Couple "A" - 3

53 12 8
                                    

Assalamu'alaikum

Kembali lagi di cerita Arkan dan Arin❤️

Ada yang nungguin gak nih??
Oh iya sekedar informasi aja, insyaallah untuk cerita ini aku bakal up satu minggu sekali yaa :)

Semoga suka❤️

Happy reading 🐼

.
.
.
.
.

Jam sudah menunjukkan pukul 19.10 sedangkan gadis dengan hijab pashmina berwarna pink itu masih betah berkeliling untuk mencari novel dengan laki-laki yang selalu setia berada di belakang gadis itu seraya membawa beberapa novel di tangan nya.

Mereka adalah Arini dan Devano, ya rencana untuk pulang sebelum Maghrib gagal total karena Arini yang merengek untuk diantar ke toko buku untuk membeli novel.

Alhasil Devano hanya menuruti keinginan gadis itu, jika tidak siap-siap saja dia akan diabaikan selama satu Minggu penuh.

"Abang Pano menurut Abang Arin ambil yang mana, yang ini apa yang ini" ucap Arini yang tiba-tiba berbalik badan menghadap ke arah Vano sambil mengangkat dua novel yang ia pegang.

"Hmm, yang ini aja" Vano menunjuk salah satu novel di tangan kanan Arini.

"Emm, oke deh Arin ambil dua-duanya aja" balas Arini seraya memeluk dua novel yang ia pegang kemudian berjalan ke arah kasir dan meninggalkan Vano yang masih bengong di belakangnya.

Sedangkan Devano dibuat gemas oleh adik sepupu yang sial nya sangat ia sayangi, untuk apa bertanya jika ujung-ujungnya memilih keduanya, pikir Vano.

Arini yang merasa tidak ada orang yang mengikuti nya lantas menoleh ke belakang, dan benar saja Abang nya justru masih diam di tempat sambil menggerutu dengan mulut yang sudah komat Kamit.

"Abang Pano ngapain diem disitu, sini ih novel nya mau di bayar dulu" panggil Arini seraya menggerakkan tangannya memanggil Vano.

Sedangkan Vano melangkah malas-malasan menuju ke kasir, tubuh nya sudah sangat lelah karena berkeliling hampir satu jam di toko buku ini.

"Totalnya jadi 650.000 mbak" ucap penjaga kasir.

"Sebentar ya mbak" balas Arini seraya tersenyum.

"Ehem, Abang Pano" Arini pun menoleh ke belakang seraya menadahkan tangannya pada Vano. Sedangkan Vano hanya mengangkat alis nya pertanda dia tidak mengerti dengan maksud gadis manis di depannya ini.

"Minta uang buat bayar novel boleh" ucap Arini dengan wajah polos serta tatapan mata yang sangat menggemaskan.

Vano hanya pasrah, habis sudah uang saku nya untuk bulan ini. Tapi tidak masalah, selama tuan putri nya senang dia tidak keberatan.

Vano pun mengeluarkan tujuh lembar uang seratus ribuan yang langsung diterima dengan senang oleh Arini. Setelah selesai mereka keluar untuk pulang ke rumah, karena sedari tadi saudara kembar dan sepupu nya sudah meneror Vano melalui pesan untuk segera membawa Arini pulang.

***

Kini motor Vespa yang dinaiki oleh Vano dan Arini sudah terparkir rapi di halaman rumah mewah bertingkat dua dengan model yang sangat elegan.

Terlihatlah dua pemuda tampan yang sedang sibuk mondar-mandir dengan wajah cemas nya, mereka adalah Devian dan Gibran.

Melihat kedua pemuda itu sudah membuat nyali vano menciut, bagaimana tidak dia sudah tau apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini.

"Assalamu'alaikum abang-abang nya Arin yang tampan, Arin pulang" suara salam dari Arini membuyarkan lamunan Vano dan tentu saja mengalihkan perhatian dari dua pemuda lainnya.

