10. New Hope

980 113 159
                                    

Spam juseyong ^^^

••• Happy Reading
..

..

Jeno memapah Taerin dengan hati-hati saat akan masuk kedalam lift. Tapi Taerin berkelit kesamping dan memaksa Jeno berbalik dari pintu lift. Dia masih trauma dengan kejadian lift macet tadi yang membuatnya diseruduk tong sampah.

"Mau digendong turun tangga?" tanya Jeno mendadak saat sadar mereka sudah berada di sekitar tangga turun.

"Nggak deh, apaan. Aku sehat kok, lihat nih udah baik-baik aja," tolak Taerin buru-buru.

"Selalu deh sok kuat," gumam Jeno menyerah, sambil lanjut memapah sahabatnya itu menuruni tangga.

Senyap untuk sesaat sampai mereka tiba-tiba saling pandang lalu menghela nafas canggung.

"Kenapa coba Si dokter nelpon kamu," gumam Taerin.

"Ya mungkin karena di hp kamu cuma ada nomerku, emangnya kenapa? Kamu maunya Chenle yang  ...."

"Jen cukup," potong Taerin cepat.

"Aku berusaha dengerin perkataan kamu, aku sedang dalam proses lepas dari dia, kamu jangan mulai deh. Kamu nggak kayak Jeno yang biasa," lanjut Taerin sebal.

"Maaf, aku terlalu cemas," ucap Jeno berusaha mengakhiri perdebatan.

"Okay, lupain ini."

"Tapi kamu serius kan nggak bakal nemuin dia lagi?" tanya Jeno.

"Aku nggak tahu," batin Taerin muram.

"Iya!" seru Taerin keras yang langsung membuat Jeno menghembuskan nafas berat.

"Ini bukan berarti perasaanku udah berubah ya, tapi kalau emang bukan aku nanti yang berada di sisimu, aku harap orang yang bisa rawat kamu yang bakal nempatin posisi yang kuharapkan itu."

"Dokter itu, Jung Jaehyun. Dia suka kamu kan?"

Deg!
Jantung Taerin rasanya mencelos. Bagaimana Jeno bisa tahu?

"Kalau boleh berpendapat aku lebih suka kamu sama dokter itu daripada Chenle."

"Jadi aku mau nanya, kamu suka dokter itu apa nggak?"

***

Renjun dan Chenle bertengkar seperti biasa di dalam mobil Renjun. Chenle terus memaksa Renjun mengebut menuju tempat kerja Taerin.

Renjun yang sangat badmood karena tingkah Chenle pagi buta tadi--ditambah masih ragu dengan keputusannya mendukung Chenle akhirnya hanya diam dan berusaha mengabaikan Chenle beberapa detik lalu, tapi kata umpatan dan ejekan Chenle membuat lelaki China itu bak kesurupan gorila kebon sekarang.

"Diem-diem napa lu! Gue turunin di jalan sukur lu!" seru Renjun.

"Eh iya deh hehehe, gue diem."

"Tapi buruan ya, noh di sonoh terus belok kiri," lanjut Chenle sambil nyengir sedikit.

"Iya, gue tahu," timpal Renjun singkat.

"Oh gue kira tempe atau oncom," gumam Chenle.

"Serah lu," respon Renjun lelah.

"Oh iya lu pasti tahu jalannya, gue lupa kalau lu pernah nemuin gadis gue di sana," nyinyir Chenle membuat Renjun mendengus sebal.


Renjun dan Chenle sampai di tempat tujuan, Renjun memarkir mobilnya agak jauh dari tempat pengisian air minum dimana Taerin bekerja. Tak ingin terlalu menarik perhatian dengan mobil mewah mentereng tersebut dalihnya, Chenle hendak protes pada awalnya. Namun dia memilih untuk tetap sabar agar Renjun tetap konsisten dengan keputusannya.

Layar Cinta - Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang