⛓️ Hai Tenggara update lagi nih! Sebelum lanjut baca, jangan lupa vote dan spam komen di setiap paragraf yaa! Bantu salin link dan rekomendasikan cerita ini juga ke orang-orang. Thanks-!
-oOo-
Seolah paham dengan suasana hati Tenggara, siang ini surya tampak marah, memancarkan hawa panasnya yang begitu mencekam.
Hingga sengatannya mampu membuat kulit siapapun yang berada di bawahnya habis terbakar halus perlahan.
Padahal baru kemarin semesta menerjunkan tirta airmata. Tapi kini, sudah tak ada lagi bulir-bulir air segar yang bisa mendinginkan isi kepala Tenggara, yang ada hanya butiran debu beterbangan kesana kemari tanpa permisi di lokasi tempat kejadian.
Ya, disinilah sekarang ia berada. Disebuah kawasan yang kini hanya tampak buih-buih bangunan yang sebagian sudah runtuh, menyatu dengan tanah. Semua fondasi itu habis dibasmi kobaran bara api hingga menjadi arang kehitaman.
Melihat masih ada beberapa anggota Viriliter yang sedang sibuk mengevakuasi TKP. Tenggara pun tak berniat membuang-buang waktu dan lantas melakukan observasi langsung dengan mata kepalanya sendiri.
Setiap sudut, sisi dan penjuru ia susuri untuk mencari petunjuk dan jejak pelaku walau hanya setitik. Namun nihil. Tak sedikitpun ada jejak yang ditinggalkan dari kasus ini.
Harus ia akui, bahwa pelaku cukup cerdik dalam melancarkan aksi ekstrimnya. Mungkin akan sedikit sulit untuk Viriliter melacak keberadaan dalang dari semua ini.
Tapi gelar ketua bukanlah hanya sebuah kata kosong tanpa arti yang dinobatkan kepada Tenggara. Meski tidak ada bukti fisik yang kuat untuk mengungkap si aktor dibalik drama penyerangan semalam, masih begitu banyak cara yang bisa digunakan untuk menyusun bongkahan puzzle yang tersirat.
Sugesti Tenggara yang meyakini sang pelaku ialah internal Viriliter sendiri itu semakin diperkuat dengan adanya bukti fire alarm system basecamp sempat dinonaktifkan, terlihat dari bekas sidik jari yang samar-samar masih menempel ditombolnya.
Pelaku memang mengembalikan tombol menjadi mode on, tapi mata elang Tenggara yang terkenal tajam tidak dapat dibohongi. Hingga hal sekecil itu pun bisa ia sadari dengan mata kosong.
Apalagi yang memiliki akses ke gudang basecamp ini hanya beberapa anggota pilihan, sudah jelas ada pengkhianat di sini.
"Kena lo, sialan," umpatnya.
Sret.
Suara gesekan kecil itu menelusup masuk ke gendang telinga Tenggara. Ia mengangkat salah satu alisnya. Melirik dari ujung sudut matanya yang tajam, tanpa memalingkan tubuh sedikit pun ke arah belakang.
Sepersekon berikutnya laki-laki itu berdalih menelepon.
"Besok ada upacara Dies Natalis SMA Dirgantara. Perketat penjagaan basecamp utama, jangan sampai bangsat ini ngelancarin aksi kedua kalinya," titahnya tegas, dengan suara mengeras.
-oOo-
"Bang Garu! Kan Ruby udah bilang, Ruby gak apa-apa. Masa cuma lebam gini aja sampe di kompres-kompres segala. Lebay deh."
Garuda menghela napas panjang meladeni gadis berambut sebahu yang sedari tadi rewel tidak ingin diobati. "By, diem sebentar bisa gak? Lebam-lebam gini juga lo tetap tanggung jawab gue."
Ruby berdecak. Memasang wajah masam yang tergambarkan sempurna dibibirnya.
Menurut Ruby, lebam seperti ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan sampai segitunya. Apalagi bagi dirinya yang merupakan atlet kick boxing, mengalami cidera lebam sudah makanan sehari-hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENGGARA
Teen FictionVIRILITER 🏴☠️ SERIES Insiden kematian seorang gadis remaja di pesta ulang tahun Tenggara menorehkan guncangan trauma di kehidupan Tenggara selama enam bulan terakhir ini. Rasa bersalah serta penyesalan atas tragedi tak terencanakan itu seolah sud...