12. Fate's Joke

779 91 54
                                    

Heyoo I luph yu so so so much ~~






…………………………



Jeno paham betul Taerin tak pernah suka jika Jeno datang ke rumahnya--apalagi masuk ke rumahnya jika tanpa Taerin, Jeno juga tahu bagaimana insecure-nya Sang sahabat saat orang lain melihat rumahnya. Tapi kali ini Jeno benar-benar panik, Taerin tidak membalas pesannya sejak semalam, Taerin juga tidak bisa dihubungi sejak Jeno mengantarnya berangkat ke rumah Jaemin. Jadi Jeno memutuskan untuk datang ke rumah Taerin.

Selang beberapa menit dia meragu untuk mengetuk pintu rumah yang hampir ambruk itu, akhirnya Jeno mendorong pintu tersebut agak kuat.

"Hey! Siapa itu! Berani-beraninya maling di lingkungan ini!" teriak Nyonya Kim Geun Suk--tetangga sebelah rumah Taerin yang rempong, sambil mendekati Jeno yang memang tampak mencurigakan dengan setelan hitam dan masker yg hampir menutupi mata.

"Ehh an-anu,  bu-bukan maling," ujar Jeno gagap sambil cepat-cepat membuka maskernya.

"Eh! Kau! Cowok ganteng yang dulu sering main sama gadis pemilik rumah ini?!" tanya Nyonya Kim sambil menunjuk-nunjuk Jeno heboh.

"Iy-iya, itu saya mau cari Taerin."

"Oh cari dia, ya sudah kalau gitu ... bikin heboh saja kau!" seru Nyonya Kim sambil berbalik begitu mendengar respon Jeno.

Jeno menggaruk tengkuknya pelan,  antara bingung dan malu.

"Apa Taerin di rumah?" tanya Jeno memberanikan diri.

"Gadis pencuri anjing itu? Dia tidak pulang dari kemarin," ucap Nyonya Kim memberi info sebelum masuk ke rumahnya dengan ekspresi tak peduli.

"Tidak pulang?" tanya Jeno semakin panik.


Jeno mengutak-atik ponselnya, berusaha mengirim rentetan pesan kepada Taerin yang entah sedang dimana sekarang. Jeno pikir hari liburnya kali ini bisa digunakan untuk melakukan Q time dengan Taerin. Tapi yang dia lakukan sekarang malah panic time mencari-cari gadis itu.

Jeno sudah pergi ke tempat kerja Taerin, klinik dokter Jung, bahkan rumah Jaemin, tapi nihil ... Keberadaan Taerin masih belum ia ketahui.

"Taerin, dimana kamu?" tanya Jeno dalam hati sambil memarkir motornya di depan kedai ayam tempatnya bekerja.

"Eh, Orchid!" teriak Jeno refleks ketika melihat Orchid berlari segera setelah keluar dari pohon-pohon di samping kedai.

"Eh, Jen ...."

"Kamu? Kamu kenapa bisa keluar dari sana?" tanya Jeno dengan ekspresi polos.

***

Jeno dan Orchid duduk bersama ditemani keheningan pekat di bangku taman belakang kedai. Jeno bersyukur kedai sudah tutup karena kehabisan stok ayam, jadi dia bisa bicara dengan gadis yang sedikit mengusik pikirannya belakangan ini. Dia juga sudah berjanji akan bicara banyak pada Orchid jika bertemu lagi.

"Kamu sembunyi?" tanya Jeno masih polos.

"Bukannya udah jelas ya!" seru Orchid kesal. 

"Kok gitu?  Berbeda sekali dengan kamu yang kemarin," gumam Jeno.

"Kalau diinget-inget rasanya aku malu-maluin banget, jadi ya aku takut ketemu kamu."

"Malu-maluin kenapa?" tanya Jeno makin polos.

"Lalu kenapa datang kesini?" tanya Jeno lagi.

"Cuma lewat," jawab Orchid cepat.

"Bohong."

Layar Cinta - Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang