16. Their Happiness

148 25 5
                                    

Yang Karina lakukan saat ini adalah mematut dirinya didepan cermin full body. Menyaksikan tubuhnya yang telah mengenakan lingerie sesuai permintaan dari Nathan. Sementara Nathan sendiri masih berada di kamar mandi.

Dipandanginya tubuh miliknya dari atas hingga bawah. Karina mengernyitkan dahinya melihat bentuk tubuhnya yang mulai berbeda.

Dia terlihat.. sedikit berisi dibagian perut.

Biasanya, meskipun Karina banyak makan, ia tidak pernah sampai meninggalkan lemak perut seperti ini. Karina memang susah mengalami kenaikan berat badan. Tentu ini adalah pemandangan yang aneh untuknya.

Saat tengah bergulat dengan pemikirannya sendiri, tanpa sadar kini tangan kekar milik Nathan sudah bertengger diperutnya. Nathan yang baru saja keluar dari kamar mandi itu kini hanya mengenakan bathrobe sebagai penutup tubuhnya.

"Lagi mikirin apa sampai ngelamun gitu?"

Nathan bertanya dengan suara rendahnya tepat ditelinga kiri Karina. Ia menaruh dagunya dibahu milik sang istri yang masih terdiam ditempat.

Jujur saja, Karina masih memikirkan tentang perubahan pada bentuk tubuhnya.

"Kamu lihat deh, aku kayaknya makin gendut." Ujar Karina.

Kini pandangan Nathan ikut beralih melihat apa yang istrinya lihat. Memang benar apa perkataan dari sang istri. Tubuhnya sedikit lebih berisi dari biasanya. Nathan yang bahkan hampir tiap hari melakukan hubungan intim dengannya pun menyadari perubahan itu.

Tapi, Nathan tidak pernah mau membahas masalah yang menurutnya sensitif ini. Biarlah sang istri bertambah gendut. Menurutnya itu tidak menjadi masalah sama sekali.

"Nggak papa dong, sayang. Aku lebih suka tubuh berisi kamu."

Karina mencebik. "Gombal banget. Nanti aku gendut terus kamu tinggal deh cari cewek cantik lain."

Pelukan ditubuh Karina semakin mengerat. Nathan kemudian mengecup leher Karina dan meninggalkan bebas kemerahan disana. Sang empu mendesah pelan merasakan kenikmatan.

"Kamu udah lebih dari cukup, sayang."

Setelah berkata seperti itu, Nathan membalik badan Karina untuk menghadap dirinya. Ditatapnya lembut manik milik sang istri yang terlihat sangat indah meskipun dalam remang-remang.

Hah.. Memikirkan hidup tanpa Karina lagi bahkan sudah hampir membuat Nathan gila. Cukup sekali saja. Ia tidak mau lagi berpisah dengan sang pujaan hati.

"Kamu kenapa lihatin aku kayak gitu?" Tanya Karina bingung karena Nathan menatapnya dalam dan sendu.

Nathan menggeleng. Ia kemudian mengelus pipi milik sang istri dengan lembut. "Aku sayang kamu, banget."

Senyum simpul tersungging disudut bibir Karina. Hampir setiap hari Nathan mengucapkan kalimat-kalimat yang membuatnya semakin merasa dicintai.

"Aku juga sayang kamu, banget."

Ucap Karina penuh penekanan diakhir kalimat. Membuktikan bahwa ia bersungguh-sungguh dengan perkataannya.

Sepertinya mereka terlalu terbawa suasana hingga lupa tujuan awal mereka.

"Jadi nggak?"

Bukan Nathan yang bertanya, melainkan Karina memecah keheningan sesaat. Nathan tidak bisa untuk tidak tertawa. Sepertinya sang istri selalu bersemangat bila melakukan ini.

"Ayo."

Karina melepas pelukan Nathan dan kini merangkak naik keatas ranjang.

Tiba-tiba pemikiran random Nathan terucap.

HerWhere stories live. Discover now