Hi!
Agak terkejut work ini masih ada yang menanti, bahkan masih ada pembaca baru yang mampir 😲😲Wkwkkw, karena beberapa bulan lalu aku tiba-tiba jadi Chenle stan jadi aku mau tamatin work ini dah buat Chenle. Aku bakal rajin update sampai nih story tamat.
Yeorobun~~ this is for you ~~
-Happy Reading-
Taerin menatap kaca lokomotif di sampingnya lekat-lekat. Gerak semu gugus pemandangan sekitar membuat gadis itu menghela nafas kecil. Ini perjalanan pertamanya ke Mokpo--kampung halaman tempat kedua orangtuanya dikebumikan-- ini pertama kalinya sejak hari ia kehilangan kedua orangtuanya. Dia tidak tahu pasti perasaan apa yang sedang ia alami sekarang. Namun sorot matanya menggambarkan kecemasan.
"Kamu kedinginan?" tanya Jeno sambil memakaikan syal tambahan di leher Taerin yang sudah cukup terbungkus kerah jaket.
"Jen, kapan terakhir kali kita naik kereta bareng kayak gini?" tanya gadis penyuka bunga lili itu pada lelaki di sampingnya.
"Lima tahun lalu?" tebak Jeno agak lupa. Taerin hanya mengangguk pelan--membenarkan.
"Saat itu kehidupan masih sangat baik, saat itu kita naik kereta untuk berlibur, tapi sekarang ...."
"Apa sesampainya di Mokpo aku akan benar-benar memilih menetap dan kembali ke Seoul hanya untuk berkemas atau justru berubah rencana untuk kembali ke Seoul selamanya?"
Jeno tiba-tiba menggenggam tangan Taerin erat.
"Taerin, dengar! Aku udah ninggalin harapanku buat bersamamu, tapi menanggalkan cintaku padamu itu sesuatu yang berbeda ...."
"Jadi, Taerin ... untuk kesekian kalinya ...."
"Jen." Taerin menghela nafas kasar.
"Kamu tahu kan? Aku ... aku nggak pernah mengharapkan kamu bertanya lagi setelah semua yang kita hadapi. Harapanku tentang hidupmu tak pernah berubah sekalipun ...." Taerin menahan suaranya, mengibas jiwanya yang dibalut kalut.
"Taerin aku serius, jika semua ini berat mari kita pergi bersama ke Amerika ...."
"JEN, KAMU SUKA ORCHID!! DAN KAMU HARUS HIDUP DENGAN BAIK!" seru Taerin keras begitu Jeno akan membuka mulutnya lagi.
"Bukannya kamu sedang bertanya? Kenapa kalimat itu terdengar seperti sebuah pernyataan?" tanya Jeno lirih.
"Pertanyaan? Jen, itu bukan pertanyaan, di dunia ini mungkin hanya kamu yang nggak sadar sama perasaan kamu ke Orchid! Jalani hidupmu sesuai lajurnya setelah ini, kumohon!"
***
Usia perjalanan cukup panjang Taerin dan Jeno sampai di Mokpo. Hening menghinggapi kisah perjalanan mereka, agak canggung namun tidak asing.
"Jen, jalannya pelan-pelannn!" teriak Taerin kesusahan menggeret kopernya.
"Kamu tahu aku nggak bisa marah sama kamu, tapi aku bisa ngambek!" teriak Jeno balik sambil mempercepat langkahnya.
"Jen memang kamu tahu jalan?!!" teriak Taerin kesal.
"Jeno!!" teriak Taerin lagi sambil pura-pura jatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Layar Cinta - Zhong Chenle
FanfictionHidupku menjadi semakin bobrok sejak bertemu oknum sialan ini! Zhong Chenle, Chonlo? Woy sini lu gue colong -_-. Cover by: @urcuby