once

1K 101 2
                                    

"Aahhkk! Yutahmm, pelan ... haaah ... pelan!"

"Bukankah kau lapar? Habiskan makanan yang sudah aku berikan, jangan sia-siakan kebaikanku."

Winwin terhentak kuat ketika Yuta menggerakkan pinggulnya tidak karuan, ia bahkan tidak fokus pada darah yang menjadi makan malamnya kini. Yuta terlalu brutal menghentakkan tubuhnya pada tubuh Winwin.

Ini gila, sangat gila, Winwin terus berpikir Yuta adalah orang gila yang berhasil kabur dari Rumah Sakit Jiwa. Bagaimana bisa dia membiarkan Winwin menghisap darah seseorang yang masih setengah sadar, sedangkan lelaki arogan itu menikmati permainannya sendiri.

Pria yang berada di bawah Winwin menatap ngeri keduanya, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena tubuhnya benar-benar lemas kekurangan darah. Mata setengah terbuka itu berusaha memandangi wajah Winwin yang sungguh sangat manis dan selama ini tersembunyi di balik topeng kucing.

Bagaimana hal ini bisa terjadi adalah ketika Yuta mengajak Winwin ke sebuah pesta(?) yang lelaki itu bilang. Membawa Winwin kesebuah kamar VVIP yang di dalamnya sudah ada satu orang laki-laki gagah nan tampan sedang duduk di sofa merah beludru.

Pria itu menyambut kedatangan Yuta dengan pelukan akrab, kemudian dia sedikit terkejut akan kedatangan orang lain dalam pertemuan keduanya.

"Siapa yang kau bawa Yuta?" tanya pria itu, menatap minat pada tubuh Winwin.

"Kitty, aku membawanya agar tidak terlalu hambar."

"Ah, kau si Bunny itu?" kini pertanyaan diberikan pada Winwin.

"Yes, Sir."

"Very cute."

Setelah itu mereka bertiga duduk di sofa tempat pria tadi duduki, memulai obrolan yang sama sekali Winwin tidak mengerti. Dan poinnya Winwin langsung mengetahui, kalau Yuta mengajaknya bersama adalah untuk membunuh pria ini.

Insting berburu Winwin mulai bergejolak, melihat leher putih itu dengan tatapan lapar. Winwin sudah tiga hari tidak mengonsumsi darah, terakhir kali hanya ketika di ruang bawah tanah perusahaan Yuta.

"Jadi kau tertarik?" tanya pria tersebut.

"Haha, sepertinya hanya kau yang diuntungkan dalam proyek ini, Taehyung." Jawab Yuta dengan nada santai, namun Winwin tahu Yuta kesal dengan itu.

"Oh, tentu tidak. Aku akan untung ketika proyek ini dijalankan, dan kau akan mendapat banyak keuntungan saat proyek ini berhasil."

"Kalau tidak berhasil?"

"Aku akan menanggungnya, setengah dari perusahaan Kim akan aku berikan padamu. Bagaimana, menarik bukan?"

"Ya, cukup menarik." Yuta diam-diam memberikan tatapan tajam pada Taehyung.

Ia tahu kalau Taehyung bukan orang yang suka menanggung risiko, dia akan kabur atau menghabisi orang yang bermasalah dengannya. Dengan begitu semua keuntungan akan kembali padanya, benar-benar licik, tapi Yuta tidak menganggapnya sulit.

Yuta sudah menghadapai puluhan orang seperti Taehyung, lagipula ia mempunyai senjatanya. Winwin pasti sudah mengetahui maksud dirinya mengajak dia ke ruangan VVIP ini.

"Ah! Kenapa tegang sekali suasana ini, huh? Ayo kita minum, Bunny ... Tolong tuangkan." Winwin segera mengambil botol wine dan menuangkannya pada gelas Taehyung kemudian gelas Yuta.

Yuta hanya meminum wine-nya sedikit, ia terus memperhatikan Taehyung yang sedang menggoda Winwin. Bahkan tidak segan merangkul pinggang ramping Vampir miliknya, Yuta diamkan saja setelah ia berikan perintah Winwin akan langsung melakukannya.

MI TESORO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang