"aniki mau anterin aku belanja nggak?" tanya Naiko.
"Hayu aja" jawab Yusuke yang langsung bangkit dari posisi rebahannya lalu mengikuti Naiko dari belakang menuju pasar.
Di pasar ramai sekali oleh penjual maupun pembeli, Yusuke makin mendekati Naiko takut tersesat katanya kan malu, kalau Hotoke atau Sho mah biarin palingan dianggep 'ah biasa bocil mah kan selalu begitu' .
"Mang, ikan-ikannya masih segar-segar ya" ujar Naiko.
"Iya dong!! Kan baru saja didatangkan dari laut" ujar mang penjual ikan.
"satu kilo nya berapa?" tanya Naiko.
"250 yen aja" ujar mang penjual.
"Kalau 150 yen bisa?" ujar Naiko yang membuat Yusuke disana syok.
"Ya... Harga awalnya udah murah perasaan" ujar mang penjual ikan.
"Yaudah 100 yen aja" ujar Naiko yang makin membuat Yusuke makin syok disana.
"Ya--ya--ya.."
"Yaudah cari aja yang lain, ayo aniki" ujar Naiko yang meninggal kan stan penjual ikan, Yusuke hanya mengikuti Naiko dengan wajah biasa saja namun tidak baik-baik saja didalam.
"Eh Iya! Iya! Bisa kok 100 yen 2 kilo!" ujar mang penjual ikan.
Naiko pun tersenyum senang, lalu kembali lagi ke stan tersebut.
"Boleh deh bungkus!" ujar Naiko.
"Siap!" ujar mang penjual ikan.
Yusuke hanya bisa terdiam mengikuti Naiko, walau wajahnya kelihatan biasa namun didalam nya dia sangat tertekan dan juga malu.
Di stan lain pun sama saja, menuju perjalanan pulang tiba-tiba Naiko menawari sesuatu pada Yusuke.
"Aniki malem ini mau makan daging?" tanya Naiko.
Ya pastinya Yusuke mau lah!
"Mau! Mau!" ujar Yusuke.
"Yaudah yuk beli" ujar Naiko.
Dan sampailah mereka di stan penjual daging sapi.
"Harga satu kilonya berapa?" ujar Naiko.
"Sekilonya 350 yen aja" ujar mang penjualnya.
"200 yen bisa ngak?" ujar Naiko yang membuat Yusuke semakin syok.
'perasaan aku udah pasang harga murah kok masih ditawar ya?' batin mang penjual.
"Tapi--" belum selesai mang penjual nya ngomong Naiko udah main pergi aja. "Iya! Iya! Bisa! Bisa! 3 kilo 200 yen pun bisa!" ujar mang penjual.
Naiko tersenyum bahagia, lalu kembali ke stan tersebut.
"Yaudah bungkus" ujar Naiko.
"Siap!" ujar mang penjual.
Yusuke hanya bisa mematung melihat kelakuan Naiko di pasar, harusnya tadi dia tidak usah meng iyakan tawaran Naiko.
Mereka pun kembali menyusuri pasar.
"Naiko udah selesai belanjanya?" tanya Yusuke.
"Udah, yuk pulang" ujar Naiko.
Namun...
"Ibu-ibu!! Bapak-bapak siapa yang mau diskon tanya aku!"
"ADA DISKON! ANIKI TUNGGU DISINI YA! JANGAN KEMANA-MANA AWAS BELANJAAN ILANG" ujar Naiko yang langsung masuk rombongan ibu-ibu yang sedang berburu diskon di stan yang menawarkan diskon tadi.
Yusuke hanya terdiam disana sambil menunggu belanjaan mereka.
"Adek anak ilang?" ujar salah satu petugas yang mengagetkan Yusuke.
Yusuke menatap petugas tersebut dengan pandangan lelah.
Dan berakhir lah petugas tersebut membawa Yusuke menuju pos anak-anak yang hilang.
