15. Model?

135 23 2
                                    

Seperti permintaan Karina yang meminta untuk ditemani belanja, keluarga kecil itu kini tengah berada di salah satu mall terbesar ditempat mereka tinggal. Mencari hadiah untuk pernikahan sahabat Karina, yaitu Amara.

Sejak dua puluh menit yang lalu mereka mulai berkeliling, namun Karina masih belum juga menemukan hadiah yang tepat untuk Amara.

Beruntungnya Janeetha bukanlah anak yang rewel ketika diajak berkeliling.

"Kak Karin?" Panggil seseorang yang tidak sengaja berpapasan dengan Karina dan sang suami beserta anaknya.

"Iya? Siapa ya?"

Karina bukannya sombong atau angkuh. Ia memang tidak mengenali perempuan dihadapannya kali ini. Wajar kan jika dirinya bertanya siapa yang menyapa dirinya itu?

Tiba-tiba perempuan dihadapan Karina memekik senang. "Kak! Aku fans kakak loh!" Ujarnya sembari menutup mulut. Tidak percaya yang dihadapannya ini adalah orang yang ia sukai selama ini. Model terkenal pada jamannya, Karina Shofi.

Nathan dan Karina tersenyum kecil mendengarnya. Sementara Janeetha yang berada dalam gendongan sang ayah nampak bingung. Terlihat jelas dari raut wajahnya.

Pertanyaan Janeetha cuma satu. Mengapa tante ini begitu senang bertemu dengan ibunya?

"Ini suami sama anak kak Karin?" Tanya perempuan tadi saat baru sadar bahwa Karina tidak sendirian.

"Iya." Karina mengangguk memberikan pembenaran. "Ini suami sama anak aku."

"Aduh! Anaknya cantik banget.. Kayak kak Karin."

Perempuan berusia sekitar 20 tahunan itu tidak bisa menahan rasa takjubnya ketika melihat wajah Janeetha yang terlihat sangat cantik dari dekat seperti ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perempuan berusia sekitar 20 tahunan itu tidak bisa menahan rasa takjubnya ketika melihat wajah Janeetha yang terlihat sangat cantik dari dekat seperti ini. Ia tidak berani memuji suami Karina meskipun terlihat tampan.

Simplenya, ia hanya takut ada yang cemburu karena memuji suami orang lain.

"Terimakasih, Auntie."

Bukan. Itu bukan Karina yang menjawab. Melainkan Janeetha sendiri yang membuat penggemar Karina semakin memekik heboh. Pertemuan mereka diakhiri dengan foto bersama. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mencari hadiah untuk Amara yang masih belum selesai.

"Auntie tadi siapa, bu?"

Janeetha pun meluapkan rasa keingintahuannya sekarang. Tidak ingin terlalu lama diliputi rasa penasaran.

"Dia penggemar ibu kamu sayang." Ucap Nathan. "Netha tau kan, ibu itu terkenal?"

Perkataan Nathan sedikit menggoda Karina, membuat sang empu tersipu malu. "Ih, jangan bilang gitu dong."

Nathan terkekeh kecil, "kan kamu emang terkenal."

Karina mendengus kesal. "Nggak tuh."

Karena tidak ingin sang istri kesal berunjuk ngambek, Nathan memilih untuk menyudahi kegiatan menggoda istrinya dan menjelaskan apa yang sang anak ingin ketahui.

"Netha juga pengen punya penggemar." Cicit Janeetha. Rasanya, ia ingin sekali menjadi seperti ibunya.

"Eh?" Karina dan Nathan langsung menatap sang anak bersamaan tidak menyangka dengan pernyataan sang anak.

"Netha mau jadi model sayang?" Tanya Nathan dibalas anggukan oleh Janeetha. "Mau foto-foto yang kayak ibu."

Janeetha memiliki ketertarikan dengan dunia model sejak sang ibu menunjukkan beberapa foto ibunya dulu ketika masih bekerja. Ia jadi ingin melakukan hal yang sama.

Ini pertama kalinya Janeetha mengungkapkan apa yang ingin dilakukannya. Karina dan Nathan tidak mungkin untuk tidak mendukung apa yang anaknya ingin lakukan. Mereka akan dengan senang hati membiarkan sang anak melakukan apa saja yang diinginkan. Dalam catatan, masih dalam batas wajar dan dibawah pengawasan mereka.

Mungkin setelah ini Nathan dan Karina akan membahas beberapa hal tentang keinginan Janeetha untuk menjadi model. Karina yang dulunya pernah terjun dalam dunia model pun pasti banyak mengetahui koneksi-koneksi yang akan memudahkan sang anak dalam menggapai mimpinya nanti.

"Kita bahas dirumah lagi nanti. Sekarang kita cari hadiah dulu."

Baru saja Nathan selesai berucap, tiba-tiba Karina melihat toko yang menjual pakaian dalam. Ide cemerlang pun terlintas dibenaknya. "Hah.. Kenapa nggak daritadi aja kita kesini, Nath."

Nathan terlihat bingung mendengar ucapan sang istri. "Maksudnya gimana sayang?"

Jari telunjuk Karina menunjuk toko tidak jauh dari tempat mereka berdiri sembari terkekeh kecil. "Kita beliin lingerie buat malam pertamanya Amara aja." Bisiknya sepelan mungkin. Takut Janeetha mendengar kalimat tidak senonoh yang ia ucapkan.

Nathan terkekeh kecil. "Terserah kamu aja lah." Ujarnya kemudian mengikuti langkah sang istri yang kini akan masuk kedalam toko. Sebelum itu, Nathan berbisik sangat pelan. "Beli juga buat kamu. Jangan mau kalah sama Amara. Dia malam pertama, kita malam yang kesekian."

Ucapan Nathan dihadiahi tepukan ringan dilengan berototnya. "Kamu mending tunggu sini aja sama Netha. Aku nggak lama kok."

"Ok." Saat Karina sudah hampir masuk, Nathan sedikit berteriak dibalik punggung Karina. "Jangan lupa pesanan aku!"

Karina merutuk mendengar ucapan sang suami. Bisa-bisanya ditempat umum suaminya berbicara seperti itu!

"Ih, jangan berisik! Nanti orang-orang denger, Nathan!"

Yang dimarahi hanya terkekeh ringan. Tidak merasa bersalah sama sekali. Lagipula, biasanya sang istri lah yang akan menggodanya. Tapi kenapa ketika digoda balik sang istri malah marah-marah? Lucu sekali mereka.

to be continue....

Double update! Maaf ya kalau ceritanya ngebosenin.

HerWhere stories live. Discover now