⛓️ Hai Tenggara update lagi nih! Sebelum lanjut baca, jangan lupa vote dan spam komen di setiap paragraf yaa! Bantu salin link dan rekomendasikan cerita ini juga ke orang-orang. Thanks-!
-oOo-
"ASTUTI!!" hardik Bulan begitu tiba di ruangan kelas. Langsung saja gadis itu mendatangi orang yang tadi ia sebut namanya.
"Lo kan yang nulis berita konyol ini?!"
Bulan mengarahkan jemari telunjuknya pada sebuah postingan yang tercantum di layar ponsel miliknya.
Astuti yang sedang meneguk air, sedikit tersentak karena perilaku frontal Bulan yang tiba-tiba menghampirinya dan melayangkan tudingan. Lantas, sejurus mata air yang sebelumnya sudah setengah jalan di tenggorokan, menyembur keluar dari mulutnya.
Gadis itu membelalak panik. "K-kata syapa dich? Gawsah ngadi-ngadi yach, atas dasar apah Bulbul nuduh ai gituch? Inget, fitnes lebih ketcam dari pembunuhan."
Bulan mengukir kerutan di keningnya. "Apa-apaan sih lo? Manggil gue Bulbul-Bulbul, lo kira gue cabul?!"
"Lagian ya, lo gak usah sok ngelak deh. Siapa lagi orang yang bakal nulis berita konyol pake typing yang bikin sakit mata gini, kalau bukan lo?"
"A-APWA YU BILANG? Typing ai bikin sakit mata?!"
"Tuh kan, akhirnya ngaku juga lo." Bulan tersenyum miring melihat reaksi Astuti yang terpancing. Membuktikan sudah, bahwa tudingannya itu 100% valid.
Jari-jemari lentik dengan fake nails yang ujungnya runcing seperti kuku nenek sihir itu menutup rapat-rapat area mulutnya, dengan pose shock. Sial, dirinya keceplosan.
Mampus ai.
Alih-alih meminta maaf dan memberi klarifikasi, Astuti and the genk justru memberi perlawanan dengan adu argumentasi.
"Yach terus, ai harus bilang WOW gituch?" Astuti menyibakkan rambutnya dengan angkuh. Membuat rakyat-rakyat kecil penghuni rambutnya itu mengalami bencana gempa kepala.
Gempa bumi ❎
Gempa kepala ✅"Aww savage poll beybih!!" Ken, si lelaki waria itu heboh sendiri mereaksi perkataan Astuti, tak lupa sembari mengibaskan kipas gagang berukuran jumbo miliknya yang berwarna merah terang menyala dengan sangat gemulainya.
Violet yang menyimak dari kejauhan, memasang raut wajah jijik, merinding, sekaligus prihatin bersamaan.
"Ih, udah gak ketolong banget boti satu ini."
Bulan membalikkan tubuhnya 360 derajat menghadap kedua temannya yang sedari tadi hanya duduk-duduk santai menonton.
Matanya menyipit, tatapannya meruncing geregetan. Dasar teman biadab gak tahu diri! Padahal udah di bela, tapi gak ada satu pun dari mereka yang turut membantu Bulan di sini.
Abang-abang makan cengkeh
Bangke!"Flo, sini dong! Says something, lo sendiri kan yang kemarin emosi ngomel-ngomel gara-gara berita gaje ini?" cetus Bulan.
Flora berdecak. "Ya emang sih, gue emosi sama berita gaje yang dibuat Astutot perkutot itu, tapi kalau dipikir-pikir asik juga ngeliat reaksi cewek tadi, not too bad," ujarnya diiringi lengkungan senyum manisnya yang terkesan licik. Seolah membuat Crystal marah merupakan suatu hiburan VIP baginya.
"Tapi-" Flora menginterupsi.
Ia memberi peringatan lewat gestur jari telunjuk dan tengahnya yang ia hadapkan ke dua matanya kemudian ia arahkan ke Astuti secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENGGARA
أدب المراهقينVIRILITER 🏴☠️ SERIES Insiden kematian seorang gadis remaja di pesta ulang tahun Tenggara menorehkan guncangan trauma di kehidupan Tenggara selama enam bulan terakhir ini. Rasa bersalah serta penyesalan atas tragedi tak terencanakan itu seolah sud...