"Wa'alaikumussalam, kamu darimana sih dek ini udah malem, di telfon gak diangkat Abang khawatir loh" ucap Gibran yang merupakan kakak kandung dari Arini.

Muhammad Gibran Al Fatih yang biasa dipanggil dengan nama Gibran kakak satu-satunya Arini. Usia Gibran dan Arini hanya berjarak satu tahun, dan sekarang Gibran kelas XII di SMA yang sama dengan Arini.

"Tadi Arin abis jalan-jalan sama Abang Pano, terus Arin ajak Abang Pano ke toko buku. Maaf udah buat Abang kahwatir" ucap Arini sambil menunduk, tidak berani menatap wajah abangnya.

Sedangkan Vano hanya diam saja sembari melihat ke arah kembarannya yang sudah menatap tajam dirinya sedari tadi. Sebenarnya Vano sudah biasa ditatap seperti itu, tapi tetap rasanya masih sangat menyeramkan.

"Ehem, maaf bang tadi Arin pergi sama Vano ke taman tapi Arin malah minta anterin ke toko buku jadi yaudah Vano iyain aja. Terus masalah telfon tadi hp Vano lowbat, jadi gabisa ngabarin Abang sama Vian" jelas Vano panjang lebar.

Sedangkan Davian hanya menghembuskan nafasnya saja, dia tidak marah sama sekali pada Vano ataupun Arini, namun dia sangat khawatir karena mereka berdua tidak ada yang bisa dihubungi.

"Yaudah gapapa, lain kali kalo mau pergi-pergi lagi bilang dulu sama bang Gibran atau gak bang Vian ya biar kita gak khawatir" ucap Vian seraya mengelus pelan kepala Arini.

Sedangkan Vino dan Arini hanya menganggukkan kepala mereka saja, mereka masih merasa bersalah karena sudah membuat banyak orang khawatir.

"Yaudah adek masuk gih, udah ditunggu sama ayah bunda di dalem"

Arini segera masuk ke dalam rumah untuk menemui ayah dan bunda nya, bahkan dia sampai lupa untuk mengucapkan terimakasih pada Vano karena sudah mentraktir nya hari ini.

Dan tersisa lah tiga pemuda tampan yang masih setia dengan kesunyian mereka. Sepertinya tidak ada yang berniat untuk bicara.

"Ehem" sebuah suara yang berasal dari Vian memecahkan kesunyian.

"Yaudah bang, Vian sama Vano pulang dulu ya soalnya mama sama papa udah nunggu juga dirumah"

"Gamau masuk dulu?" Tanya Gibran pada pemuda kembar tersebut.

"Gausah bang, titip salam aja buat ayah sama bunda"

"Yaudah hati-hati dijalan"

"Ck, rumah sebelahan juga pake hati-hati dijalan" cibir Vano dengan suara yang sangat pelan sehingga tidak ada yang mendengar.

Memang rumah si kembar dan Arini itu bersebelahan, alasannya ya karena orangtua si kembar tidak mau jauh-jauh dari tuan putri mereka.

Katakanlah jika mereka berlebihan, namun itulah kenyataannya. Arini merupakan putri kesayangan di keluarga mereka, entah apa alasan khusus yang menjadikan gadis manis penyuka coklat itu menjadi tuan putri untuk keluarga besarnya.

"Yaudah bang kalo gitu kita pamit dulu ya, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" ucap Gibran pada keduanya.





Sorry kalo ceritanya ngebosenin, untuk konflik pasti bakal ada tapi mungkin belum di awal-awal ya guys.

Jadi ikuti terus kisah Arkan dan Arin..😁

Alhamdulillah, terimakasih untuk yang sudah baca dan memberikan vote untuk cerita ini..


Salam hangat dari Arkan dan Arin🐼

Sampai jumpa di part selanjutnya :)

Couple "A"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang