17. differ

166 30 4
                                    

+---

--

"Dimana Eren? ka-"


"(Y/n)-san, kita harus bersiap-siap pergi"

Floch memotong ucapan (y/n). gadis itu tau, Eren sedang menjauhinya, floch juga selalu saja menghalanginya.

"..tck aku kan hanya bertanya"

Gumam gadis itu, dirinya terakhir kali bertemu dengan eren saat mendatangi pria itu di sel bersama hange. saat (y/n) keluar dari penjara pun, ia belum bertemu dengan eren sama sekali. Namun (Y/n) sepertinya tidak terlalu memikirkan nya, toh nanti ia juga akan bertemu eren nantinya.

(Y/n) meraih seragam berwarna coklat dengan lambang sayap kebebasan yang berada didepannya. ntah kenapa rasanya sudah lama sekali tidak memakainya, ia sudah muak dengan seragam putih yang hampir tiga tahun dipakainya itu.

"kau harus menjelaskan tentang cairan tulang belakang milik zek-"

"ini bukan waktunya untuk menjelaskan itu, (y/n)-san! jadi turuti saja perintahnya!"

Lagi-lagi pria bersurai merah itu memotong ucapannya, kali ini agak keras. Kenapa pria itu sangat marah, dirinya kan hanya bertanya.

(Y/n) kesal, kaparat dengan menuruti perintah. gadis bersurai cokelat pendek itu lalu melangkahkan kakinya, mendekati floch yang terlihat sibuk dengan kegiatannya itu.

"Hanya karena eren sangat percaya padamu...bukan berarti kau bisa meninggikan suaramu padaku, kau itu hanya sebuah bidak yang beruntung karena masih hidup hingga saat ini...sialan"

Ucap (y/n) tidak terima, kedua lengan gadis itu mencengkram kerah kemeja berwarna putih milik pria didepannya, sebuah senapan yang sedari tadi dipegang pria itu terjatuh, bukan karena cengkraman (y/n) yang kuat, tapi karena floch terkejut.

"coba kau pikirkan!, apa mengorbankan para militer dengan menjadikan mereka titan adalah termasuk menyelamatkan bangsa eldia?, kenapa eren masih mengikuti rencana kakak sialannya itu?!"

Lanjut (y/n), agak berteriak. floch terlihat tersentak, lalu membalas tatapan (y/n) didepannya.

"bukankah ini sama dengan apa yang dilakukan komandan erwin saat itu?, kenapa kau menentang ini, sedangkan kau tidak menentang apa yang dilakukan komandan itu padaku, dan pada prajurit yang gugur saat itu? bukankah semuanya ini sama (y/n)-san!"

"a..apa?"

"Kau tidak tau rasanya melihat kematian didepan matamu sendiri ? Apa kau tau bagaimana rasanya menghadapi kematian?!"

Beberapa detik ruangan yang hanya ada mereka berdua itu hening.

"Menghadapi kematian?..jangan bercanda, aku bahkan sudah pernah merasakan mati."

Gumaman (y/n) masih bisa terdengar jelas oleh floch. pria itu menautkan kedua alisnya, bingung.

"biarkan sekarang aku yang bertanya padamu,..apa kau tau rasanya ketika kepalamu terpisah dari tubuhmu? apa ayahmu pernah berusaha untuk menggantung mu? apa kau tau rasanya ketika kau harus mati disaat kau sangat ingin hidup?!"

(Y/n) berteriak, nafasnya tersengal karena emosi. Akhir-akhir ini dia merasa mudah sangat kesal hanya karena hal sepele.

Floch tertegun mendengarnya, tidak percaya apa yang dikatakan (y/n) kepadanya. Apa tadi itu hanya gertakan?. pernah merasakan mati? apa maksudnya itu..

"..jangan membawa nama komandan erwin didalam ucapanmu itu, jika bukan karena erwin...apa kau pikir orang-orang didalam dinding ini akan tetap ada?"

Lanjut (y/n), lengannya melepas cengkraman di kerah Milik floch. floch yang menyadari itu lalu mundur beberapa langkah dan membenarkan kerahnya.

"komandan erwin mengorbankan pasukan pengintai untuk merebut distrik trost demi kebebasan kita , dan kita akan melakukan hal yang sama. ini semua untuk kebebasan bangsa eldia, (y/n)-san"

Ucap floch, sepertinya pria bersurai merah itu belum mau mengalah berdebat dengannya.

saat ini hanya ada mereka berdua diruangan ini, (y/n) hampir saja akan memukul wajah floch karena kesal, tapi untungnya ada seseorang yang mengetuk pintu.

Floch membenarkan kerahnya, lalu berlalu melewati (y/n).

(Y/n) lalu menghela nafas, dirinya terlalu banyak bicara, akhir-akhir ini emosinya tidak stabil dan selalu merasa kesal.

ia harus memberi tahu eren tentang identitasnya.

---

.

.

Netra hazel milik (y/n) melirik bangunan didepannya. ia sering sekali datang kesini bersama sasha, untuk apalagi? tentu saja menemani sasha memakan makanan kesukaannya. Apalagi setelah datangnya koki dari marley bernama Nicolo itu.

Netra hazelnya beralih melirik beberapa kuda didepan bangunan itu, salah satunya ada kuda miliknya. Itu berarti hange ada disini. Ia harus berbicara kepada hange atas apa yang floch katakan padanya saat itu.

Tanpa pikir panjang, kaki jenjang milik (y/n) melangkah masuk meninggalkan floch yang sepertinya akan mengatakan sesuatu. floch yang melihat itu hanya diam, lalu tak lama menghela nafas ketika melihat (y/n) yang sudah hilang dari pandangannya.

Entah sebuah kebetulan atau apa, (y/n) berpapasan dengan Armin dan mikasa, dan juga ada gabi bersamanya.

(Y/n) menghentikan langkahnya, begitu juga dengan ketiga orang didepannya.

"(Y/n)-san?...."

Ucap Gabi, anak perempuan itu terlihat tidak baik-baik saja, darah mengalir dari hidungnya.

"Apa yang terjadi disini? kacau sekali"

Ucap (y/n) santai, namun Armin dan mikasa terlihat sangat terkejut. tentu saja, dirinya kan saat ini adalah seorang buronan yang kabur dari penjaranya.

"(Y/n)-san?,  apa eren datang bersama mu? ada dia ada disini juga?"

Sesuai dugaan, mikasa tentu saja akan menanyakan eren kepadanya.

"Entahlah, tapi sepertinya kita harus bicara"

Balas (y/n), kaki jenjang gadis itu melangkah memasuki sebuah ruangan.  Armin dan mikasa pun mengikutinya, tentu saja Gabi juga.

Seisi ruangan yang hanya ada sebuah meja bundar didalamnya terlihat sunyi. tidak ada yang memulai percakapan.

"Apa yang kau lakukan disini, (y/n)-san?"

Ucap Armin membuka suara. netra biru pria itu menatap (y/n) yang terus berdiri, seolah sedang menunggu sesuatu.

Mereka terlalu tenang, armin hanya bertanya seperti itu padahal saat ini (y/n) adalah seorang buronan yang tak lain adalah anggota fraksi yeager.

"Ah...aku-"

(Y/n) menghentikan ucapannya ketika merasa seseorang berdiri dibelakangnya, armin dan mikasa juga terlihat terkejut.

(Y/n) menoleh, memperlihatkan seorang pria yang sekarang sedang menunjukkan telapak tangannya yang sepertinya sengaja dilukainya itu.

Netra hazel (y/n) beradu dengan netra hijau miliknya. Netra yang terlihat sangat lelah, namun sengaja dipaksakan oleh pemiliknya. rasanya (y/n) melihat dirinya di kehidupan yang lalu.

"Eren?"








--

Tbc

for you in a previous life [attack On Titan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang