2.dusk

361 48 3
                                    

"Eren!"

Pria yang dipanggil langsung menghentikan larinya. Terlihat bingung, Namun tangannya senantiasa menggenggam tangan gadis dibelakangnya.

(Y/n) terengah-engah, gadis itu tidak bisa menyeimbangi langkah eren. Walaupun mereka menjadi yang terakhir, namun sepertinya mereka berhasil menyusul yang lain.

"Oi kalian lambat sekali!"

Teriak hange didepan sana sambil melambaikan tangannya. (Y/n) sudah tidak sanggup berlari, kakinya sakit karena memakai pentofel.

(Y/n) melirik eren disampingnya, pria itu tidak terlihat kelelahan sama sekali. Lalu netranya beralih menatap tangan yang sedari tadi pria itu genggam.

(Y/n) yang sadar lalu melepaskan tautan tangan itu pelan dan berjalan mendekati teman-temannya didepan sana.

Entah kenapa akhir-akhir ini hubungannya dengan eren menjadi canggung, ia tidak suka seperti ini namun tidak ada yang bisa ia lakukan. (y/n) juga merasa dirinya tidak perlu melakukan apa-apa. Tujuan dia dan eren sama, dia hanya harus mengikuti eren kan? Seharusnya eren juga mengerti, itulah kenapa pria itu tidak mengatakan apa-apa.

"Kemana perginya anak tadi?"
Tanya levi

"Ah..disana!" Jawab hange sambil menunjuk menggunakan jari telunjuknya.

(Y/n) mengikuti arah jari telunjuk hange, lalu perlahan menatap eren yang berada disampingnya. Gadis itu tidak tau apa yang ada dipikiran eren saat ini. takut, sedih, marah, atau iba?

"...apa kau berubah pikiran, eren?"

Ucap (y/n) pelan, namun masih bisa didengar jelas oleh eren.

Namun Eren tidak menjawab, pria itu hanya menatap (y/n) lekat.

"Bukan aku..., tapi kau.."

"..ya?"

Sebenarnya (y/n) tau betul apa yang
dimaksud eren saat ini, Namun dirinya benar-benar menolak untuk mengerti.

"Apa kau..berubah pikiran?" Lanjut eren

(Y/n) tertegun, gadis itu kini  mengalihkan pandangannya dari eren dan beralih menatap anak laki-laki tadi yang sekarang sudah tidak berada ditempatnya.




••°

"Apa kau tidak ikut masuk, (y/n)-san?"

Tanya onyankopon yang langsung dibalas gelengan oleh gadis didepannya.

"Aku akan menyusul... sepertinya aku harus ke kamar mandi.." ucap (y/n)

"oh! Kamar mandinya tidak jauh, kau hanya harus berbelok disana"

Ucap onyankopon yang sekarang hanya diangguki oleh (y/n).

(Y/n) yang hendak berjalan tersentak ketika tangan seseorang menyentuh bahunya.

"Kau mau kemana?"

Tanya levi yang berhasil membuat (y/n) membalikkan badannya.

"(Y/n) akan ke kamar mandi sebentar lalu menyusul"

Bukan (y/n) yang menjawab, namun onyankopon yang masih berada disana.

Levi menatap (y/n) curiga, (y/n) yang sadar hanya tertawa kecil. Lalu dibalas dengan decihan Levi.

"Jangan berusaha kabur"

Lanjut levi sambil menepuk puncak kepala (y/n), lalu berjalan memasuki ruangan.

"Hee! Siapa yang akan kabur?, Jika iya memangnya aku akan kabur kemana?!"

Balas (y/n) tidak terima, wajahnya memanas saat ini, Levi selalu saja memperlakukan nya seperti anak kecil.

Gadis itu berlalu pergi ke arah berlawanan dengan Levi.
Onyankopon yang menyaksikan itu hanya tersenyum geli.

• °

Bohong jika (y/n) berkata ia ingin pergi ke kamar mandi tadi. Gadis itu hanya tidak ingin mendengar percakapan tidak berguna di dalam sana.

"Rencana zeke apanya...sialan" gumam (y/n)

(Y/n) terduduk dan hanya menatap langit senja disana. Tidak ada dinding tinggi yang menghalangi pandangannya.

Gadis itu teringat kehidupannya yang dulu, dimana (y/n) kecil berlarian dibawah langit senja sore bersama keluarganya. Semuanya baik-baik saja sebelum orang itu datang dan membawa kesengsaraan dikehidupannya.

"Dulu aku mati terbunuh.., kali ini bagaimana aku akan mati...Eren?"

(Y/n) sudah sadar eren sedari tadi berdiri dibelakangnya. Eren tidak menjawab dan hanya berjalan melewati (y/n).

"Apa didalam sudah selesai?"

Tanya (y/n) lagi, Eren menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap (y/n).

"Apa kau ingin ikut?.."

"Kemana?"

"Melihat-lihat tempat ini untuk terakhir kali"

Tbc

for you in a previous life [attack On Titan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang