11. Home

141 26 5
                                    

Keluarga kecil Nathan sudah sampai di rumah yang selama lima tahun ini Nathan dan Janeetha tinggali. Ia kembali bersama Karina kali ini. Bukan tanpa sebab, Nathan akan berbenah dan mengemasi barang untuk pindah ke rumahnya bersama sang istri dulu saat menikah.

"Ternyata masih ada fotoku disini." Gumam Karina saat melihat-lihat sekeliling rumah Nathan.

Sementara itu, sang pemilik rumah masih membersihkan diri karena belum sempat mandi sepulangnya dari kantor tadi dan langsung berangkat menuju rumah ini.

"Ibu!"

Janeetha berteriak dan berlari kearah Karina yang disambut hangat oleh ibunya. "Eh, kenapa lari-lari sayang?"

"Ibu, ayo ke kamar Netha!"

Dengan senang hati Karina menuruti kemauan sang anak. Digandengnya tangan yang lebih kecil dan berjalan ke kamar milik gadis kecil itu.

"Tada! Bagus nggak bu kamar Netha?"

Gadis kecil itu dengan semangat menunjukkan kamar yang dihuninya selama ini kepada sang ibu.

Kamar Janeetha terlihat sangat cantik. Banyak hiasan kupu-kupu yang tertempel di tembok kamar. Dipadu dengan warna baby blue yang membuat keseluruhan kamar menjadi sangat indah.

Karina duduk disingle bed milik Janeetha. Ia tersenyum kearah sang empu. "Siapa yang ngehias sayang? Ini cantik banget."

"Hehe ayah yang ngehias kamar ini." Ujar Janeetha. "Tapi Netha juga bantuin loh, bu."

Tangan Karina terulur untuk mengusap surai lembut milik sang anak. Tatapannya menyendu melihat anaknya kini sudah tumbuh besar.

Ia menghela nafas berat. Sudah berapa banyak waktu yang terlewati selama masa pertumbuhan sang anak selama ini. Rasa bersalah kembali muncul dibenak Karina.

"Maaf.. Ibu nggak pernah ada disisi Janeetha selama ini." Ujarnya lirih. Namun masih terus mengusap surai milik Janeetha.

Gadis kecil itu malah tersenyum lebar. "Ibu kenapa minta maaf terus dari kemarin?"

Karina mengenyitkan dahinya mendengar jawaban dari sang anak.

"Netha tau kok ibu kerja, jadi Netha ndak papa. Ibu jangan minta maaf terus dong."

Kekehan dari Karina mulai terdengar. Ia membawa sang anak kedalam pelukan. "Kamu ini anak Nathan banget emang ya, duh. Dewasa sekali."

Janeetha terkekeh dan ikut mengeratkan pelukannya. "Tapi ibu ndak bakalan pergi lagi kan setelah ini?"

Ucapan Janeetha yang lirih itu membuat Karina terdiam sesaat. Tersirat begitu banyak permohonan dalam kalimat tersebut.

"Nggak, sayang. Ibu janji."

Dan senyuman Janeetha pun kembali melebar. Ia mencium pipi ibunya sekilas. "Sayangggg ibu!"

"Ibu juga sayanggg sama Netha!"

Kegiatan dua orang itu tidak luput dari pandangan Nathan yang sedari tadi melihat interaksi tersebut. Ia tersenyum kecil melihat Karina dan Janeetha banyak tersenyum beberapa hari kebelakang ini.

"Ehem." Nathan berdeham pelan sembari masuk kedalam kamar milik Janeetha. Kedua orang berbeda generasi itu pun menoleh. "Boleh ganggu sebentar?"

"Ayah!" Janeetha memekik dan menghampiri Nathan kemudian memeluknya. "Netha udah tunjukin ibu kamar ini. Kata ibu cantik banget, ayah."

Nathan terkekeh pelan kemudian menangkup dagu Janeetha. "Oh ya?"

Si kecil mengangguk semangat. Ia beralih menatap ibunya yang kini juga tersenyum kearah dirinya.

HerWhere stories live. Discover now