BAB 09: Gelisah

2.4K 323 57
                                    

~ Happy Reading ~






STRANGE MARRIAGE

Tidak adanya kegiatan yang terlalu banyak membuat Rosé hampir mati kebosanan. Ayah dan ibu mertua nya sedang tidak ada di rumah, jadi tidak ada alasan untuk mengunjungi mertua. Berkumpul dan menghabiskan waktu bersama kakak ipar juga bukan pilihan yang tepat, mengingat acara kumpul kemarin saja hampir berubah menjadi lahan adu mulut.

Tadi pagi suaminya benar-benar menghubunginya pukul 8 tepat. Tidak banyak yang mereka bicarakan. Suaminya hanya bilang kalau besok siang dia sudah sampai di rumah. Lalu topik tentang buah tangan yang dibahas semalam seolah-olah tak pernah dibicarakan. Rosé tidak mau berbesar hati menganggap suaminya memikirkan tentangnya sampai-sampai harus repot mencari barang untuk di jadikan buah tangan, padahal pria itu sangat sibuk sekali.

Rindu?

Entahlah. Rosé tidak merasa kalau dia merindukan suaminya, dia hanya sedikit kebosanan karena hanya ada dia saja dirumah ini ㅡkadang pelayan dan petugas keamanan khusus ia suruh bermalam untuk menemaninya. Toh, keadaan rumah mewah ini juga tidak ada bedanya saat ada atau tidak adanya kehadiran sang suami.

"Ini bukan novel romantis, tidak usah berpikir pakai hati." gumamnya.

Suara bel rumah berbunyi menandakan ada seorang tamu yang berkunjung ke rumahnya. Rosé menahan pelayan yang sudah siap membukakan pintu rumah. Dia ingin menjadi tuan rumah yang sopan dengan membukakan pintu dan menyambut tamu-nya.

"Selamat siang, nyonya. Saya Lee Jisoo, tetangga baru tepat disebelah rumah." Ucap tamu tersebut sambil menunjuk rumah sebelah. Rosé sempat terpana sebentar dengan perawakan wanita dewasa di depannya.

Cantik, bertubuh ideal, dan memiliki senyum yang ramah.

Apakah harapannya kemarin terwujud? Dia benar-benar mendapat tetangga baru yang normal?

"Ah maaf, silahkan masuk." ucapnya mempersilahkan tamu tadi untuk masuk ke dalam.

"Saya Rosé Jeong, nyonya rumah ini. Kebetulan sekali bisa bertemu tetangga baru secepat ini." ucapnya dengan senyum sopan.

Tata krama dan segala macam aturan keluarga tentang menyambut tamu harus ia praktikan agar tidak menjadi celah hitam bagi keluarga terhormat suaminya.

"Jeong?" tanya tamu itu dengan raut terkejut. "Apa anda menantu keluarga Jeong yang baru menikah beberapa bulan lalu?"

Rosé mengangguk. "Ya, saya menantu kelima keluarga Jeong. Saya istri Jeong Jaehyun, putra bungsu keluarga Jeong."

"Wah betapa beruntungnya saya bisa bertemu langsung dengan anda. Selama ini saya hanya mendengar kabar dari segelintir orang yang membicarakan kalau menantu kelima keluarga Jeong memiliki paras yang sangat cantik, dan saya benar-benar bisa membuktikannya sekarang. Anda sangat cantik, nyonya."

Rosé tersenyum tipis. Dalam diam dia memperhatikan raut wajah cantik yang tengah tersenyum lebar itu dan mencari apakah ada sebuah kebohongan dan keterpaksaan dari raut wajah itu. Tapi dia lega saat merasa kalau orang di depannya ini berekspresi apa adanya ㅡalias tidak sedang berdusta.

"Senang bisa bertemu dengan nyonya Lee juga. Tapi nyonya tidak perlu terlalu formal saat bicara berdua denganku. Aku lebih nyaman berbicara tanpa beban." ucapnya. "Dan kelihatannya usia kita juga tak berbeda jauh. Jadi bicara seperti sedang bersama teman saja, ya."

"Maaf, karena yang sedang berada dihadapan ku adalah salah satu anggota keluarga inti, jadi aku tetap harus memakai sopan santun ku. Suamiku selalu mengingatkan kepadaku kalau derajat keluarga inti sangat tinggi, walau kami dianggap keluarga jauh oleh Jeong, kami tetap harus tau diri dengan status kami."

[3] STRANGE MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang