Please koment juseyo ><
-Happy Reading-
Pagi yang cerah, Renjun dengan wajah segarnya telah berdiri dramatis di taman bunga mewahnya. Mata beningnya terus menatap random.
Huang Renjun--seorang sahabat sekaligus anak sahabat Papanya Chenle. Anak sultan yang terkesan ramah itu sebenarnya sangat dingin dan menyebalkan jika di rumah. Dia selalu mempunyai rutinitas melamun sebelum beraktivitas.
Jika lamunannya itu diganggu atau tidak sengaja diganggu, maka habis sudah orang yang mengganggu itu. Pagi ini saja dia sudah memecat dua pelayannya karena tidak sengaja menjatuhkan sesuatu dalam radius sepuluh meter dari tempatnya melamun.
"Tuan muda, maaf saya mengganggu," ucap seorang pelayan senior saat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh.
"Ah tidak apa-apa, waktu melamun sudah berakhir." Renjun tersenyum lalu mengambil ponselnya yang berdering dari tangan pelayan itu.
"Chenle?" tanya Renjun pada dirinya sendiri sambil memberikan gestur mengusir pada pelayannya.
"Hallo! Gege!!!" teriak Chenle seperti orang yang baru dimaling.
"Siapa anda? Saya tidak kenal. Saya sibuk," bacot Renjun lalu mengerucutkan bibirnya.
"Anjir! Gue ngambek salah! Gue telpon salah! Dih! Gue mau ngobrol!" seru Chenle dari seberang sana.
"Sorry Le gue sibuk, aktivitas gue kalau nggak kuliah bukan cuma nemenin lu. Gue harus jaga keponakan gue!" seru Renjun lalu mematikan telpon.
Ya, Chenle mulai manja. Dia memang sudah terbiasa diurus oleh Renjun. Renjun sangat baik padanya sebagai sahabat sekaligus kakak. Renjun juga sedikit sedih setiap tidak bisa memanjakan Chenle. Namun entah kenapa sejak dia mengatakan suka pada Taerin di depan Chenle dia jadi sebal dan enggan bertemu Chenle. Untungnya hari ini dia punya aktivitas menjaga keponakannya, jadi dia tidak perlu galau merasa kesepian tanpa kehadiran Chenle.
•
•Renjun sedang berada dalam perjalanan menuju rumah kakak perempuannya yang berada di kompleks perumahan Chenle. Renjun berulang-ulang memukul kepalanya kesal, dia baru ingat kakaknya tinggal di kompleks yang sama dengan Chenle. Biasanya dia senang setiap disuruh menjaga keponakannya karena dia bisa memantau Chenle juga, tapi hari ini dia kesal. Dia tidak mau bertemu Chenle.
"Dih, apa gue ngerasa bersalah?" tanya Renjun dalam hati.
"Chenle suka Taerin kali ya mangkanya sewot, Ah kayaknya gue nggak suka gadis itu! Gue cuma ngerasa kasihan!" teriak Renjun tiba-tiba.
Dia terus mengayuh sepedanya sambil bergumam aneh. Ya, Renjun tak biasa memakai mobilnya di hari libur kuliah. Dia lebih senang memakai sepeda--namun itu bukan sepeda biasa. Itu sepeda sultan yang mahalnya lebih dari mobil-mobilan Chenle.
"Sial pantat sultan lagi iritasi, kayaknya ada tangan rakjel yang nyentuh dudukan sepeda gue," ucap Renjun songong dengan nada ala Chenle sambil turun dari sepeda.
Dia menarik nafas berkali-kali sambil mendorong sepedanya. Tiba-tiba rungunya mendengar sebuah suara mistis.
"Pak Otong! Mianhae!" teriak seseorang.
Hampir saja Renjun mengumpat jika tidak langsung berbalik dan menyadari bahwa Chenle lah yang menatapnya dan memanggilnya Pak Otong tadi.
"Wey lu tai bebek! Ngapain manggil gue Otong? Gak tahu apa gue lagi ganteng?" tanya Renjun sewot.
Wkwk, baiklah. Renjun dan Chenle memang aslinya sebelas dua belas seperti ini. Mereka sudah biasa bersikap seperti ini. Entah apa yang terjadi kemarin hingga interaksi gila seperti ini tidak terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Layar Cinta - Zhong Chenle
FanfictionHidupku menjadi semakin bobrok sejak bertemu oknum sialan ini! Zhong Chenle, Chonlo? Woy sini lu gue colong -_-. Cover by: @urcuby