13. Weekend

147 21 2
                                    

Hi! Ada yang masih nungguin? Btw, akhir-akhir ini nggak ada mood buat lanjutin cerita ini. Kasih motivasi dong dengan vote dan comment biar semangat lagi. Sedih banget kalo ngelihat vote sama comment nya dikit banget.

Happy reading!

•••

Weekend telah tiba. Sudah waktunya untuk Janeetha mengunjungi rumah sang nenek. Atau lebih tepatnya gadis kecil itu sudah tidak sabar untuk bertemu lagi dengan teman bermainnya, Januar.

Tadi malam, Janeetha tidak hentinya bertanya mengenai jam keberangkatan mereka kerumah sang nenek. Janeetha benar-benar sangat antusias mengingat akan kembali bermain dengan teman ter-sayangnya itu.

"Netha mau beliin Janu oleh-oleh apa sayang?" Tanya Karina. Mereka akan berkunjung, dan ia ingin menyiapkan buah tangan untuk dibawa kesana. Tidak mungkin kan mereka datang dengan kosong.

Janeetha yang duduk di baby car seat itu nampak berpikir sejenak. "Apa ya bu?" Ia malah bertanya balik. "Netha bingung."

"Mobil-mobilan?" Saran Nathan. Karina nampak menyetujui. "Boleh juga tuh."

"Ah iya!" Pekik Janeetha mendengar usulan sang ayah. "Netha beliin Janu mobil-mobilan aja."

Karina mengangguk dan tersenyum kecil kemudian menatap Nathan. "Mampir dulu ya berarti."

"Uhm." Nathan berdeham pelan. "Tante dibawain apa?"

Mereka memang belum memutuskan untuk membawa apa untuk dibawa kerumah Sari nantinya dan memilih memikirkan dijalan saja.

"Kalau buah sama roti gimana, Nath?"

"Yaudah nanti mampir di supermarket deket rumah tante aja." Final Nathan.

Gadis kecil yang berusia hampir enam tahun itu tampak sangat bersemangat menyusuri rak-rak dimana berbagai macam mainan terpajang.

Matanya berbinar memindai satu persatu mainan yang ia inginkan.

"Ayah, Netha boleh beli boneka ini ndak?" Tunjuk Janeetha kearah boneka kelinci berwarna putih, menunjukkan kepada ayahnya.

"Ambil aja sayang." Bukan Nathan yang menjawab, melainkan Karina. "Kalau Netha mau yang lain, tinggal ambil aja."

Mendengar ucapan Karina, membuat Nathan sedikit sangsi. Bagaimana bisa Karina menuruti kemauan anaknya cuma-cuma seperti itu?

"Kita perlu bicara, sayang." Nathan menggandeng tangan sang istri untuk dibawa menjauh sebentar dari Janeetha. Tidak jauh-jauh sekali. Takut Janeetha luput dari pandangannya.

"Mau bicara apa, Nath?" Ujar Karina yang masih bingung karena ajakan Nathan yang tiba-tiba.

"Sayang," Nathan membuang nafas pelan sebelum kembali melanjutkan. "Aku tau, kamu sayang banget sama Netha. Dan kamu juga pasti bakalan lakuin banyak hal demi dia. Bener kan?"

Tanpa ragu Karina mengangguk.

Sebelum berbicara, Nathan sudah memilah kata sebijak mungkin agar tidak menyakiti perasaan sang istri.

"Nggak ada salahnya kamu mau nyenengin Janeetha. Tapi, jangan kayak gitu lagi ya?"

Alis Karina bertaut karena bingung. Tidak paham dengan apa yang Nathan katakan.

"Meskipun kita mampu buat menuhin semua kemauan anak kita, tapi kita juga perlu mengajari Janeetha bahwa nggak semua keinginannya bisa terpenuhi cuma-cuma, sayang. Dia harus belajar tentang hal itu. Kamu paham maksud aku kan?" Nathan benar-benar berkata langsung pada intinya dan sudah mencoba untuk memilah kata terbaiknya.

HerWhere stories live. Discover now