Couple "A" - 10

22 2 3
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen semua..
Ketemu lagi sama Arkan dan Arin :)

Semoga suka ❤️

Happy reading 🐼
.
.
.
.
.

Dalam sebuah ruangan bernuansa putih serta bau obat-obatan yang menyengat terlihat seorang gadis berhijab yang masih setia memejamkan matanya, sedangkan orang-orang yang berada di sana merasa khawatir karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda gadis itu akan sadar.

Bunyi ketukan pintu menyadarkan orang-orang yang ada dalam ruangan tersebut. Salah satu dari mereka berjalan mendekati pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Mau ngapain lagi lo kesini?" suara dengan nada sedikit tinggi itu menarik perhatian beberapa orang yang ada dalam ruangan tersebut.

Terlihatlah gadis dengan seragam SMA yang tertunduk di hadapan laki-laki dengan wajah yang menahan amarah.

"A a aku mau liat keadaan Arini kak" ucap gadis itu terbata.

"Gak usah sok peduli deh lo, gue tau lo seneng kan liat Arin gini" ucap Vino dengan nada sinis nya.

Sementara itu para orangtua yang ada dalam ruang rawat Arini menatap Vino dan gadis berhijab itu dengan penuh tanda tanya.

"Abang gak boleh gitu ngomongnya" ucap wanita paruh baya yang merupakan ibu dari si kembar.

"Maaf ma" ucap laki-laki tersebut dengan wajah tertunduk.

Sementara wanita paruh baya tersebut memandang penasaran ke arah gadis muda yang sempat berseteru dengan anak nya.

"Kamu..." Ucapnya menggantung.

"Aku asya tante, temen nya Arini" ucap gadis itu dengan tersenyum tipis.

Sementara Davino memandang sinis gadis yang mengaku sebagai teman dari sepupu nya.

"Temen apanya, orang baru kenal juga" ucapnya pelan.

"Oh temen nya adek, yaudah sini masuk, kamu pasti mau jengukin adek kan" wanita paruh baya itu menggandeng tangan gadis muda itu dengan lembut.

Sementara orang-orang yang berada dalam ruangan itu tidak ada yang sadar dengan kehadiran orang asing di tengah tengah mereka.

Davino memandang tidak suka pada gadis yang kini sudah masuk kedalam ruangan dengan digandeng oleh sang mama.

Menurutnya gadis tersebut bukanlah gadis yang baik, mungkin hanya penampilan luarnya saja yang terlihat baik.

Sedangkan asya melihat Arini yang masih belum sadar dengan pandangan yang sulit diartikan.

Kini matanya beralih ke arah Arkan, tatapan pemuda itu sangat terlihat khawatir melihat kondisi Arini.

Asya kembali melihat sekelilingnya, ia semakin tidak menyukai Arini sekarang.


***

Hari sudah sore dan Arini kini sedang menikmati makan siang nya yang sudah sangat telat. Saat ia sadar hanya ada si kembar dan arkan, tidak ada para orangtua.

Ternyata saat ia bertanya pada kedua sepupunya, ayah dan bunda nya sedang pulang ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian. Sedangkan orangtua si kembar sedang membeli makanan untuk mereka.

Asya yang sempat menjenguk Arini pun sudah tidak terlihat disana. Kenapa Arini bisa tau jika asya sempat menjenguk nya? Tentu saja itu info ter update dari sepupu tampannya, Vino.

Vino dengan sedikit kesal bercerita jika asya datang menjenguknya dan bersikap berlebihan kepada keluarga nya.

Ayolah, ia pikir siapa dirinya? Jika diingat ingat vino menjadi kesal sendiri.

"Masa ya dek dia sok kenal banget sama keluarga kita. Mana caper banget lagi, pokoknya kamu gak boleh deket-deket sama dia, abang gak like" ucap Vino.

Sedangkan Arini yang sedang disuapi oleh Davian hanya diam dan mendengarkan ucapan sepupunya itu.

Ia masih tidak mengerti kenapa Abang Pino nya sangat tidak menyukai asya, padahal asya adalah gadis yang baik.

"Abang udah, Arin udah kenyang ini" ucap Arini kepada Davian.

"Yaudah ini minum dulu, abis itu Arin minum obat ya" ucap Davian sembari memberikan segelas air yang diterima dengan baik oleh Arini.

Setelah selesai dengan makan sore dan obat nya, kini Arini tengah berbaring sambil melihat tiga pemuda yang ada di ruangannya.

Davian yang sibuk membereskan mangkuk bekas Arini makan, Davino yang asik dengan handphone nya. Sedangkan Arkan, pemuda itu tidak mengeluarkan suara sedari tadi. Ia hanya fokus menatap gadis yang sedang terlihat kesal?

"Abang Pino ngapain sih, main hp mulu daritadi" ucap Arini yang tengah fokus pada sepupunya.

"Eh, ini Abang lagi bales chat bunda. Katanya adek mau dibawain apa?" Ucap Davino sembari berjalan ke arah Arini.

"Adek mau novel adek dong, yang kemaren baru beli bareng Abang. Adek bosen disini kalo gak ngapa ngapain"

"Kenapa juga sih adek harus nginep disini, kan adek gak kenapa kenapa" ucap Arini dengan wajah cemberut nya.

Menurut Arini ia sungguh tidak kenapa kenapa, bahkan bagian tangan nya yang tersiram kuah bakso pun sudah cukup membaik, hanya sedikit perih saja.

"Gak papa gimana sih, liat tangan adek aja masih merah gitu" ucap Davino yang kini sudah duduk di samping ranjang Arini.

"Ini udah gapapa Abang, Arin kan anak kuat" ucapan Arini itu membuat Arkan tersenyum tipis.

Kenapa gadisnya sangat lucu dan baik. Ia bahkan tidak marah atau menyalahkan asya yang sudah membuatnya seperti ini.

Ah untuk gadis itu, Arkan cukup tidak suka dengan perilaku nya yang membahayakan gadis pujaan nya.

"Khemm" suara Arkan menarik perhatian Davian yang tadinya sedang fokus pada ponselnya.

Sedangkan Arini dan Davino hanya acuh saja, karena mereka sedang asik melihat video pada aplikasi tiktok yang ada di hp Davino.

Arkan yang merasa ter abaikan pun sedikit kesal dan memilih untuk pulang saja. Untuk apa dirinya disini jika tidak dianggap.

"Gue pulang, assalamualaikum" ucap Arkan dengan nada datar dan langsung melenggang pergi dari ruangan itu.

Sedangkan tiga orang yang ada di ruangan itu memandang kepergian Arkan dengan raut binggung, terlebih Arini sedangkan si kembar sangat paham apa yang membuat pemuda tersebut terlihat kesal.

"Wa'alaikumussalam" ucap ketiganya dengan suara kecil.

Halo guys, masih ada yang baca cerita ini gak yaa?

Alhamdulillah, terimakasih untuk yang sudah baca dan memberikan vote untuk cerita ini..

Semoga suka❤️
Salam hangat dari Arkan dan Arin🐼


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Couple "A"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang