Skinny Love 01

3.7K 315 27
                                    

d i s c l a i m e r ;
buku ini memuat konten gxg atau girlslove! jadi, buat siapa saja yang tidak berkenan, silakan klik tanda panah di pojok kiri.

d i s c l a i m e r ;buku ini memuat konten gxg atau girlslove! jadi, buat siapa saja yang tidak berkenan, silakan klik tanda panah di pojok kiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ PART 1 : OPENING ]

SEUMUR hidupnya, Minji tak pernah yang namanya percaya pada mitos, legenda, sampai takhayul. Baginya, semua itu hanyalah bualan. Omong kosong belaka.

Betulan. Minji Benar-benar tak percaya hal-hal semacam itu. Termasuk dengan mitos red string—benang merah takdir yang terikat tepat di jari kelingking setiap insan. Dikatakan, setiap soulmate yang ditakdirkan akan terikat lewat benang merah ini. Begitulah hal yang selalu diamini Danielle, gadis maniak dongeng dan ramalan-ramalan kuno, yang sialnya, dia adalah teman dekat Minji.

Sebenarnya, Minji punya satu teman lain yang cukup dekat dengannya. Haerin. Hanya saja, gadis itu cenderung pendiam dan lebih senang menyendiri dibandingkan bergabung dengan dia dan Danielle. Entah apa sebabnya. Jadi, mau tidak mau, Minji harus rela menahan telinganya yang sudah panas dengan ocehan Danielle sendirian perkara cerita-cerita tak masuk akalnya. Menurut Minji, Danielle sudah seperti anak kecil yang bisa-bisanya percaya jika tempat fiktif bernama Neverland benar-benar ada.

"Ih, terus kan ya—" Nah, ocehan lain menyambung. Kini berganti topik ke cerita pengalaman debutnya jadi tukang ramal. Di mana kemarin, Danielle yang baru masa trainee di club ramal, mendadak mendapat satu klien pertamanya. Klien tak terduga yang mendesak Danielle untuk menerawang jodoh atau nasib pemuda itu. "—sumpah deh, gue nervous banget sebenarnya. Soalnya itu perdana gue nerawang orang. Biasanya 'kan cuma liatin atau bantuin Kak Taehyun." lanjutnya.

Minji menghela napas pendek.

Entah sampai kapan dia harus mendengarkan ocehan Danielle yang makin ke sini, makin ke sana. Ada saja bahan kicauannya setiap hari.

Terkadang Minji heran, apa Danielle tidak lelah berbicara terus-menerus? Karena jujur saja, Minji yang selaku pendengar saja suka capek kalau berurusan dengan Danielle dan agenda mari kita cerita soal hari ini-nya.

"Ya, bagus. Berarti lo udah resmi jadi anggota club ramal." balas Minji seadanya.

"Iya sih,"

Dibandingkan dengan club, padanan kata yang tepat untuk perkumpulan muda-mudi aneh di sekolahnya itu lebih tepat disebut sekte sesat. Bagaimana tidak dilabeli sesat, karena setiap hari Jumat, mereka akan membuat pertemuan secara tertutup dengan jubah hitam panjang dengan lilin dan dupa. Merapalkan bahasa aneh yang kata Danielle, itu mantra agar club ramal semakin jaya dan bisa bersanding dengan tiga club besar yang menjadi kebanggaan sekolah; basket, english club, dan voli.

Tapi di mata Minji, mereka lebih terlihat seperti sedang melakukan ritual penyembah setan.

Untuk itu, Minji harus mulai membatasi diri bergaul dengan Danielle. Takutnya ia dicuci otaknya oleh gadis campuran ini, lalu dituntun untuk ikut masuk ke club sesatnya.

Tidak. Minji tidak mau. Dia masih waras.

"Eh, kayaknya gue harus balik duluan deh. Soalnya baru inget PR buat entar belom gue kerjain."

Belum sempat Danielle mengatakan apapun, Minji sudah melayap pergi duluan. Dia berlari kecil menuju anak tangga ke lantai dua, di mana kelasnya berada. Walaupun sebenarnya, dia tak benar-benar ingin pergi ke kelas ataupun mengerjakan pekerjaan rumah yang belum rampung. Itu bohong. Alasan utamanya hanya untuk pergi dari Danielle. Karena sejujurnya, telinga Minji mulai pengang dan dia bosan hanya mendengarkan Danielle bercerita soal ini dan itu.

Tak membutuhkan waktu lama untuk dia berada di lantai dua. Berjumpa siswa-siswi yang masih mondar-mandir di lorong karena bel masuk belum berbunyi.

Waktu istirahat mereka masih tersisa tujuh menit lagi. Jadilah, masih ada waktu untuk Minji curi-curi pandang ke kelas ujung.

"Ngintip mulu, awas bintitan."

Haerin yang akan masuk ke kelasnya, menyempatkan diri menyindir Minji yang lantas berdiri kaku. Gadis Kim itu menegakkan tubuh, spontan menggeleng. Menyanggah penuturan Haerin, "apaan! O-orang tadi gue niatnya mau nyari lo kok, mau ngajak pulang bareng." alibinya.

"Halah. Kayak gue nggak tau aja lo lagi liatin siapa."

Haerin dan mulutnya yang tajam itu, selalu mampu membungkam semua kebohongan Minji.

"Kalo suka mah, bilang. Maju. Deketin. Keajaiban nggak bakal berlaku gitu aja kalo lo stuck di tempat."

Begitu.

Setelah mengatakan kalimat menusuk yang niatnya hanya sebatas nasihat itu, Haerin lalu masuk ke kelasnya. Kebetulan Haerin satu kelas dengan orang yang disukai Minji. Orang yang kini tengah tertawa dengan teman-temannya. Orang yang mampu menggetarkan hati Minji selama setahun terakhir. Orang yang selalu Minji semogakan untuk menjadi temannya, jika permintaan sebagai kekasih terdengar terlalu muluk-muluk.

"Gue liat, benang merah di kelingking lo nyambung sama cewek di sana."

Kang Taehyun, tiba-tiba datang. Lalu pergi setelah berbicara selayak angin. Sebelumnya, dia menunjuk ke arah seseorang, membuat Minji tanpa sadar mengikuti telunjuk Taehyun.

"Kayaknya dia soulmate lo."

Untuk pertama kalinya dalam hidup, Minji ingin mempercayai mitos benang merah itu. Dia ingin percaya bahwa soulmate-nya memang betul Hanni. Pham Hanni, gadis cantik pujaan hati Minji. Pham Hanni, gadis yang tadi ditunjuk Taehyun.

Bbangsaz kapal gemes t___t tapi AU mereka baik di wp atau di twt masih dikit bangeeet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bbangsaz kapal gemes t___t tapi AU mereka baik di wp atau di twt masih dikit bangeeet. Jadi, buat muasin diri, aku berakhir bikin ini buat nambah-nambah tagar bbangsaz di wp hehe :D

Anw, terima kasih udah ngeluangin waktu buat baca cerita ini. Sampai ketemu di part selanjutnya! <3

Skinny Love | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang