17. Cravings

147 21 2
                                    

Semua makanan yang telah Karina inginkan sudah tersaji diatas meja makan. Nathan benar-benar memenuhi semua keinginannya.

"Wah, kelihatan enak banget."

Sejak mengandung anak yang kedua ini, nafsu makan Karina jadi semakin meningkat. Sangat kontras dengan kehamilan pertamanya dulu. Nathan tentu senang melihat istrinya makan banyak. Bahkan dengan melihatnya saja ia sudah ikutan merasa kenyang.

Karina dengan segera memakan makanannya. Sementara Janeetha tadi yang ketika ayahnya sudah hampir sampai rumah setelah membeli seluruh pesanan sang ibu, kembali meminta untuk dibelikan ayam goreng dari restoran terkenal disana. Jadinya sekarang ia makan ayam goreng kesukaannya itu.

"Kamu nggak makan, Nath?" Tanya Karina saat melihat Nathan tidak menyentuh makanannya sama sekali.

Suaminya itu pun menggeleng. "Kamu makan dulu aja, aku makan setelah kamu."

"Loh, nanti kalau aku abisin gimana?"

Masalahnya, meskipun Karina sudah makan banyak, tapi ia belum merasa kenyang sama sekali. Ia takut jika Nathan tidak ikut makan sekarang, suaminya itu malah tidak kebagian makanan sama sekali.

Mendengar itu Nathan hanya tersenyum kecil. Tangannya tak henti membantu menyuwir ayam untuk putri kecilnya agar lebih mudah dimakan. "Yaudah, habisin sayang. Kan nanti aku bisa pesen makan lagi."

Tidak ada yang lebih membuat Nathan bahagia selain melihat kedua orang kesayangannya makan dengan lahap.

Namun Karina menggeleng. Tidak menyukai ide dari suaminya itu. Kalau dirinya makan, suaminya juga harus makan.

"Nggak. Kamu makan sekarang deh. Itu soto sama satenya juga masih ada. Cepet makan atau aku nggak mau makan lagi."

Diancam Karina seperti itu membuat Nathan mau tidak mau harus menuruti saja apa perkataan sang istri.

"Ayah juga boleh kok makan ayam goreng Netha." Celetuk Janeetha yang sedari tadi asyik memakan makanannya kini mulai teralih fokusnya karena mendengar ucapan sang ibu.

Karina melempar senyum untuk putri kecilnya yang kembali menikmati ayam goreng miliknya.

"Nanti kalau kurang bilang ya sayang, aku langsung beliin nanti."

Sang empu hanya mengangguk saja. Kembali memakan makanannya yang terlihat sangat menggugah selera.

"Ibu, Netha boleh minum es buahnya?" Tanya Janeetha. Ia tiba-tiba tertarik dengan es buah dihadapannya yang terlihat sangat menggiurkan.

Namun jawaban dari Karina membuat gadis itu sedih. Sang ibu melarangnya.

"Netha kan nggak boleh kebanyakan minum es sayang." Karina menjeda. Memberi sedikit penjelasan kepada putri kecilnya. "Tadi juga abis makan ice cream. Terus sekarang mau minum es lagi?"

Bukannya pelit. Karina hanya tidak mau anaknya sampai sakit karena terlalu banyak minum es. Ingatkan tadi putri kecilnya sudah makan ice cream lumayan banyak untuk hari ini.

"Besok lagi, ya. Ibu ajak makan es buah ditempat langganan ibu, mau sayang?"

Karena melihat anaknya bersedih, Karina jadi menawarkan opsi lain. Untung saja Janeetha bukan anak yang gampang pundung. Janeetha menyetujui penawaran ibunya.

"Pulang sekolah langsung ya bu!"

Karina membuat gesture ok dengan jarinya. "Siap sayang!"

Melihat kedekatan istri dan anaknya mampu membuat perasaan Nathan menghangat. Siapa sangka, angan-angannya dulu kini menjadi kenyataan. Janeetha sekarang sudah bisa merasakan kasih sayang dari ibunya langsung.

HerWhere stories live. Discover now