💚19💚

29 5 0
                                    

OSTRANENIE

Aku sudah bukan milik Alva? Itu benar.
Aku sengaja menjaga jarak darinya? Itu tak sepenuhnya salah.
Aku masih mencintainya?

Pertanyaan satu ini terdengar sederhana, tapi apapun pertanyaan yang menyangkut perasaan tak pernah sesederhana itu. Benar jika ragaku mati-matian untuk menjaga jarak dengannya, tapi tidak dengan hatiku yang masih ingin bersama.

Ini sudah tiga hari, tapi kenangan di ruang tamu pada malam itu masih membekas seolah tak ingin hilang. Berat, tapi seandainya aku bisa mengulang hari itu lagi, aku akan tetap memutuskannya.

Sejujurnya aku tidak tega melihat sorot putus asa di binar mata yang biasanya penuh harap. Laki-laki itu terkadang mendekat, tapi dengan kurang ajarnya aku langsung menjauh. Aku hanya tidak ingin kita terluka lagi.

Di kantin paling ujung. Laki-laki itu bergabung dengan teman-temannya. Dia terlihat sama, fisiknya tidak berubah, tapi mungkin hatinya sedikit sepi. Meja yang tak pernah absen dari kata berisik itu entah mengapa sekarang senyap, padahal jelas mereka tak kehilangan Haykal ataupun Surya.

Selain Alva yang tengah merenung, aku tak sengaja menangkap presensi Al yang tak bergairah. Aku merasa aneh, akhir-akhir ini laki-laki itu seperti kehilangan hidupnya. Dia seperti bukan Al yang biasa membuat onar, pun bukan Al yang terus-terusan menempel dengan Evelyn. Dia adalah ... Al yang berbeda. Entah karena apa.

"Ris, dengar-dengar kemarin Alva marahin si pemilik akun lambe turah tau."

Aku menoleh, tertarik, kemudian meminta Liona menceritakan detailnya.

"Dia nunggu si cewek itu di depan kelasnya pas pulang sekolah, terus ngajak dia ke rooftop. Di sana, Alva marah, rumornya sih serem banget, tapi nggak tau karena apa. Kalau nggak salah, si cewek ini tuh udah ngelanggar privasinya gitu." Liona menceritakan semuanya dengan berapi-api.

"Tapi lo tau nggak sih, privasi yang Alva maksud?"

Aku mengerjap pelan, tidak menyangka Liona akan menanyakan hal seperti itu. "Ya nggak tau lah, namanya juga privasi."

"Tapi sumpah deh. Gue heran banget, bisa-bisanya sih kalian putus?" Entah sudah berapa kali pertanyaan ini terlontar dari mulut Liona. Dia seperti penggemar terbesar dari hubunganku dengan Alva.

"Udah nggak cocok, Li. Udah deh, jangan nanya mulu."

Dua hari lalu, ketika akun lambe turah memposting berita tentang putusnya kami, sontak saja itu langsung ramai dibicarakan. Dari situ aku tau bahwa berita putusnya kami adalah hal yang cukup mengejutkan. Aku bersyukur ada banyak yang mendukungku dengan Alva walau pada akhirnya aku putuskan secara sepihak. Aku bersyukur, tidak ada ujaran aneh di kolom komentar.

Namun, terlepas dari semua itu ada yang lebih aku syukuri. Gadis yang selama ini terus menargetkanku telah pergi. Tidak ada surat menyeramkan lagi di loker, tidak ada pesan sinting yang mampir di ponsel. Aku hanya perlu menjaga jarak dengan Alva, sampai gadis itu merasa yakin bahwa aku dan dia sudah tak saling cinta.

♥️💔♥️

"Demi Tuhan yang maha kuasa, yang melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya. Gue nggak ngerti kenapa tiba-tiba bocah berinisial A ini pada galau." Haris kesal melihat kedua temannya yang tidak bergairah, yang satu karena diputuskan pacar, yang satu lagi entah karena apa.

OSTRANENIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang