Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang anak bernama Liura, ia hanya tinggal bersama ibu nya di sebuah rumah di desa.
"Liura sayang, bisakah kamu antarkan makanan ini pada nenek Hotokechi yang tinggal di ujung hutan?" ujar mamah Naiko.
"Iya mamah Nai-kun, Liu bisa antarkan itu pada nenek Hotoke" ujar Liura yang mengambil keranjang berisi makanan dari genggaman mamah Naiko.
"Terima kasih sayang, hati-hati selama kamu berada dalam perjalanan jangan berbicara pada siapapun termasuk kepada orang-orang yang mengajakmu berbicara, mengerti?" pesan mamah Naiko.
"Iya mah! Haduhhh kenapa nenek tinggalnya di ujung hutan sih, repottin aja" ujar Liura.
"Ngak boleh gitu sayang, ikuttin naskahnya aja ya" ujar mamah Naiko.
"Baik mamah!!" ujar Liura.
"Ingat pesan mamah yang tadi ya sayang" ujar mamah Naiko.
"Baik mamah" ujar Liura.
Sebelum pergi, Liura memakai tudung berwarna merahnya, tudung ini dihadiahkan mamah Naiko ketika ia sedang berulang tahun semenjak itu ia sering disebut sebagai anak bertudung merah karena selalu memakai tudung merah tersebut, Liura tidak mempermasalahkan sebuttan tersebut, lagian ia menyukai tudung yang dihadiahkan mamah Naiko padanya.
"Mamah aku berangkat dulu!!" ujar Liura.
"Hati-hati sayang, jangan lupa pesan mamah tadi ya" ujar mamah Naiko.
"Liu ngak akan lupa kok!!" ujar Liura.
Setelah berpamittan Liura pun memulai perjalanan nya menuju rumah neneknya.
Baru saja menempuh jarak 5 km Liura sudah bertemu om tukang kayu yang menghampirinya.
"Halo, mamahmu ada dirumah?" ujar om tukang kayu IF.
"Om siapa nya mamah?" tanya Liura.
Liura lupa pesan mamah Naiko untuk tidak berbicara pada siapapun.
"Om mau meminang mamah kamu biar om jadi papah kamu UwU" ujar mang IF.
Tanpa mengucap apapun Liura langsung menghajar tukang kayu random tersebut sampai tepar.
"Om percakapannya nggak sesuai naskah ih" ujar Liura yang meninggalkan tukang kayu random yang tepar karena ia hajar tadi dan melanjutkan perjalanan nya.
Liura bersenandung dalam perjalanan nya menuju tengah hutan, lagian nenek nya ngapain tinggal di ujung hutan ngajak ribut emang, bentar kayaknya Liura melupakan sesuatu deh.
"hati-hati selama kamu berada dalam perjalanan jangan berbicara pada siapapun termasuk kepada orang-orang yang mengajakmu berbicara, mengerti?" pesan mamah Naiko yang dilupakan Liura.
Ah! Liura lupa dengan pesan yang diberikan mamahnya sebelum ia berangkat.
"MAMAH MAAFKAN LIU! TADI LIU MALAH NGOBROL BARENG OM PENJUAL KAYU!! LAGIAN OM NYA ANEH MASA NANYAIN MAMAH ADA DIRUMAH KAN LIU CURIGA!!! MAAFKAN LIU MAMAH!! MAMAH JANGAN TABOK LIU!!! AMPUN MAH LIU SALAH!!!" teriak Liura sampai meleyot di tempat. 'Gini rasanya punya emak galak' batin Liura.
Tiba-tiba terdengar suara grasak grusuk dari semak-semak, Liura langsung mode siaga takut-takut ada hewan buas disana.
Kluk
Lalu muncul manusia setengah singa dari semak-semak.
"Duhh.. berisik" ujar manusia singa itu.
Liura terdiam. 'Loh kok singa? Harusnya kan serigala' batin Liura
"Duh... Ganggu tidur aja! Kamu ngapain teriak-teriak ditengah hutan!?" ujar Yusuke sang manusia singa.
Liura terdiam memikirkan sesuatu. 'ini yang ngomong bukan sejenis orang tapi hewan, gimana nih lanjuttin percakapan atau kabur aja?' pikir Liura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dadu Story
FanfictionBuka aja kalau penasaran ( ◜‿◝ )♡ Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya sama yang asli Mengandung OOC Kadang nyampur ama yang lain