4. memory

300 46 3
                                    


°

°•°

"Kenapa kau membawaku kesini?"

Ucap (y/n). Netranya menatap matahari yang hampir sepenuhnya tenggelam didepan sana.

"....apa kau merasa baikan, (y/n)-san?"

eren berbalik bertanya. pria itu menatap gadis disampingnya, mengingat kembali dimana saat gadis itu menangis.

"Jangan mengasihani ku, Eren."

Ucap (y/n) yang diikuti tawa kecil seakan dirinya sedang bercanda saat ini. Ia tidak ingin menunjukkan kelemahannya untuk kedua kalinya.

(Y/n) menatap banyaknya tenda di bawah sana. saat ini ia sedang berdiri dibukit? Entahlah. Kenapa eren membawanya kesini?.

Hening sampai matahari sepenuhnya tenggelam dan bergantian dengan bulan. Keduanya tidak ada keinginan untuk memulai obrolan.

(Y/n) melirik eren disampingnya. ia kira pria itu sedang menikmati tenggelamnya matahari disana. Namun netra yang menurut (y/n) sangat indah itu ternyata kini menatap tenda-tenda yang berada dibawah sana. Dengan ekspresi yang masih tidak dapat (y/n) mengerti.

"Maafkan aku"

(Y/n) yang mendengarnya kini menunduk, menatap bebatuan kerikil dibawah sana.

" ..Untuk apa?" Ucap (y/n)

Apa eren meminta maaf karena sudah melibatkan (y/n) kedalam rencana gila nya?, Disaat (y/n) sudah memutuskan pilihannya?..

Eren kini berbalik menghadap (y/n), memegang bahu gadis itu agar (y/n) kini hanya menatapnya.

"Maafkan aku, (y/n)-san.... maafkan aku"

"..e..eren?"

(Y/n) sontak membulatkan matanya, sedikit terkejut ketika tetesan air bening mulai turun memenuhi pipi pria didepannya.

"..demi menyelamatkan pulau dan orang-orang eldia.." ucap eren, air mata terus menetes dari matanya

"Tidak hanya itu,.. saat aku tau ada manusia yang selamat diluar dinding..aku merasa kecewa!...jadi, aku mengharapkan sesuatu..."

lanjut eren, pria itu menatap lekat gadis didepannya. (Y/n) hanya terdiam, tidak tau apa yang harus ia lakukan.

"Aku harap semuanya dimusnahkan.."

Mulut (y/n) yang tadinya sedikit terbuka kini mengatup sempurna ketika mendengarnya.

"Maaf... maafkan aku..."

"Kenapa kau terus meminta maaf.... berhenti.."

Ucap (y/n). gadis itu menutup matanya, tangannya sedikit gemetar ketika berusaha menutupi telinganya. Ia tidak ingin mendengar apapun yang akan eren katakan. Ia sudah mendengarnya sebelumnya, ia tidak ingin mendengarnya lagi.

Eren meraih kedua tangan (y/n) yang sedang menutupi telinganya. Menggenggam nya erat seakan dirinya tidak akan bisa menggenggam nya kembali.

"Dataran es... hamparan pasir..,aku ingin melihatnya bersamamu.."

Mata (y/n) yang sedari tadi tertutup kini perlahan terbuka, netra hazel nya beradu dengan netra didepannya. Jantungnya berdetak kencang, memori dari kehidupan sebelumnya berputar dikepalanya.

"....Dunia luar...tidak seperti yang dikatakan buku armin, (y/n)-san...dunia ini kejam.., dan aku tidak ingin kau melihat dunia yang seperti ini..."

"Maafkan ibu, karena kau terlahir di dunia seperti ini.."

"..tapi aku selalu ingin melihat dunia luar bersamamu, (y/n)-san...."

"Ibu.. ingin melihat dunia luar
bersamamu.."

Entah kenapa, gadis itu merasa ia melihat ibunya dalam diri Eren.
(Y/n) merindukan ibunya, ia ingin kembali. Kenapa semuanya sama seperti dulu, ia pikir dengan kehidupannya yang baru, ia akan bahagia. Namun semuanya tetap sama.

"Eren, beritahu aku... kenapa aku harus mengalami ini?... kenapa aku harus mengalami ini lagi?"

Gumam (y/n) pelan, namun masih bisa didengar oleh eren. Gadis itu menunduk

(Y/n) kesal, kenapa ia dihidupkan kembali jika dirinya harus merasakan hal yang sama?.

"Aku..akan menghancurkan semuanya. Semuanya yang mengambil kebebasan kita"

Kebebasan?...apa itu yang selama ini
(y/n) inginkan?

" ....jadi Ikutlah denganku, (y/n)-san"

-----






"Dendamlah pada iblis yang kabur ke pulau selama 100 tahun yang lalu itu!, Musuh kita adalah iblis dipulau itu!"

"(Y/n)-san"

(Y/n) tersadar dari lamunannya ketika eren menepuk pundaknya.

(Y/n) menatap beberapa orang yang sekarang terduduk rapi di kursinya masing-masing. Lalu mereka bertepuk tangan.

Sialan, apa yang harus diapresiasi dari pidato tadi.

(Y/n) ikut berdiri ketika melihat eren bangkit dari duduknya. Ternyata Eren tidak mengubah keputusannya. Begitupun dengan (y/n)? Entahlah.

Gadis itu melirik sekilas kearah Levi yang berada di kursinya, lalu berlalu pergi. Ia mengikuti eren, langkah pertama apa yang akan pria itu lakukan, dan apa yang eren ingin dirinya lakukan,
(y/n) tidak tau. Yang pasti..

"Aku akan mengkhianati kakakku, zeke yeager"

Ucap eren sambil menatap lautan lepas didepannya.

(Y/n) hanya menatap kebawah, melihat ujung dari ombak laut menerjang sepatu pentofel nya.

"(y/n)-san, kau dikenal sebagai 'pengkhianat dari pasukan pengintai',
Jadi, aku minta kepadamu.... tetaplah berkhianat sampai akhir"


Tbc

for you in a previous life [attack On Titan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang