treinta y uno

778 91 12
                                    

Suasana riuh malam hari terdengar gaduh di dalam bangunan besar Casino Aka, sebuah tempat populer di Jepang. Banyak orang-orang kaya berkumpul, entah itu untuk menghilangkan stres atau sekedar bersenang-senang dengan para pekerja di sana.

Seperti halnya Winwin yang bekerja di Casino secara paksa oleh Yuta, sekarang dirinya tengah duduk di sofa VIP dalam keadaan canggung luar biasa. Ini semua karena Felix dan Lucas yang mengerjainya, mengatakan Jungwoo memanggil untuk membicarakan hal penting.

Namun, saat sampai di bar ia malah bertemu dengan Johnny yang juga sedang duduk di kursi tinggi, berbincang santai dengan Jungwoo. Saat Winwin bertanya pada Jungwoo ada apa dirinya memanggil, reaksi Jungwoo menunjukkan kebingungan, dari sana Winwin langsung menebak jika dua pria berbeda usia itu sudah mengerjainya.

Awalnya Winwin mencoba untuk santai, tapi langsung merosot menjadi takut ketika Jaehyun dan Taeil datang dan ikut duduk di sana. Winwin meremas jari-jarinya kuat, mencoba menarik kain panjang yang terbelah banyak sehingga paha putihnya terekspos.

Sejak tadi Jaehyun tidak berhenti menatapinya dengan tatapan penuh selidik, Winwin sampai dibuat berdebar kencang karena ulahnya. Sedangkan Johnny santai merangkul pundaknya, tidak membiarkan Winwin pergi karena beberapa hari yang lalu Johnny tidak menemukan Winwin dimana pun.

Sekarang Johnny balas dendam dengan menahan Winwin supaya tidak pergi, tidak menyadari akan kegelisahan Winwin sendiri. Johnny dan dua temannya asik mengobrol, dan sesekali mata Jaehyun akan mengarah padanya, itu membuat Winwin menjadi takut.

"Kau kemana selama ini? Aku sempatkan diri untuk datang setiap malam ke sini, tapi aku tidak melihatmu dimana-mana." Winwin tersentak, Johnny mengalihkan pertanyaan padanya. Dan itu membuat Winwin gugup sekali.

"A-eum, aku kembali pulang karena ada sedikit masalah," jawab Winwin mencoba untuk tidak terlihat gugup.

"Aku baru melihatmu, kau baru?" kali ini Taeil yang bertanya, suaranya ramah disertai senyum sopan.

"Iya, aku di sini baru tiga minggu."

"Hei, kalian tidak mengundang Yuta? Kasihan dia mendekam di dalam ruang kerjanya terus," kata Jaehyun mengalihkan percakapan.

Johnny mendengus sebelum menyesap sedikit wine di gelas dalam genggamannya. "Aku sudah beberapa kali mengajaknya bahkan rela mendatangi kantornya, tapi dia menolak karena sedang banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan."

"Begitu, bagaimana denganmu, Hyung?" pertanyaan dilontarkan Jaehyun pada Taeil.

"Aku kenapa?" tanyanya bingung, melihat dua temannya yang lebih muda menatap kearahnya dengan serius.

"Ya, kau tahu. Masalahmu dengan Doyoung, sudah sampai mana? Kalian sudah berbaikan, kan?" Johnny berujar, melepas tangannya dari bahu sempit Winwin. Yang langsung membuat si empu menghela napas lega diam-diam.

"Semakin buruk, kami sudah lama berpisah."

"Hah? Lalu saat di Rumah Sakit kau dan Doyoung menjenguk anaknya Yuta bagaimana? Kalian terlihat baik-baik saja saat itu," tanya Johnny penasaran. Dari ketiga temannya Yuta, Johnny lah yang paling Winwin hindari dari pertanyaannya, karena kalau tidak dia akan terus bertanya atau mengatakan sesuatu yang menjebaknya sehingga Winwin tanpa sadar berbicara jujur.

Taeil meletakkan gelas kacanya, menatap pada cairan di dalam gelas. Winwin pun ikut menyimak, walaupun dia terlihat tidak perduli. Namun, ini menyangkut orang yang dikenalnya, hal lainnya karena Winwin juga ingin tahu.

"Itu karena Yangyang menangis tanpa henti, dia menyalahkan dirinya sendiri akan kecelakaan tempo hari. Aku terpaksa menelepon Doyoung, meminta bantuannya untuk menenangkan Yangyang."

MI TESORO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang