14. New Plan

207 27 7
                                    

Sepi gak ada komen ataupun vote.  Hmm,  sad. 

###



Satu bulan telah berlalu sejak perjalanan syarat akan arti bagi Taerin dan Jeno. Mungkin bagi beberapa orang sebulan tak ada artinya, namun banyak hal yang telah berubah dalam kehidupan Taerin selama satu bulan tersebut.

Dia sudah meninggalkan semua pekerjaan lamanya, bukan hal yang mudah baginya untuk melepas rutinitasnya tersebut. Terlebih dia harus mendapatkan amukan super murka dari bosnya saat tiba-tiba resign, begitu pula ketika Taerin berhenti menjadi tutor Jaemin. Tak pernah Taerin kira bahwa anak baik itu menjadi terobsesi padanya dengan terus menguntitnya selama seminggu setelah Taerin berhenti mengajar. Jaemin bolos dari sekolahnya, mencari-cari alamat rumah baru Taerin dan memanjat pagarnya setiap hari sampai seminggu lamanya.

"Huft." Taerin menyiuk keras sambil memotongi tangkai bunga pesanan pelanggan.

Kini dia menjalankan bisnis flower shop di rumah barunya, ia memulai bisnis dengan uang pemberian tantenya yang memang haknya. Uang itu memang cukup banyak untuk bisa merasakan kehidupan mewah sampai akhir hayatnya. Namun Taerin tak ingin hanya menghabiskannya begitu saja tanpa makna, ia merasa cukup sulit melanjutkan pendidikan di tengah sakitnya yang semakin memburuk.

Ia tidak punya skill spesial pula, akhirnya dengan modal kecintaannya terhadap bunga dan bantuan Orchid ia pun membuka florist sederhana di rumahnya. Sekarang hasilnya memang tak seberapa, namun Taerin yakin ia bisa saja sukses dan memberi lebih banyak orang kesempatan untuk meningkatkan kehidupan. Dia juga tak merasa kelelahan dengan bisnis ini karena dibantu oleh seorang pegawai. Semuanya terkondisikan dan terkontrol dengan mulus.


"Apa kamu capek?" tanya Jeno yang sudah tiba-tiba duduk di samping Taerin.

"Haaaa!!!!!"

"Sejak kapan kamu disini?" teriak Taerin seperti kerampokan lalu menggeser kursinya kasar.

"Astaga, baru aja sampe," gumam Jeno ketawa.

"Aku nggak capek! Udah kamu kenapa kesini terus? Bentar lagi banyak pelanggan! Kalau kamu bosen kamu bisa kerja di retoran ayam yang lebih rame atau temuin saja Orchid, dia ..."

"Ssstttt!" potong Jeno seraya menutup mulut Taerin lembut.

"Kamu sekarang semakin cerewet ya sejak jadi bos," ejek Jeno yang disambit pelototan kocak dari Taerin.

"Et et ettt sejak kapan kamu jadi rese gini ya Lee Jeno!"

"Hi everybody!!!" teriak Orchid yang tiba-tiba nimbrung di florist itu juga, ia baru mewarnai rambutnya pink. Membuat Jeno dan Taerin yang ribut auto melongo. Pegawai Taerin Si workaholic  yang hanya peduli pada pekerjaannya menggeleng pelan kemudian berlalu, bersiap mengantar hampers dan buket pesanan pelanggan.

"Kamu kenapa warnain rambut?" tanya Jeno polos, lucu sekali hingga membuat Orchid ingin menelannya.

"Aku mau ke London, ada bisnis yang mengharuskan aku sama Mark datang sebagai saudara. Kamu tahu kan kakakku norak, jadi aku harus tampil lebih cetar agar bisa mengimbangi suasana pesta bisnis nanti," jelas Orchid riang.

"Tapi kayaknya Jeno nggak suka ya?" tanya Orchid sambil mayun.

"Nggak kok, cantik...." Taerin melotot menyaksikan sahabatnya itu memuji seorang perempuan di depannya, sementara itu Orchid sedang bersemu merah dipuji oleh Lee Jeno.

"Ahhh salah tingkahhh!" seru Orchid nggak sanggup lagi sampai ingin rasanya lari-lari di jalan raya sambil bergelud dengan T-rex.

"Eumm, ngomong-ngomong ada apa kamu kesini?" tanya Jeno kikuk dan lebih salah tingkah.

"Ah anu, aku  ... aku baru belajar bikin cookies jadi aku mau bagi sama Taerin. Eh disini malah ada Jeno, jadi ehmm ...."

"Jeno nggak usah ya, buat Jeno ambil aja hatiku," cicit Orchid melanjutkan obrolan cheesynya.

Taerin hanya menepok wajahnya trauma, semua perbucinan ini membuatnya tak kuasa.

"Ya, ya nanti aku makan. Terima kasih ya. Sekarang kalau kalian mau kencan cepat pergi jangan disini!"

"Eumm aku nggak mau, Jeno belum jadiin aku kesayangannya. Kesayangannya dia cuma Taerin, jadi sampe aku jadi kesayangannya aku nggak mau disebut kencan." Jeno mendelik mendengarkan ucapan Orchid.

"Kenapa jadi makin ngaco sih!" dumel Taerin.

"Ah jadi makin ngacoh ya. Oke gitu aja kalau gitu, aku harus pulang. Annyeong!"

"Tunggu Orchid!"

"Ah iya Taerin?"

"Apa Chenle juga datang?" tanya Taerin berharap. Orchid mengernyit, dia kembali berbalik dan menatap sahabatnya sedih.

Hening sesaat  ....

"Hanya penasaran, kamu tahu aku sudah move on total sebulan yang lalu." Taerin menyunggingkan senyum kecil.

"Dia sepertinya tidak ada. Maksudku, entahlah. Secara resmi kita masih bertunangan tapi dia belum menghubungi aku sama sekali. Aku tidak tahu apapun tentang dia sekarang."

"Pasti perceraian orangtuanya sangat berat bagi Chenle," timpal Jeno agak prihatin.

"Jen." Taerin menggenggam tangan Jeno khawatir.

BERSAMBUNG



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Layar Cinta - Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang