3. Feel It

1.4K 161 153
                                    

Taerin menatap Chenle datar, sementara Chenle yang sadar ditatap begitu justru bersikap bodoamat dan melanjutkan penjelasan penuh bacot tentang hoverboard kesayangannya.

"Ah terserah, terserah. Intinya gue nggak mau naik itu!" teriak Taerin.

"Heh, tadi waktu kita kesini juga kan naik ini! Udah deh gak usah cerewet!" sahut Chenle.

"Tadi situasinya gawat, sekarang situasinya beda. Gue nggak mau naik mainan anak kecil itu!" seru Taerin keukeuh.

"Apaa?" tanya Chenle geram.

"Eumm okey,  jujur gue takut," cicit Taerin.

"Apa? Cewek Kang galon yang tangguh takut naik beginian?" tanya Chenle miris.

"Ah udah lah, intinya gue takut. Kasih gue uang transportasi, gue mau naik yang lain," ucap Taerin lirih.

"Dasar rakyat jelata!" seru Chenle sambil menarik tangan Taerin, membuat Taerin tertarik ke arahnya.

"Naik." Chenle menarik Taerin ke atas hoverboard-nya.

Taerin terkejut dan hampir jatuh namun Chenle yang memang sudah mahir langsung buru-buru menahan tubuh Taerin dan menjalankan hoverboard-nya.

Mereka menggunakan hoverboard itu berdua, dengan salah satu kaki masing-masing menapak di bilah hoverboard dan satunya berada di tengah. Sangat manis--pikir Chenle, sedangkan Taerin masih berpikir itu menakutkan.

"Yakk lu diem aja! Biar gue yang kontrol. Pegang tangan gue erat-erat," ucap Chenle sambil melajukan hoverboard itu. Sedangkan Taerin berusaha menahan teriakan sambil meremas tangan Chenle takut.

"Gue takutttt!" teriak Taerin saat hoverboard melaju seolah tak terkontrol.

"Hahahaha seru, gue belum pernah naik hoverboard berduaan gini," ujar Chenle senang.

"Chenle!" teriak Taerin semakin takut.

"Hahaha tahan, udah deket nih," ucap Chenle sambil siap-siap menghentikan laju hoverboard.

"Argghh!" teriak Taerin seraya melompat dari hoverboard itu saat sudah berada di kawasan rumah Chenle.

"Eh anjir! Pelan-pelan! Asal lompat aja! Mana nggak lepasin tangan gue," ujar Chenle sambil ikut turun dari hoverboard yang telah berhenti sempurna.

"Astaga lu ini  ...."

"Chenle!"

Taerin dan Chenle otomatis mengalihkan atensi ke arah seseorang yang memanggil Chenle.

"Orchid." Chenle tersenyum sok tulus saat melihat tunangannya baru keluar dari mobil. Namun tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah saat seorang pria muncul di belakang Orchid.

"Mark hyung," gumam Chenle.

Mau apa Mark datang kesini? Ini kan hanya acara yang dibuat mamanya untuk mendekatkan diri dengan Orchid saja. Apakah ada sesuatu? Tanya Chenle dalam benaknya.


Chenle terkejut melihat Renjun sudah berada di ruang tamunya dengan senyum menyebalkan. Dia curiga ada sesuatu yang terjadi hingga Renjun tidak berada di China jam segini, namun Chenle hanya merotasikan mata malas lalu membuang muka dan mempersilakan tamunya duduk.

"Hm jadi ini mata-matanya?" tanya Mark cepat begitu merasa nyaman dengan posisi duduknya.

"Eh maksudnya?" tanya Chenle bingung sendiri.

"Kamu mau memata-matai adikku kan?" tanya Mark sambil menatap Taerin dan Renjun bergantian.

Chenle melotot dan langsung menatap Renjun tajam, Renjun yang ditatap keduanya hanya berdehem kewl lalu menatap ponselnya. Sementara Taerin yang masih tidak mengerti situasinya hanya menatap wajah tampan Mark lekat-lekat saat Mark menatapnya, hingga Mark salah tingkah sendiri.

Layar Cinta - Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang