SPECIAL CHAPTER :: Happy in Osaka [2]

1.1K 86 2
                                    

"Nanti malam kita adakan pesta Barbeque!"

Begitulah rencana yang disampaikan secara menggebu-gebu dari Nyonya Aoki, wanita tua itu sedari siang sudah sibuk menyuruh para pengawal dan maid menyiapkan segala keperluan pesta. Tuan Yuu hanya mengangguk-angguk menyetujui usulan istrinya, Yuto dan Yuta yang dibuat pening karena permintaan Ibu mereka.

"Okka-San, ini berlebihan. Kita hanya melakukan pesta tahun baru, bukan pesta pernikahan," seru Yuto kesal. Tangannya penuh dengan dekorasi warna-warni yang dikeluarkan Ibunya dari gudang penyimpanan.

"Aniki benar, Okka-San berlebihan. Kita adakan acara sederhana saja, anak-anak juga lebih suka yang sederhana, yang penting kalian semua ada di tempat," usul Yuta yang ikut repot menuruti keinginan orang tersayangnya.

"Tapi, Okka-San ingin pesta ini menjadi yang istimewa," semangat Nyonya Aoki redup. Matanya yang berbinar cerah menjadi layu, kedua anaknya saling tatap kemudian menghela napas pelan.

Yuto meletakkan dekorasi warna-warni di tangannya ke lantai, lalu merangkul pundak kecil Ibunya. "Pesta barbeque ini akan tetap istimewa karena kita semua berkumpul, ditambah dengan adanya Winwin, Xiaojun, Renjun, Jaemin, Shotaro, dan anakku Haruto."

"Haruto bukan anakmu."

"Diamlah!" Yuto menatap sengit Adiknya, "Jadi Okka-San tidak perlu berlebihan. Semuanya akan menjadi menyenangkan, oke?"

Nyonya Aoki mengangguk pelan, meletakkan tangannya di pinggang si sulung kemudian ia usap pelan. "Kau benar, Yuto. Sepertinya Okka-San sangat berlebihan, baiklah Okka-San akan membuatkan camilan untuk nanti malam."

Setelah itu Nyonya Aoki melepas rangkulannya di pinggang Yuto, menarik pundak si sulung untuk dicium keningnya. Tidak lupa Yuta pun ia kecup kening diikuti usapan lembut di pipinya yang tirus.

Seperginya Nyonya Aoki, dua saudara di sana diam sejenak. Tanpa banyak bicara keduanya melangkah bersamaan kearah halaman belakang, dimana anak-anak sedang bermain dengan salju-salju yang turun semalam.

Saat keduanya sampai di pintu utama, suara ribut anak-anak terdengar semakin jelas. Bahkan teriakan nyaring Haruto sudah membuat sakit orang-orang yang mendengarnya.

Yuto dengan semangat menghampiri yang lain, ia ikut membantu Haruto membuat bola-bola salju yang nantinya akan ia lemparkan pada Kakak-kakaknya. Mereka bermain dengan kebahagiaan yang tidak ditutup-tutupi, Yuto pun ikut bahagia karena kehadiran Haruto.

Ternyata sesuatu yang kecil dan sederhana bisa membuat orang yang semula suram menjadi sebegini bahagianya. Yuta tersenyum tipis melihat anak-anaknya yang tak kalah bahagia dengan senyum lebar sampai-sampai mata mereka menyipit.

"Teh?" suara lembut di sampingnya mengagetkan Yuta, pria itu menoleh dan menemukan Winwin yang sedang memegang nampan berisi tiga cangkir dan satu teko keramik cantik.

"Em." Keduanya melangkah kearah teras dan duduk di kursinya, Winwin menuangkan teh ke dalam cangkir yang tersedia. Lalu mendorongnya dekat pada Yuta.

"Arigato." Winwin tersenyum diikuti anggukan pelan, keduanya menikmati teh di tengah hawa dingin sembari menyaksikan anak-anak dan Yuto yang bermain dengan salju.

"Betah di sini?" Yuta membuka percakapan, cangkir tehnya sudah dia letakkan di atas piring kecil.

"Em?" Winwin menjauhkan bibir cangkir dari ranumnya, mengelap permukaan daging itu dengan tisu. "Ya, aku suka di sini. Suasananya nyaman, meskipun dingin tapi aku suka."

Yuta mengangguk sebagai jawaban, kemudian hening dan hanya diisi teriakkan bahagia dari anak-anak. Winwin pun tidak ada niatan untuk memperpanjang dialog percakapan, karena menurutnya suasana seperti ini sudah cukup.

MI TESORO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang