Couple "A" - 6

42 11 1
                                    

Assalamu'alaikum
ketemu lagi sama Arkan dan Arin ❤️

Semoga suka ❤️

Happy reading 🐼
.
.
.
.
.

"Ekhm, permisi aku boleh gabung gak?" Ucap seorang gadis berhijab putih sembari membawa nampan yang berisi semangkuk bakso dan es teh.

Sedangkan Arini dkk yang tadinya fokus pada makanan mereka kini menatap gadis itu dengan tatapan yang berbeda-beda, jika Arini tersenyum manis dan menampilkan wajah ramahnya maka berbanding terbalik dengan tiga pemuda dan satu gadis lainnya yang menatap datar ke arah gadis tersebut.

"Ck, emang gak ada tempat lain apa?" Ucap seorang pemuda dengan raut tidak suka nya.

Entahlah, dia juga tidak mengerti kenapa bisa berkata seperti itu kepada gadis yang sampai saat ini masih berdiri di dekat meja mereka.

Ada rasa khawatir dan sedikit mengganjal di hati nya saat melihat gadis tersebut, seolah akan terjadi sesuatu pada mereka jika mereka terlalu dekat dengan gadis itu.

"Ih Abang Pino gak boleh ketus gitu ngomongnya" sebuah suara kembali mengalihkan perhatian mereka, dan terlihatlah gadis berhijab lainnya yang tengah memandang seorang pemuda dengan wajah garangnya.

"Iya iya maaf" ucap vino dengan tidak ikhlas nya.

"Eh yaudah sini duduk deket Arin" Arini menggeser posisi duduknya agar gadis yang diketahui sebagai murid baru itu bisa duduk bersama mereka.

Ya, dia adalah siswa pindahan sama seperti Arkana. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi mereka berdua berasal dari pondok pesantren yang sama dan sekarang berada di kelas yang sama juga.

"Eh makasih ya" ucap gadis itu sembari duduk di dekat Arini. Mereka pun melanjutkan acara makan mereka yang sempat tertunda.

Setelah selesai makan, mereka tidak langsung kembali ke kelas melainkan memilih duduk sebentar sembari menunggu Arini yang masih asik memakan es batu yang tersisa di gelas nya.

"Emm enak banget sih ngemil es batu gini, segerr" ucap Arini yang masih asik memegang gelas nya dan menggigit es batu itu sampai habis.

"Adek jangan banyak-banyak makan es batu nya nanti batuk" ucap Davian yang sedang memperhatikan sepupu nya itu. Sedangkan Arini hanya membalas ucapan Davian dengan gumaman saja.

"Eh iya kita belum kenalan kan?" Terdengar suara seorang gadis dengan nada ceria nya mengalihkan fokus mereka dari Arini.

"Kenalin nama aku Assyafa Khairunnisa, kalian bisa panggil aku Syafa atau asya juga boleh" lanjut gadis itu. Sementara itu, tidak ada yang menanggapi ucapan gadis tersebut.

"Ekhm, nama aku Arini Syifaul Islamia panggil Arin aja. Kalo yang di sebelah aku namanya Chesa panggilannya Sasa" sedangkan gadis dengan rambut hitam sebahu itu hanya menatap malas ke arah Syafa.

"Kalo yang duduk di depan kamu namanya Davian kalo yang di ujung kembarannya Davino, nah kalo yang di tengah mungkin kamu udah kenal kan dia dulunya satu pondok sama kamu" lanjut Arini memperkenalkan teman-temannya yang lain, dia sudah tau jika teman-temannya tidak mungkin mau memperkenalkan diri mereka sendiri.

"Iya aku kenal kok sama dia, soalnya dia jadi santri idola di pondok dulu" ucap Syafa sembari menatap ke arah Arkan dengan senyum manis nya.

Sedangkan Arkan yang ditatap seperti itu tidak perduli sama sekali. Bahkan dia tidak mengalihkan pandangannya dari Arini, dan itu disadari oleh semua orang yang duduk di meja tersebut kecuali Arini sendiri.

"Kelas" ucapan singkat dengan nada dingin itu terdengar sehingga membuat mereka yang masih duduk langsung berdiri dan berjalan menuju ke kelas.

Arini yang melihat Abang kembarnya berjalan di depan mereka tiba-tiba menyusul dengan berlari kecil dan memposisikan diri di tengah-tengah si kembar sembari menggandeng tangan mereka.

Sedangkan Sasa yang melihat hal itu hanya menampilkan senyum tipis nya, dia sudah sangat hafal dengan kelakuan Arini yang satu ini.

Dia tidak pernah marah walaupun setiap kembali dari kantin akan diabaikan oleh sahabatnya, justru dia senang melihat keakraban mereka bertiga.

Karena baginya kebahagiaan Arini juga menjadi kebahagiaannya. Arini sudah dia anggap seperti adiknya sendiri, sehingga sudah menjadi kewajibannya untuk selalu melindungi gadis manis itu.

***

Arini sekarang sudah rapi dengan setelan gamis sederhananya, ia kemudian menuruni tangga untuk menemui bunda nya.

"Bundaa, bunda dimana" panggil Arini dengan suara yang lumayan keras.

"Bunda di dapur sayang" terdengar suara sang bunda yang tak kalah keras.

Arini pun menuju ke dapur untuk melihat apa yang sedang dilakukan bunda nya.

"Bunda lagi ngapain sih? Sibuk banget"

"Ini bunda baru selesai bikin kue, coba kamu cicipin soalnya ini resep baru" ucap bunda nya Arini sembari menyuapi Arini sepotong kue.

"Emm, iwni emwnak bangwet bund" ucap Arini dengan mulut yang masih penuh dengan kue sehingga ucapan nya tidak terdengar jelas.

"Abisin dulu sayang kue nya, baru kamu ngomong nanti keselek loh" sedangkan bunda nya Arini hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan putri nya itu.

Setelah menghabiskan kue yang ada di mulutnya Arini kembali berucap "kue nya enak banget tau bund, Arini mau lagi dong".

Saat akan mengambil sepotong kue lagi tiba-tiba saja tangannya sudah di hentikan oleh sang bunda.

"Eits, nanti lagi makannya. Nih anterin dulu ke rumah mama baru lanjut makan kue lagi" ucap bunda Arini sembari memberikan sebuah wadah yang sudah pasti berisi kue untuk diantar ke rumah sebelahnya.

"Iyaiya, yaudah Arin ke rumah mamah dulu ya bund. Tapi gak langsung pulang soalnya mau sekalian main"

"Iya iya"

"Arin pergi ya bund assalamu'alaikum" ucap Arini sambil menyalami tangan bunda nya.

"Wa'alaikumussalam"





Alhamdulillah, terimakasih untuk yang sudah baca dan memberikan vote untuk cerita ini..


Salam hangat dari Arkan dan Arin🐼

Sampai jumpa di part selanjutnya :)

Couple "A"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang