Chapter 22 : Make Up

526 69 23
                                    

*

Permohonan Ji Ran agar Namjoon menginap di apartemennya ternyata tidak bisa disanggupi oleh Namjoon bukan karena Namjoon tidak mau tetapi karena dia benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Deadline untuk lagunya sudah harus selesai sampai lusa—jadi Namjoon tidak bisa jika harus berleha-leha.

Namjoon sempat menawarkan kepada Ji Ran supaya Ji Ran saja yang menginap di apartemen Namjoon tapi Ji Ran ragu dan akhirnya tidak mau menuruti permintaan Namjoon karena di apartemen gadis itu masih ada Bang Chan. Alhasil Namjoon pun pulang dengan sedikit kekecewaan.

Kini tinggallah Ji Ran dan Bang Chan yang masih asik menikmati makanan yang tadi sudah dipesan oleh Bang Chan. Tidak lupa Bang Chan juga membeli kue ulang tahun via online agar Ji Ran bisa merayakan ulang tahunnya.

“Terima kasih Chan.” ucap Ji Ran setelah Bang Chan membantunya membersihkan sampah sisa dari makanan mereka tadi. Bang Chan mengangguk lalu mengusap kepala Ji Ran dengan lembut.

Ya, kenapa kau suka menyentuh kepalaku? Kau tahu—aku tidak suka jika kepalaku disentuh.” protes Ji Ran. Lantas Bang Chan malah tertawa lalu mencubit pelan pipi Ji Ran, “Baiklah. Kalau begitu pipi bulatmu saja yang kusentuh.” ucap Bang Chan.

“Ih.. pipiku tidak bulat Christoper Bang.” sahut Ji Ran yang tak terima. Bang Chan tertawa puas lalu dengan jahilnya ia mencapit pipi Ji Ran dengan tangannya hingga bibir Ji Ran mengerucut seperti bebek, “Kalau tidak bulat lalu ini apa nona Choi?”

Ji Ran melepaskan tangan Bang Chan dari pipinya sambil menatap sebal pada pria itu, “Ini namanya pipi bervolume.” kata Ji Ran seraya mengusap-usap pipinya. Bang Chan hanya tertawa mendengar ucapan gadis tersebut.

“Baiklah, baiklah.” katanya. Setelah itu Bang Chan melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Bang Chan masih ingin berlama-lama di apartemen Ji Ran namun karena waktu yang sudah menunjukkan hampir tengah malam akhirnya Bang Chan memutuskan untuk pamit pulang saja.

“Aku pulang dulu.” kata Bang Chan sambil memakai jaket, masker dan topinya.

“Sekarang?” tanya Ji Ran sambil memperhatikan tiap pergerakan pria di sampingnya itu.

“Heum. Kita masih bisa bertemu besok di agensi.” jawab Bang Chan. Ji Ran cuma mengangguk lalu mengekori Bang Chan sampai ke depan pintu apartemennya.

“Aku pamit dulu. . . kau jangan lama-lama tidurnya. Mengerti?” pesan Bang Chan. Ji Ran terkekeh pelan lalu menyahut, “Kau pikir aku anak kecil Mr. Bang? Aku ini nuna-mu.”

“Iya, iya nuna-ku.” sahut Bang Chan. Ji Ran cuma menyengir lalu menyahut, “Baiklah. Kalau begitu hati-hati.”

“Heum.” Setelah itu Bang Chan pun pergi dari sana. Ji Ran masuk ke dalam apartemennya setelah Bang Chan menghilang dibalik lift. Ji Ran memutuskan untuk segera mengistirahatkan tubuhnya tapi saat dia hendak masuk ke kamarnya ia melihat paper bag yang tadi diberikan Namjoon padanya. Ji Ran segera mengambilnya dan membawanya ke dalam kamar.

Pertama-tama ia mengganti terlebih dahulu pakaiannya dengan piyama setelah itu ia membersihkan wajahnya dari make up yang dipakainya kemudian barulah ia membuka hadiah dari Namjoon.

Terdapat sebuah kotak berukuran sedang di dalam paper bag tersebut. Ji Ran membukanya perlahan-lahan dan mendapati bahwa isi kotak itu adalah sebuah kunci dan sebuah amplop.

“Ini kunci apa?” gumam Ji Ran. Setelah itu ia membuka amplop yang berisi surat di dalamnya dan ketika Ji Ran membacanya mulutnya seketika terbuka lebar karena surat tersebut berisi sertifikat toko bunga atas nama Ji Ran. Jadi kunci yang dipegang Ji Ran adalah kunci untuk toko bunga yang sudah Namjoon belikan untuk Ji Ran.

I'm Sorry, My Love  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang