1. marley continent

598 57 1
                                    

'''

''

"Apa ini...kehidupan diluar dinding?..."

Gumam seorang gadis berumur 18thn.
Ia memperhatikan beberapa orang berlalu lalang didepannya, menatap satu persatu wajah mereka. Lalu gadis itu menunduk menatap sepatu pentofel yang dipakainya. Akibatnya topi fedora berwarna merah yang dipakainya terjatuh.

"Apa kita..boleh seperti ini...? Eren"

Pria yang disebut namanya menoleh, menatap gadis yang sedari tadi menunduk.

Lalu pria itu berjongkok, tangannya terulur mengambil topi merah dibawah sana sebelum kembali berdiri.

"Tidak ada cara lain, (y/n)-san"

Ucap pria bernama Eren itu sambil menatap topi yang sedari tadi ia pegang.
Mencoba memakaikannya kembali kepada pemiliknya, namun sepertinya gadis itu menolak.

"Tidak usah, tidak nyaman dikepalaku"

Ucap (y/n), gadis itu membiarkan rambut coklat yang sekarang sudah memanjang tergerai bebas terbawa angin. Lalu berjalan pergi meninggalkan Eren yang masih berdiri di sana.

--

"(Y/n)-san coba ini!" Ucap seorang gadis bersurai coklat yang berlari menghampiri nya. ditangannya memegang sebuah es-krim.

"Sasha, jangan berlari"

Ucap (y/n) saat gadis bernama Sasha itu sudah berada didepannya. Sasha terlihat lucu di matanya, seperti anak polos yang sedang bersemangat.

"Cobalah ini!" Tawar sasha

(Y/n) melirik sebuah es-krim ditangan gadis itu, lalu menggeleng.

"Aku tidak menyukai es-krim, Sasha"

ucap (y/n). Sasha yang mendengarnya menatap (y/n) bingung, lalu berkedip beberapa kali.

"(Y/n)-san pernah mencobanya?"

Pertanyaan Sasha membuat (y/n) terkejut, ia tidak tau harus menjawab gadis itu apa. Di kehidupan sebelumnya, (y/n) mempunyai kenangan buruk tentang makanan itu, Kejadian yang ingin sekali ia lupakan. Kehidupan yang sudah (y/n) susah payah lupakan sampai sekarang.

"Tidak, Aku..Hanya... Maksudku dengan melihat bentuknya saja membuatku tidak berselera.."

Ucap (y/n) sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal, sasha yang didepannya pun hanya mengangguk mengerti. (Y/n) menghela nafas, lalu netranya berkeliling mencari seseorang.

"Dimana yang lain?" Tanya (y/n)

Beberapa detik tidak ada jawaban

"Kapten Levi bersama dengan onyankopon dan armin disana"

Jawab sasha sambil menunjuk kerumunan. Aneh padahal (y/n) tidak menanyakan tentang levi kepadanya, tapi gadis itu menjawab seolah-olah (y/n) sedang bertanya tentang orang yang dikaguminya itu. Hahah, sasha memang peka.

"Terima kasih" ucap (y/n) yang langsung diangguki oleh sasha.

(Y/n) berjalan kearah kerumunan tadi, netranya masih berkeliling mencari seseorang.


"Oy, itu bukan dompetmu lo"

(Y/n) menoleh ketika mendengar suara yang ia kenal. Tepat dibelakangnya terdapat levi yang sedang memegangi tangan seorang anak laki-laki. (Y/n) yang langsung sadar lalu merogoh kantong jas merahnya. Uang yang terbungkus kain itu sudah tidak berada di tempatnya.

"Copet!"

"Anak kurang ajar!"

Beberapa makian dari beberapa orang ditunjukkan kepada anak laki-laki itu.
(Y/n) melirik anak laki-laki itu sekilas, anak itu terlihat ketakutan.

"Sepertinya kata-kata saja takan membuatnya mengerti!"

"Bagaimana kalau kita lempar kelaut saja?!"

"Tidak, Kita hancurkan saja lengannya, biar tidak bisa mencopet lagi!"

Ucapan orang-orang itu membuat (y/n) tertegun. Apa itu pantas diucapkan kepada seorang anak kecil?!.

"Apa-apaan, itu terlalu berlebihan!" ucap (y/n) geram.

"Nona, kita harus tetap menghukumnya biar dia kapok!" Balas pria paruh baya sambil menatap anak itu geram.

"Apa lagi, mungkin saja dia adalah rakyat ymir" tambah pria lainnya.

"Jika ada keturunan iblis disekitar sini, kami takan tidur tenang."

Setelah mendengar itu, (y/n) mengutuk dirinya sendiri karena sempat merasa kasian dengan orang-orang disini atas apa yang akan terjadi nanti.

Iblis, iblis, dan iblis. (Y/n) sudah muak mendengar itu.

(Y/n) melirik Levi yang ada disebelahnya,
Pria itu berjalan mendekati anak tadi dan menggendong anak itu menggunakan tangan kanannya.

"Hoi, apa yang kau lakukan?!" Tanya orang-orang disana.

"Siapa bilang dia mencopet? Aku hanya bilang itu bukan dompetnya." Ucap Levi

"Karena itu adalah dompet kakaknya"

lanjut levi sambil melihat ke arah (y/n). orang-orang yang mendengar ucapan Levi pun ikut mengalihkan pandangannya kepada (y/n).

Levi sialan, kenapa harus dirinya. Sekarang orang-orang jadi menatapnya, ia kan tau kalau (y/n) tidak menyukai tatapan dari banyak orang.

"Yah.. keadaan keluarganya memang sedang rumit. ya kan, nona?"

Sela seorang wanita yang (y/n) kenal.

"Hange-san..?" Ucap (y/n) pelan

Wanita bernama hange itu membalikkan badannya ke arah (y/n), lalu tersenyum kikuk.

"Ah... ya dia adikku!, Maaf sudah membuat keributan..."

Ucap (y/n) ragu, lalu netra hazel nya tidak sengaja bertemu dengan netra lain didepan sana. Netra yang seolah bertanya 'kenapa kau membantunya?'.

Benar, kenapa dirinya membantu seseorang yang nantinya akan mati?.

"Jangan bercanda!, Itu hanya omong kosong!"

(Y/n) tersentak ketika pria setengah paruh baya disampingnya berteriak.
(Y/n) sudah menduganya, mana mungkin orang-orang ini percaya dengan alibi yang dibuat.

"Ayo!"

Teriak Levi, pria itu berlari sambil membawa anak laki-laki bersamanya, lalu diikuti oleh hange, Sasha, onyankopon, dan yang lainnya. (Y/n) hendak ikut berlari namun tangan seseorang lebih dulu menggenggam tangannya.

Menarik gadis itu untuk lari bersamanya

"..eren?"

----
Tbc

for you in a previous life [attack On Titan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang