Budayakan Berkomentar selagi membaca. ^^
•••
"Bertemu denganmu adalah malapetaka." - Taerin.
***
Kring ... kringgg ... kringgg.
Sebuah jam beker tua berbunyi nyaring di sebuah ruangan sempit. Seorang gadis yang masih memejamkan matanya buru-buru menendang jam yang terus berbunyi di sampingnya itu sampai terpental ke dinding--alih-alih mematikannya dengan benar. Dia mengumpat dalam hati lalu bergulung-gulung kesal hingga tubuhnya terjebak di kasur gulungnya tanpa sadar.
"Ahhh! Jam bodoh! Andai bisa dituker sama sapi udah gue tuker lu dari dulu!" teriak gadis itu sambil berusaha keluar dari kasur gulung yang melilit tubuhnya.
"Sial masih jam lima tapi gue udah kebangun. Gue sampek bosen sama lu! Lu ini jam ato Ibu tiri. Mau gue setel jam berapapun pasti bunyinya jam lima, masih ngantuk woy!" Taerin meraih jam beker itu lalu menunjuk-nunjuknya dengan gaya emak-emak.
"Ah laperrrr, bosen minum air doang," ucap gadis itu sambil membuka tirai jendelanya sedikit untuk melihat warna langit.
"Ah Taerin, besok Rabu. Besok lu gajian ogeb. Ayo makan mi aja sekarang. Ya ayo makan," gumamnya seusai melirik kalender penuh coretan di samping jendela.
Gadis bernama Taerin itu mengikat rambutnya asal lalu merangkak ke ruang sebelah seperti zombie. Dia mengerang pelan lalu berdiri dan memakai sandalnya, dia masuk ke kamar mandi untuk berkemih lalu keluar dan menuju meja kayu tempat dia meletakkan kompor.
Dia menggeleng miris melihat gas yang juga hampir habis, kemudian menyalakan kompor hati-hati. Dia meraih panci usangnya--mengisi air lalu menaruhnya di atas kompor, membiarkannya mendidih.
Dia menggaruk tengkuknya pelan lalu berjalan ke ruang utama setelah melepas sandalnya asal di pintu pembatas ruang utama dengan dapur-kamar mandi. Taerin mengerjap menatap langit-langit rumahnya sedih, terkadang dia bingung jika misalnya tiba-tiba kedatangan tamu. Pasalnya rumahnya benar-benar memalukan.
Rumahnya hanya memiliki dua ruangan sempit, rumahnya juga tidak rapi ataupun bersih. Benar-benar tampak seperti kandang babi daripada rumah. Ruang utama menjadi tempat tidur, makan dan kegiatan lain. Ruang kedua menjadi kamar mandi dan dapur.
Andai orangtuanya melihatnya dari sana mungkin orangtuanya akan menangis--pikir Taerin setiap dia merenung.
"Ah apaan sih melo-melo. Alay, sadar diri lu itu sebatang kara, nggak bakal ada yang mau main kesini," ucap Taerin sambil mematikan obat nyamuk bakar yang hampir lupa ia matikan.
"Ah buset, gue kan mau ngambil mi di kresek kenapa jadi natep sana-sini," ucap Taerin sambil meraih kantong hitam yang tergantung di dekat pintu rumah.
Dia mengambil satu-satunya cup mi di dalam kantong plastik itu lalu kembali ke dapur. Dia membuka plastik bening cup mi itu, menyobek setengah tutup mi, menyobek bungkus bumbu dengan giginya dan menuang bumbu beserta air yang kebetulan sudah mendidih.
"Enakk," gumam Taerin sambil berjalan menuju jendela.
Dia menyibak tirai jendelanya sedikit lalu mendorong jendela agar terbuka. Dia menikmati udara dingin pagi itu sambil menatap bunga lili yang tumbuh liar di sebelah kanan rumahnya, dia tersenyum kecil lalu mulai memakan mi instannya--keadaan ini sangat spesial dan sempurna bagi Taerin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Layar Cinta - Zhong Chenle
FanficHidupku menjadi semakin bobrok sejak bertemu oknum sialan ini! Zhong Chenle, Chonlo? Woy sini lu gue colong -_-. Cover by: @urcuby