cuatro

1.3K 134 6
                                    

"Para hadirin sekalian, perkenalkan ... Kitty baru Casino Aka! Lady ..." ucap MC, diakhir kata suaranya dibuat manja memanggil seseorang. Sang MC mengedipkan sebelah matanya pada Irene.

Mengerti akan maksudnya, Irene naik ke panggung dimana MC berada. Mengambil alih mic dari tangan MC dengan jemari cantiknya.

Winwin memperhatikan sekitarnya, mencari-cari orang yang Yuta incar sebagai musuh dalam selimut. Yuta akan menghancurkan usahanya, membunuh pemimpinnya lalu mengambil alih usaha besar orang tersebut.

"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, coba lihat kearah kanan kalian ..." serempak semua orang mengikuti arah tunjuk Irene.

Semua pandangan mengarah pada Winwin yang entah sejak kapan sudah berdiri sendiri di bawah lampu menyorot dirinya. Disisi gelap sebelah kirinya ada si remaja, dia memberikan senyuman teramat manis pada Winwin yang masih linglung.

Menyadari semua mata mengarah padanya, Winwin membolakan mata. Tangannya meremat kuat sisi kimono, basah dan lembab menjalar di telapak tangannya.

"Apa ini Tuhan? Astaga," batin Winwin ketakutan. Semua mata mengarah padanya dengan lapar, seolah dirinya adalah kelinci yang masuk ke kandang serigala.

"Kitty baru tak kalah dengan Kitten kalian, panggil Kitty manis ini dengan sebutan Bunny. Karena Kitty yang satu ini mengatakan kalau Bunny adalah hewan yang sangat lucu. Ah ... Sepertinya panggilan ini akan cocok, karena Bunny benar-benar seperti bunny bertelingan panjang. Bunny, selamat datang di Casino Aka!"

Sorak-sorai bersahutan, semua pengunjung bertepuk tangan. Bahkan Yuta ikut melakukannya walau berwajah datar.

"Hei, Lady. Boleh aku mencobanya?" tanya salah seorang pengunjung berbadan gempal.

Suasana sudah kembali normal, kini para Kitty berbaris memanjang. Bagaikan barang yang siap diperjualbelikan.

Irene tertawa pelan, "tentu Tuan. Tapi, jika Bunny mau. Kalau Bunny tidak mau Anda tahu kan, apa yang tidak boleh Anda lakukan?"

Pria gempal itu mengangguk semangat, kembali duduk di tempatnya. Matanya menatap Winwin lapar, disertai lidah yang menjilat bibir menggoda.

Bukannya tergoda, Winwin malah bergidik jijik melihat perawakan orang kaya itu yang tak beraturan. Wajah sudah kotor dengan bekas lipstik merah menyala, bekas ciuman-ciuman jalang rendah yang berada di sisi kanan dan kirinya.

"Baiklah, nikmati malam kalian. Dan hamburkan semua uang yang ada di dalam dompet Tuan dan Nyonya!" Irene berseru lantang, pengunjung sekalian bertepuk tangan lagi.

Wanita cantik dengan kimono hitam itu melangkah turun, berjalan menghampiri Winwin yang malah diam membeku. Sedangkan Kitty yang lain sudah pergi menjelajahi aula besar Casino untuk mencari mangsa dan memoroti harta mereka.

"Kenapa diam saja? Tidak ingin pergi? Sepertinya para hidung belang itu sangat penasaran padamu." Winwin menoleh pada Irene, wajah yang tertutup topeng menyiratkan ketakutan.

"Saya bingung, Miss. Apa yang harus saya mulai?" mata bulat Winwin menatap Irene lucu.

Wanita itu tersenyum lembut, mengusap pundak Winwin memberikan ketenangan. "Kau tidak perlu melakukan hal apapun. Hanya berjalan berkeliling di aula Casino, jika ada pengunjung yang tertarik padamu dan kamu juga tertarik. Maka kamu akan mejadi miliknya untuk semalam," ada jeda sebentar untuk Irene menarik napas.

"Di sini kau sebagai Kitty, pekerja penjaja tubuh yang berkelas. Kau bukan seperti jalang-jalang kelas rendah seperti mereka, yang dirayu sedikit mau mengikuti sang Tuan dan langsung membuka lebar kedua kaki mereka. Willie, kau bisa memilih targetmu. Jika kamu tidak mau, maka mereka tidak berhak memaksa. Baik pengunjung biasa maupun pengunjung VIP. Semua hak ada pada dirimu, begini saja ... Kau lihat Kitten di sana?"

MI TESORO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang