PROLOG & PREFACE 💗

5.6K 260 108
                                    


Namaku Taerin, seorang gadis sederhana penyuka bunga lili. Gadis yang terlihat lembut namun tangguh. Meskipun abu-abu monyet adalah warna favoritku, namun bunga lili berwarna putih adalah bunga terindah bagiku. Karena sangat sukanya dengan bunga lili, aku selalu berusaha bangun pagi untuk menatap bunga lili yang tumbuh di depan rumah tetanggaku secara diam-diam.

Yap, tetanggaku. Aku tak punya waktu untuk menanam dan merawat bunga, sehingga aku lebih menyukai menatap bunga itu walaupun harus dari jauh dan sembunyi-sembunyi. Kenapa aku harus melihatnya sembunyi-sembunyi? Ya, karena Nyonya Kim--tetanggaku selalu tidak suka saat aku melihat bunganya.

"HEI KAU GADIS SEBELAH! AKU BISA MELIHATMU DARI SINI! BERHENTI MELIHAT BUNGAKU DARI BALIK JENDELA!" teriak Nyonya Kim Geun Suk suatu hari saat aku melihat bunga itu di siang hari.

"Maaf Nyonya, aku hanya melihatnya, aku tak akan mencurinya. Lagi pula bunga itu memang tumbuh untuk dipandang," ucapku lalu menutup tirai jendela dengan cepat kala itu.

"HEI DASAR MISKIN! DASAR YATIM PIATU! SEKALI LAGI KAU MELIHAT BUNGAKU KUROBOHKAN RUMAHMU!" teriaknya kesetanan.

Sungguh kata-kata yang jahat bukan? Aku sudah biasa mendengar teriakan sejenis itu. Iya aku hanya hidup sebatang kara di dunia ini, orangtuaku meninggal dalam kecelakaan mobil ketika aku berusia 15 tahun. Semua aset perusahaan besar ayahku lenyap karena kebangkrutan yang terjadi sepeninggal orangtuaku. Pamanku mengambil asuransi kematian orangtuaku serta semua harta yang tersisa, kemudian kabur ke luar negeri. Hanya rumah kecil di pinggir kota Seoul ini yang aku punya. Rumah yang hanya memiliki dua ruangan ini kubeli dengan tabungan pendidikanku yang tersisa.

Mungkin aku sudah ditakdirkan untuk menjadi mandiri. Menjadi seseorang yang mandiri dan bertanggung jawab adalah kebanggaan satu-satunya dalam menjalani hidupku. Aku tidak mempunyai impian khusus seperti orang lain. Aku hanya menjalani hidupku seolah itu adalah hal yang menyenangkan.

Pendidikanku? Ah aku sudah lulus SMA, aku lulus lebih cepat karena aku masuk sekolah dasar dua tahun lebih awal. Aku selalu bersekolah di sekolah bergengsi, jadi setelah orangtuaku tiada aku terpaksa pindah ke sekolah kelas rendah untuk menghemat uangku, alhasil aku tidak bisa mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Sekolahku tidak menyediakan beasiswa, jadi aku memutuskan bekerja saja.

Pekerjaanku? Pengantar galon dan asisten guru les di hari Rabu & Kamis. Upahku memang tak banyak, tapi di situlah aku belajar mandiri. Hidup ini tak seindah drama Korea, itulah motto hidupku. Sehingga apapun yang aku lakukan akan aku tekuni hingga akhir.

Sarapan pagiku? Tentu saja hanya air putih. Itupun kudapatkan dari hasil negoisasi panjang dengan Bosku setiap hari. Jika kau ingin bilang Si Bos sangat pelit, ada 1001 alasan untukmu menelan kembali kata-kata itu. Pernah sekali ada karyawan yang mengoceh tentang betapa pelitnya Si Bos dan akhirnya karyawan itu dikuliahi hingga tak ingin bicara lagi seumur hidup.

Aku mengantar galon air dari jam delapan pagi hingga jam tujuh malam. Sedangkan hari Rabu & Kamis aku mengantar galon dari pukul tujuh pagi sampai pukul dua siang, karena jam tiga sore sampai jam lima sore aku harus beralih profesi menjadi asisten guru les.

Makanan sehari-hariku mungkin bisa ditebak. Tentu saja ramyun dan beberapa makanan murah lainnya. Aku selalu menghemat untuk keluarga kecilku di masa depan ....

Hingga akhirnya suatu hari, aku harus membayar sedikit lebih untuk "dia" yang tanpa aku minta datang dalam hidupku. Zhong Chenle seseorang yang sialan dan tega memerasku!

-Layar Cinta-


1. Seo Taerin

 Seo Taerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Layar Cinta - Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang