40).Apa Tujuannya?

443 45 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sebenarnya, apa tujuan Askal?

Bukankah terakhir kali Askal ingin membunuhnya? Lalu sekarang, pria itu malah memerintahkan banyak prajurit untuk mencarinya. Belum lagi Askal ingin Catania di akui oleh seluruh Negeri sebagai putri kerajaan Lotus. Tidak masuk akal, semua orang pasti menolaknya, Catania yakin akan hal itu.

Askal itu bodoh atau bagaimana? Dia tau banyak orang yang membenci dan meremehkannya, namun, kenapa sekarang malah ingin meresmikan Catania sebagai Tuan Putri?

Tidak bisa di biarkan, Catania tidak mau. Kebebasannya akan di renggut jika hal itu terjadi. Susah-susah dia berpetualang kesana-kemari menghindari takdirnya, ujung-ujungnya malah seperti ini.

Apa setelah ini, ia menemui Askal saja?

Tidak, bodoh! Tidak boleh sampai bertemu Askal lagi!

Ini pasti jebakan, pasti.

"Catania.. akan di resmikan?" Isabella mengerutkan keningnya.

Tina dengan wajah masamnya mengangguk. "Beberapa hari yang lalu, Yang mulia Askal, para petinggi kerajaan Lotus, dan ketiga pangeran mengadakan rapat. Atas izin Yang mulia, ibu juga ikut rapat tersebut. Yang mulia dan para pangeran membahas Catania yang akan di resmikan. Para petinggi tidak terima, tapi Yang Mulia tidak perduli. Dan.. pangeran kembar sampai mengancam para petinggi itu. Tidak ada yang bisa melawan keputusan Yang Mulia dan Pangeran. Maka, ibu dan para petinggi setuju. Padahal, ibu yakin, bahwa para petinggi juga tidak setuju!"

Catania sebal. Untuk apa mengadakan rapat jika ujung-ujungnya para petinggi di ancam? Mereka bertiga sudah gila!

"Namun sampai saat ini, anak sialan itu belum ketemu. Ibu benar-benar berharap semoga anak itu tidak akan pernah ketemu sampai kapanpun."

"Ibu..." Isabella memanggil. Catania ada di sini. Namun, dia tidak bisa memberitahu ibunya.

Isabella berpikir, kalau Catania benar-benar di resmikan oleh Askal, Isabella tidak akan mempunyai kesempatan dalam hal apapun. Perasaan irinya pada Catania semakin menjadi-jadi detik itu juga. Catania pandai mengambil hati orang lain, padahal anak itu mempunyai banyak sekali celah dan kelemahan.

Kenapa.. tidak adil sekali?

"Ada apa?" Tina mengamati wajah putrinya.

"Apa ibu menyayangiku?"

Di tanyai seperti itu, Tina mengernyit. "Tentu saja."

Ragu-ragu Isabella berucap, "K-kalau begitu, aku tidak ingin bertunangan dengan putra Duke Privane, bu. Ibu tau sendiri kalau sifatnya sangat buruk, dan ibu membiarkan aku terjebak bersamanya. Ibu, aku tidak mau dengannya." Anak perempuan itu nampak menggeleng.

Tina berdiri dari duduknya dan menatap Isabella serius. "Percaya dengan ibu, putra Duke Privane tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Lagipula, sifatnya tidak penting, yang terpenting adalah tambang yang akan di wariskan padanya. Anak itu akan kaya raya di masa depan, kamu tidak boleh menyia-nyiakannya, Isabella. Lagipula, putra Duke Privane sangat tampan, cocok sekali denganmu yang cantik ini."

Second Life [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang