💚05💚

42 12 1
                                    

OSTRANENIE

Pelajaran fisika jika jamkos rasanya enak sekali, tapi kalau dikasih setumpuk tugas yang harus dikumpulkan hari itu juga sama saja siksaan namanya. Kali ini peristiwa itu terjadi di kelasku, begitu tau harus mengerjakan lima soal penuh rumus panjang kita semua mengeluh sebal.

"Lihat google atuh, gampang!"

Kita semua setuju itu dan semua orang tau itu. Awalnya kita santai saja, sangat percaya diri bahwa google akan membantu, tapi kenyataannya tak ada satupun soal yang sama persis dengan google.

"Ih soalnya beda tau, Ris." Liona menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan sebuah pembahasan soal dari salah satu blog.

"Lah iya, gue nyari yang nomor 3 juga nggak ada." Aku kesal sekaligus gelisah, aku tidak tau sama sekali tentang fisika ya kali aku harus berkutat seharian untuk menyelesaikannya.

"Temen-temen di google nggak ada jawabannya kah?" Baru saja hendak bertanya, Langit selaku salah satu siswa teladan sudah mewakili pertanyaanku.

"Jangan bercanda lo, Lang!" Alva menyahut.

"Kayaknya iya deh, Lang. Gue nyari aja nggak ketemu-ketemu." Aisha menimpali.

"Yaahhhh!!!" Hampir semuanya bersorak sedih sebab tak bisa mencari jalan ninja, sisanya tidak peduli seperti Al dan Evelyn contohnya.

"Kenapa si Reno nggak berangkat di saat seperti ini sih?"

Aku setuju sekali sebab satu-satunya orang yang paham dengan fisika dan segala rumusnya adalah ketua kelas kami, si Reno. Sayang sekali laki-laki itu izin karena sedang sakit, sungguh nasib.

Dengan pasrah aku mulai mengerjakan. Untuk menulis apa yang diketahui dan yang ditanya aku sudah pasti bisa melakukannya, tapi untuk mencari jawabannya mohon maaf otakku tidak sampai. Aku frustasi, baru mencapai nomor satu sudah begini sulitnya apalagi soal setelahnya.

"Ini kita pakai rumus yang mana sih, Ris?" Liona menyodorkan pekerjaannya yang sama-sama baru mencapai kata 'ditanya'

"Salah banget kalau nanya fisika ke gue," sentakku kesal sebab teman satu ini menambah pikiran saja.

"Al! Kembaliin pulpen gue!"

Aku melihat ke belakang dimana Naura sedang berusaha merebut pulpennya yang disandera oleh Al. Tak perlu waktu lama kelas mulai ribut karena Al, ia berlarian memutari kelas sampai tak jarang menabrak meja kursi demi menghindari kejaran Naura.

"Al, sini deh!"

"Eits, nggak kena!" Laki-laki itu tertawa mengejek.

"Al, balikin pulpen adik gue!" Tak terima kembarannya dijahili, Laura pun ikut andil.

"Nggak mau, wlee!"

Kepalaku semakin pusing, mengerjakan fisika saja rasanya sudah tidak karuan malah ditambah keberisikan yang luar biasa.

"Udahlah, Al, balikin aja kasian nanti nanges," perintah Chiko iba pada Naura dan Laura.

Selepas itu aku tidak terlalu memperhatikan interaksi mereka yang terpenting suasana kembali sunyi. Saat aku berusaha menyelesaikan soal kedua, Liona menyenggol lenganku kemudian berbisik, "Minta ajarin Bang Parel aja, Ris! Dia kan pinter tuh."

OSTRANENIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang