OSTRANENIE
Sabtu siang, setelah menghabiskan waktu untuk nonton bioskop, aku dan Liona memutuskan untuk mampir ke stationary sekaligus book store. Sebenarnya bukan untuk alasan khusus, hanya saja kami berdua tengah sadar bahwa kami membutuhkan buku tambahan untuk persiapan menghadapi dunia kuliah tahun depan.
"Ini nggak ada yang versi lebih tipis apa ya?" Liona mendengus sebal melihat buku yang dia butuhkan sangat tebal.
"Tau nih, bukunya malah cosplay jadi ensiklopedia." Aku menimpali sebab aku juga sama kesalnya. Kalian tahu 'kan, kalau aku bukan pemilik otak encer seperti Bang Farel, jadi buku ini bukan tipeku sekali.
"Semoga gue nggak perlu ikut tes dah, biar nggak susah payah kayang dan jungkir balik buat mempelajari nih buku," curhat Liona yang kini telah mengajakku ke bagian komik.
Aku mengamini dalam hati sembari memilih-milih komik yang dipajang. Belum sampai lima menit, Liona sudah rempong memintaku memilihkan antara dua komik sementara aku belum mendapatkan satupun.
"Ris, abis ini anterin ke toko sebelah ya!"
Mendengar permintaan Liona membuatku terkejut sejenak. "Perasaan lo kesana belum lama dah, masak dah mau kesana lagi?"
Liona menghentikan aktivitas memilih buku lalu menatapku dengan senyum tipis. "Mau beli sesuatu buat kado ulang tahun, Al."
Refleks aku menepuk jidat, tak lama kemudian sederet sumpah serapah terbit karena tersadar bahwa aku belum menyiapkan apapun untuk ulang tahun laki-laki itu. "Anjir, gue lupa belum beli apapun! Ini buat besok kan?"
Sahabatku mengangguk sembari memperlihatkan raut menyebalkan seolah menakutiku bahwa ini adalah kesalahan fatal dan tak dapat dimaafkan.
Saat mengantri untuk membayar, aku tak henti-hentinya memikirkan kado apa yang harus aku siapkan. Mataku menyapu sekitar, melihat-lihat sesuatu yang mungkin dapat dijadikan hadiah. Sampai pada menit ke lima aku melihat deretan wish jar tak jauh dari kasir.
Sebelum aku pergi, aku meminta Liona untuk maju sembari memperingati untuk ditunggu sebab pada akhirnya aku akan berdiri di barisan paling belakang.
"Kak, ini kertas wish jar nya masih kosong atau bagaimana?" Aku bertanya pada kakak penjaga toko yang berdiri tak jauh dari sana.
Perempuan dengan selisih umur yang tak jauh dariku itu mengangguk sembari tersenyum. "Kakak bisa menulis isi wish jar ini sendiri, tapi jika kakak tidak sempat, kakak bisa membeli wish jar yang ada di sebelah sini. Semuanya sudah terisi dengan kata-kata yang sesuai dengan tema di keterangan kemasannya." Perempuan itu menunjuk wish jar di sebelah kanan yang ukurannya lebih besar.
Tanpa berpikir lama aku mengambil wish jar yang hanya berisi kertas kosong. Meski sangat mepet, aku akan berusaha mengisi semua kertas dalam wish jar tersebut. Sebab, tidak afdol jika tulisan tersebut bukan dari hatiku sendiri.
❤️💔❤️
Pukul lima pagi, saat dimana aku masih bergelung manja dengan kasur tercinta dengan selimut tebal sampai kepala, mau tak mau harus aku korbankan ketika ibu negara memaksaku bangun. Bukan untuk beribadah karena saat ini aku tengah datang bulan, tapi untuk menerjang jalanan guna menjemput Eyang tersayang.
Aku merapatkan jaket begitu sampai di terminal. Hari masih gelap seolah matahari tak ingin bangun dari tidurnya yang nyenyak. Sesekali aku menguap akibat kantuk sekaligus bosan menunggu bus yang ditumpangi Eyang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSTRANENIE
Fanfiction→→◍✯◍ Lokal AU ◍✯◍←← Ft. Jaemin NCT Heejin Loona Jeno NCT Minju "Sesekali kau harus melihat seseorang dari sudut pandang yang lain agar dapat memahaminya." Draf : 2022/03/11 Start : 2022/03/28 Finish : 2023/08/27