 15 tahun bukan waktu yang mudah untuk seorang gadis bernama SUCI RAHMADANI bertahan hidup dengan siksaan dan Caci makian dari keluarganya "ma cici juga kepengin disayang ma" ~Suci RahmaDani~ "ma cici kapan...