Yusuke hanya bisa terdiam disana, bisa-bisanya dia dianggep anak ilang, setelah petugas tersebut mengumumkan ciri-ciri Yusuke, Naiko pun datang untuk menjemput.
"Aduhh.. aniki kok bisa ada disini?" ujar Naiko yang menjemput Yusuke di pos tersebut.
"Tadi saya liat dia ngelamun di tengah-tengah kerumunan mana diem aja waktu saya tanya" ujar petugas.
"Oh begitu, terima kasih pa sudah menjaga anak ini" Naiko pun membungkukkan badannya berterima kasih pada petugas tersebut.
Di rumah Yusuke termenung di kamarnya, pantas saja Hotoke, Sho dan Liura tidak mau ikut belanja lagi, ternyata gini toh, tapi kalau dia ikut-ikutan kayak mereka kasian Naiko harus bawa belanjaan yang banyak begitu sendirian, yaudahlah sebagai aniki yang baik untuk trio bocil Yusuke harus bisa!
Sudah 1 bulan Yusuke ikut belanja bersama Naiko dan sudah ada banyak pengalaman hidup yang didapat walaupun Yusuke malu untuk mengingat nya.
Suatu hari di pagi yang cerah saat Yusuke sedang mengobrol bersama Liura di teras rumah sambil memakan berbagai macam olahan kentang.
"Aniki mau ikut aku belanja lagi?" ujar Naiko.
"Iya" ujar Yusuke yang mengikuti Naiko dari belakang sambil menguatkan mentalnya.
"Mangats Aniki" Liura menyemangati Yusuke.
Seperti biasa pasar selalu ramai oleh penjual maupun pembeli.
"Harga satu kilo nya berapa?" tanya Naiko pada penjual daging ayam.
"250 yen aja" ujar mang penjual.
"Oh yaudah sekilo ya" ujar Naiko.
Lah bentar!? Tumben Naiko nggak nawar! Ada yang tidak beres disini.
"Ini dagingnya" ujar mang penjual sambil memberikan bungkusan daging pada Naiko.
"Terima kasih mang" ujar Naiko.
Yusuke menatap aneh Naiko, tidak biasanya Naiko seperti ini, mana jurus tawar menawar mautnya!?
Di stan lain pun sama, Yusuke mulai curiga kalau Naiko didepannya ini bukan Naiko sebenarnya.
"Ibu-ibu!! Bapak-bapak!!! Siapa yang mau diskon!! Mari-mari di stan saya serba 50 yen loh!!"
Nah biasanya kalau ada beginian Naiko suka---
"Ayo pulang aniki" ujar Naiko.
Apa tadi!? Pulang!? Yang benar!?
"A.. iya iya" ujar Yusuke.
Apa Naiko sudah tobat?
Sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah.
"Naiko! Tumben nggak nawar?" ujar Yusuke.
"Memangnya aku suka nawar ya?" tanya Naiko.
Nah kan! Nah kan! Beneran bukan Naiko dia! batin Yusuke.
"Nggak! Nggak! Kamu bukan Naiko kan!? Naiko yang aku kenal itu suka nawar sama nyari diskonan tadi kamu nggak! Kamu bukan Naiko ya!?" ujar Yusuke.
Wushh!!! Tiba-tiba wig pink yang digunakan oleh orang yang sejak tadi diduga Naiko pun terbang terbawa oleh angin dan nampaklah surai berwarna biru tua dari orang yang berpura-pura menjadi Naiko sejak tadi.
"Ehehehe ..." Orang itu hanya terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang gatal karena sejak tadi memakai wig.
"Dah lah!" Yusuke pun pergi meninggalkan orang itu.
"Aniki!! Maafkan aku!!" ujar orang itu yang tak lain adalah IF.
Dan chapter kali ini diakhiri oleh Yusuke yang kembali termenung didalam kamarnya.
Tamat-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dadu Story
FanfictionBuka aja kalau penasaran ( ◜‿◝ )♡ Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya sama yang asli Mengandung OOC Kadang nyampur ama yang lain