OSTRANENIE
Laki-laki dengan seragam yang berantakan itu kembali ke kediamannya. Rambutnya basah dengan keringat yang mengalir sampai pelipis.
Dari luar, rumah besar lagi mewah ini tampak begitu sempurna, tapi ketika Al menapakkan kaki, dinginnya lantai akan segera membekukan hati. Kali ini, beruntung hanya buku dan kertas-kertas majalah yang berserakan di lantai, bukan seperti kemarin malam yang penuh dengan pecahan kaca. Di sudut ruangan, Bibi sibuk membersihkan kekacauan ini dengan sepaket alat kebersihan.
Tanpa perlu bertanya atau berpikir lebih panjang lagi, Al tau apa yang baru saja terjadi. Perseteruan itu masih saja berlangsung, tapi tidak pernah sekalipun mereka bertengkar di depan Al, mungkin itu sengaja.
Membawa segala lelah dan muak di hati, Al menyeret diri menuju lantai dua. Dia ingin mandi, berharap air dari shower bisa meluruhkan masalahnya juga.
"Oh, Al sudah pulang. Cepatlah mandi, kamu penuh keringat." Di persimpangan menuju tangga, Al bertemu ayahnya yang kemejanya telah berantakan.
Ketika ayahnya telah berlalu lima langkah, Al segera menegur dingin. "Sampai kapan, Pa?"
"Apa maksudmu?" Yang ditanya kemudian berbalik sempurna menatap anaknya.
"Kalian berdua. Sampai kapan?"
Laki-laki yang lebih tua otomatis menunduk. Keputusan untuk bertengkar atau beradu argumen ketika si buah hati tiada memang bisa dilaksanakan, tapi itu bukan jaminan bahwa Al tak tau semuanya. "Maaf, Al. Papa janji segera mengakhiri pertengkaran ini. Kamu bantu doa, oke?"
Dari sorot mata yang sedikit kendur itu menyadarkan Al bahwa bukan dirinya saja yang terluka, tapi juga ayahnya. Al merasa egois karena terus menyalahkan orang tuanya. Akhirnya laki-laki itu mengangguk, tanpa diminta sekalipun Al sudah berdoa yang terbaik untuk orang tuanya.
"Jangan terlalu memikirkan ini."
♥️💔♥️
Kalimat yang dilontarkan oleh ayahnya di sore yang hangat tadi nyatanya hanya sebuah angin lalu. Bagaimana bisa Al tidak memikirkan kekacauan ini ketika di bawah sana kedua orang tuanya saling menyalahkan dan menggertak?
Mereka pikir Al sudah tidur, atau mungkin emosi mereka tidak bisa ditahan lagi. Sepeti biasanya, mama akan menggila ketika papa mengajak untuk berdamai. Lalu masalah itu akan bertambah luas dan panjang yang kemudian bisa disimpulkan mereka bertengkar pasal ekonomi.
"Tas apalagi yang kamu beli hah?! Kamu dapat darimana semua uang itu?" Sekarang pusat permasalahannya karena tas yang baru dibeli sang ibu.
"Bukan urusanmu!"
"Kamu mengambil pinjaman dari sana lagi?! Sudah aku peringatkan jangan meminjam uang lagi! Apa kamu tidak mengerti?"
"Kamu nggak bisa memberi kebahagiaan yang aku inginkan. Kamu tidak berhak mengaturku!"
"Selama aku menjadi suami yang sah, aku tetap berhak mengaturmu!"
"Lalu kamu mau apa jika aku membeli tas ini? Kamu ingin menceraikanku? Lakukanlah! Aku sangat menginginkannya!"
Prang
KAMU SEDANG MEMBACA
OSTRANENIE
Фанфик→→◍✯◍ Lokal AU ◍✯◍←← Ft. Jaemin NCT Heejin Loona Jeno NCT Minju "Sesekali kau harus melihat seseorang dari sudut pandang yang lain agar dapat memahaminya." Draf : 2022/03/11 Start : 2022/03/28 Finish : 2023/08/27